Berawal dari Pendapat Inul Daratista; ini Perbedaan Warganet di TikTok, Instagram, Twitter, Facebook

Warganet TikTok Instagram

Banyak anak muda yang setiap hari membuka media sosial. Mulai dari Instagram, Twitter, sampai TikTok yang akhir-akhir ini semakin ngetren. Setiap media sosial mempunyai kelebihan yang bisa membuat penggunanya ketagihan. Misalnya, konten andalan TikTok adalah video receh sedangkan Instagram lebih fokus pada foto yang estetik.

Apakah platform yang berbeda membuat sifat penggunanya juga berbeda? Menurut pedangdut Inul Daratista yang aktif di berbagai media sosial, begitulah kondisinya. Yuk simak penjelasan berikut!

Baru-baru ini, Inul Daratista berpendapat bahwa warganet di TikTok lebih mulia daripada di Instagram. Pasalnya, mereka jarang memberi komentar jahil dan nyinyir

Pada Sabtu (8/8), Inul mengunggah pendapat yang memancing diskusi warganet. Pedangdut ini merupakan pengguna TikTok sekaligus Instagram. Menurut Inul, pengguna TikTok jauh lebih mulia karena jarang memberi komentar menyakitkan. Mereka juga terlihat gembira dengan berbagai video yang receh. Sebaliknya, banyak warganet di Instagram yang nyinyir tentang berbagai hal. Inul adalah salah satu artis yang kerap menjadi sasaran komentar warganet.

Seperti kata Inul, warganet di TikTok memang terkesan santai dan kebanyakan konten yang diunggah pun lucu-lucu. Itulah yang membuat jumlah komentar buruk lebih sedikit

TikTok / Credit: Photo by Kon Karampelas on Unsplash via unsplash.com

Dirilis sejak 2016, awalnya TikTok sempat dicap sebagai aplikasi yang alay. Saat itu variasi kontennya memang masih sedikit, berkisar pada video joget yang nggak jelas. Tetapi lama-kelamaan para pengguna yang didominasi usia 16-24 tahun semakin kreatif. Mereka membuat video masak-memasak, tutorial make-up, menggambar, life hack yang berguna, dan masih banyak lagi (tentunya masih ada juga yang suka joget nggak jelas).

Itulah yang membuat kepopuleran TikTok meningkat drastis. Terutama di Cina, India, Amerika, dan tentunya Indonesia. Semua orang bisa membuat konten dengan gampang karena tersedia berbagai filter dan lagu yang menarik. Apalagi seperti kata Inul, jarang ada komentar negatif di TikTok karena warganet sudah maklum dengan berbagai konten receh. Kecuali untuk konten yang bersifat menyombongkan diri seperti pamer kekayaan, pamer kecantikan atau ketampanan, pamer kemesraan, dan sebagainya.

Di sisi lain, sejak dulu banyak warganet di Instagram yang terobsesi untuk kelihatan sempurna, sukses, dan kaya. Meskipun realitanya belum tentu seperti itu

Pengguna Instagram / Credit: Photo by Josh Rose on Unsplash via unsplash.com

Instagram sudah sejak lama menjadi media sosial favorit orang-orang Indonesia. Pengguna terbanyak berasal dari generasi milenial, terutama yang berusia 18-34 tahun . Konten yang ditonjolkan adalah foto dan video, bahkan nggak masalah kalau tanpa caption sama sekali. Itulah yang membuat para penggunanya sangat mementingkan visual.

Banyak warganet di Instagram beranggapan, foto dan video adalah cerminan kehidupan seseorang. Jadi mereka berlomba-lomba menciptakan “kehidupan” yang sempurna. Bisa dengan mengunggah kebahagiaan saat wisuda, saat menikah dan punya anak, saat berlibur, dan masih banyak lagi. Tentu nggak ada yang salah dengan itu. Tetapi, mereka jadi terlalu fokus pada kesempurnaan dan malu bersikap apa adanya. Ada pula kecenderungan untuk “menyerang” orang-orang yang menyimpang dari standar sosial.

Bagaimana dengan warganet Twitter? Mereka justru nggak malu-malu mengakui diri apa adanya, termasuk menjadi sobat misqueen

Mengakses Twitter / Credit: Photo by MORAN on Unsplash via unsplash.com

Berkebalikan dengan Instagram, Twitter membuat orang-orang nyaman untuk curhat dengan jujur. Bisa jadi karena konten yang diandalkan adalah teks, bukan foto maupun video. Para pengguna Indonesia juga nggak jaim dan dengan santai mengaku diri sebagai sobat misqueen, jomblo, butuh kasih sayang, dan sebagainya. Kekurangannya, kini banyak warganet yang melakukan spam iklan seperti di Instagram sehingga mengganggu interaksi.

Sementara itu, jumlah pengguna Facebook adalah yang terbanyak di antara media sosial lainnya. Bisa menjangkau segala usia sih!

Bermain Facebook / Credit: Photo by Glen Carrie on Unsplash via unsplash.com

Menurut laporan Statista , Facebook adalah media sosial dengan jumlah pengguna aktif terbanyak di dunia, yaitu 2,6 miliar pada Juli 2020. Media sosial ini memang bisa menjangkau segala jenis usia di berbagai negara. Kebanyakan pengguna aktif di Indonesia adalah perempuan berusia 18-24 tahun dan laki-laki berusia 25-34 tahun. Sedangkan jenis konten yang diunggah cenderung netral karena Facebook terkesan kurang privat, sebab biasanya mereka juga berteman dengan banyak rekan kerja dan keluarga besar.

Itulah perbedaan warganet di berbagai media sosial. Kamu termasuk yang mana nih? Apa pun media sosial yang digunakan, sebaiknya kita menghindari komentar nyinyir yang berlebihan. Sebab unggahan yang negatif bisa merusak citra kita di mata orang lain, termasuk (calon) rekan kerja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day