Balada Susahnya Open Adopsi Kucing Kampung. Giliran Kucing Ras Aja pada Rebutan~

Memiliki hewan peliharaan memang menjadi impian besar bagi sebagian orang. Pasalnya, dengan memelihara hewan kesayangan, hal tersebut dapat memiliki banyak manfaat, khususnya sebagai stress release dikala pikiran sedang pusing dan banyak tekanan. Apalagi jika udah ngomongin tentang kucing, salah satu hewan lucu yang paling digemari oleh banyak orang di seluruh dunia termasuk warga Indonesia.

Advertisement

Ngobrolin tentang kucing, saat ini kita bisa memiliki hewan lucu tersebut dengan berbagai cara. Salah satu yang paling sering dilakukan oleh banyak orang adalah dengan mengadopsinya. Namun, ada hal unik yang terjadi di sini betapa nasib kucing kampung alias domestik nggak seberuntung kucing ras luar negeri. Coba aja lihat di forum-forum media sosial, kalau ada yang bikin unggahan soal open adopsi kucing kampung aja sepinya minta ampun, giliran kucing ras buat rebutan. Hadeeeh!

Memang bener sih, yang namanya adopter juga punya hak buat memilih, tapi fenomena ini kadang terasa miris

Ilustrasi kucing kampung / Credit: Pinterest via www.liputan6.com

Namanya orang, mau adopsi kucing sih memang benar jika mereka berhak memilih kucing seperti apa yang bakal mereka rawat dan dipelihara. Entah itu kucing kampung, kucing ras berbulu pendek, kucing ras berbulu panjang, atau mungkin kucing dengan jenis yang langka sekalipun. Masalahnya, fenomena ketimpangan antara kucing kampung dengan kucing ras yang terjadi saat ini terasa miris dan bikin kita ngelus dada. Posting di media sosial tentang open adopsi kucing kampung mah boro-boro ramai respons, dilirik aja udah untung banget. Beda ceritanya kalau yang diunggah adalah kucing ras luar negeri, hmmmmmm~

Padahal kucing kampung atau domestik kalau dirawat sepenuh hati juga nggak kalah bagus sama kucing ras lainnya kok

Kalau dirawat juga cantik / Credit: BBC via www.bbc.com

Banyak orang menganggap bahwa bentuk kucing domestik alias kucing kampung nggak selucu kucing ras luar negeri lainnya. Mulai dari bulunya yang nggak panjang hingga kelakuannya yang dinilai kurang menggemaskan. Padahal kalau dirawat dengan sungguh-sungguh, kucing kampung juga nggak jauh menggemaskan dan cantik dibandingkan dengan kucing ras lainnya lo.

Advertisement

Kamu harus ingat juga, kucing kampung sering kali lebih pemberani dan nggak manja kalau dibandingkan dengan kucing ras luar negeri lo. Sama ular aja nggak takut, apalagi kalau cuma disuruh kejar-kejaran sama tikus, urusan sepele itu mah. Pernah, kan, kamu lihat kucing kampung yang bulunya tetap terawat, tampak bersih, sifatnya kalem, jinak, pokoknya udah kayak kucing ras? Itulah jadinya kalau kucing kampung dirawat dengan sepenuh hati.

Ternyata persoalan good looking nggak cuma ada di manusia, tetapi juga di dunia kucing. Padahal kalau buang air juga sama-sama bau~

Cantiknya kucing domestik / Credit: Reqnews via www.reqnews.com

Setelah menengok fenomena tentang adopsi kucing ini, akhirnya kita sama-sama tahu, jika ternyata persoalan good looking itu nggak cuma ada di manusia aja, tapi juga ada di dunia kucing. Sama dengan manusia, kucing yang good looking setidaknya di mata sebagian orang pun tentunya juga punya privilese dan penilaian tersendiri. Lain halnya dengan nasib kucing domestik alias kucing kampung. Lha wong mau dirawat sampai kayak gimana juga bagi sebagian orang tertentu citranya masih aja sebagai kucing liar yang rusuh, urakan, dan susah buat diatur dan dipelihara. Padahal kalau dipikir-pikir juga sama-sama bau, kan, kalau lagi buang air? Hadeeh!

Nah, buat kamu yang pengin banget adopsi kucing ras luar negeri, coba ditengok-tengok dulu kemampuan diri sendiri. Mulai dari waktu, tempat, hingga finansial yang memadai. Pasalnya, perawatan kucing ras dengan kucing domestik tentu aja punya banyak perbedaan. Untuk siapa pun yang hendak melepas-adopsikan anak kucingnya juga harus mempertimbangkan banyak hal. Jangan sampai kucingmu akhirnya jatuh ke tangan yang nggak tepat dan akhirnya malah nggak terurus. Kasihan, kan? 🙁

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE