4 Tipikal Anak Daerah Kuliah di Jakarta Dilihat dari Perubahan Sikapnya. Langsung Jadi Lo-Gue!

Ngomongin tentang kelucuan anak daerah yang kuliah di Jakarta, ada banyak banget hal yang bisa dibahas. Salah satunya adalah tipikal-tipikal mereka jika dilihat dari perubahan sikapnya. Nggak bisa dimungkiri lagi kalau terdapat berbagai perbedaan yang ada di daerah dengan di Jakarta. Apalagi kalau kamu berasal dari Jawa, pasti langsung dijadikan ceng-cengan. Padahal Jakarta, kan, di Jawa juga, ya. 🙁

Advertisement

Nggak sedikit anak kuliahan dari daerah yang tiba-tiba mengalami perubahan drastis ketika merasakan vibes dari kota Metropolitan tersebut. Terlebih dengan sikap mereka, mulai dari perubahan yang wajar, sampai yang aneh-aneh pun juga ada. Simak ulasan di bawah ini deh.

1. Di urutan pertama, ada yang kagetan, penginnya langsung muter-muter, nongkrong sana-sini. Gaul sama geng hedon, giliran akhir bulan bingung

Gaya hidup hedon / Credit: Basabasimalam

Tipikal yang pertama ini sebenarnya wajar banget, apalagi kalau memang di daerahnya nggak ada berbagai macam hiburan kayak yang ada di kota besar. Ibaratnya kamu disuguhin sama sesuatu yang baru, pasti dong kalau bikin penasaran. Masalahnya, hal kayak gini suka nggak kekontrol, saking ngebet dan penasarannya sama kehidupan di Jakarta, semua hal dicobain.

Mulai dari ngopi cantik, nongkrong di berbagai kafe, sampai Rabu gaul rutin seminggu sekali. Udah gitu biasanya jadi rajin banget upload foto di Instagram dengan teman-teman barunya. Nah, giliran akhir bulan tuh baru bingung duitnya lari ke mana aja~

Advertisement

2. Kebelet gaul, semua hal yang dianggap keren penginnya diikutin. Padahal orang tua cari duit sampai jungkir balik 🙁

Balapan mobil liar ala anak kota / Credit: Jatimtimes

Semakin ke sini, biasanya anak daerah yang lost control melihat kehidupan kota besar semakin menjadi-jadi. Semua hal maunya dicoba, nggak boleh ada yang ketinggalan. Ikut temannya balapan mobil, minum-minuman alkohol mahal, party setiap malam saat ada kesempatan. Kalau udah begini sih biasanya dilakukan karena biar nggak kelihatan katrok. Padahal apa salahnya sih jadi anak daerah? Hmmm.

Kalau keuangan mencukupi sih nggak masalah, tapi nyatanya banyak di daerah yang orang tuanya jungkir balik cari duit buat kuliahin anaknya. Ternyata anaknya di kota malah nggak beres.

3. Norak abis, langsung nggak kenal lagi sama sapaan ‘aku-kamu’, tahu-tahu jadi ‘lo-gue’, meskipun pengucapannya jadi ‘ghueee’

Ilustrasi nongkrong dan ngobrol / Credit: Pexels

Advertisement

Kalau udah masuk ke fase ini, biasanya jadi fase-fase yang paling menjengkelkan. Kamu pasti punyalah sesama teman dari daerah yang kalau lagi liburan terus balik ke daerahnya dipanggil pakai ‘aku-kamu’, tapi dibalesnya pakai ‘lo-gue’.

Sebenarnya nggak ada masalah sih, cuma pengucapannya itu lo. Nggak usah memaksakan pakai lo-gue kenapa sih? Malah jadi aneh gitu, biasanya sih ngomong gue jadi ‘ghueee’ mantep banget dan tentunya medok. Kelihatan keren juga nggak, yang ada malah dikata norak sama anak-anak daerah.

4. Menjiwai anak-anak Jakarta banget, kalau dipanggil pakai ‘aku-kamu’ langsung baper. Ealaaah!

Ilustrasi baper / Credit: yopiefranz

Fase dan tipikal yang terakhir ini biasanya udah sampai bikin benar-benar jengkel. Masih melanjutkan perkara ‘lo-gue’ tadi, anak daerah yang masuk ke fase ini makin menjiwai banget sebagai anak Jakarta. Dipanggil pakai ‘aku-kamu’ aja langsung baper. Padahal dulu biasanya sehari-hari juga begitu.

Tapi tunggu dulu, nggak semuanya kayak gitu kok, tapi memang banyak juga yang berubah jadi begitu. Bolehlah mau berubah gimana aja, tapi kalau udah kebangetan jangan dibawa-bawa ke sesama anak daerah, daripada teman-temanmu malah pusing sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE