Semakin berkembangnya teknologi, membuat semua orang mudah untuk mendapatkan apapun yang mereka butuhkan. Tak terkecuali pasangan. Dengan adanya beragam aplikasi mencari jodoh, mereka bisa mendapatkan lawan berbicara dengan mudah yang kemudian dilanjutkan dengan chat personal. Nah, dari sinilah awal mula lahirnya sexting. Sexting merupakan kegiatan chatting yang ditekankan pada konten seksual virtual yang dapat merangsang kedua pihak yang bersangkutan. Dan kegiatan ini marak terjadi di kalangan anak muda, bahkan, orang tua dan anak di bawah umur pun udah nggak asing lagi dengan kegiatan ini.
Yang menjadi permasalahan bukanlah siapa aja pelaku sexting itu. Melainkan mereka tahu nggak sih, dampak apa yang bisa menyerang mereka di kemudian hari? Ini masalahnya.
Jadi ketergantungan dengan orang lain atau lawan sexting. Dampaknya seperti narkoba, kalau nggak ada lawan: sakaw!
Sama seperti narkoba, kegiatan ini pun memiliki efek yang serupa. Kalau kamu nggak punya lawan atau kawan untuk sexting, kamu akan merasa kesepian. Jauh daripada itu, kamu akan merasa seperti orang sakaw, merasa ‘kesakitan’ kalau nggak punya lawan.
Menjadi kebiasaan, kamu nggak punya tata krama dalam bertukar pesan dengan lawan jenis. Sopan santunmu kurang!
Kebiasaan sexting ini bisa berdampak pada penyimpangan moral. Kasarnya, moralmu sudah rusak. Karena dari kebiasaan ini, kamu akan melihat segala sesuatunya dengan otak mesum. Kamu akan selalu berandai-andai, “Sexting sama dia asyik kali, ya?”
Bahkan, ketika kamu chatting dengan orang lain, khususnya cewek, kamu akan kehilangan kontrol diri dalam bertukar pesan. Mungkin kamu nggak merasa, tapi menurut mereka, kamu nggak punya sopan santun sama sekali dalam ber-chatting.
Kalau lawan sexting-mu kecewa padamu, bukan nggak mungkin dia akan menyebarkan foto atau video yang pernah kamu berikan
Yang berbahaya adalah ketika lawan atau teman sexting-mu kecewa denganmu suatu hari nanti. Ketika seseorang udah kepalang kecewa, bukan nggak mungkin dia akan melakukan hal-hal yang nggak menyenangkan bagi orang yang mengecewakannya. Bisa jadi, dia akan menyebarkan foto atau video yang pernah kamu kirimkan ke dia. Selama itu udah ada di dunia maya, semua yang nggak mungkin bisa menjadi mungkin.
Bisa juga kamu terkena sextortion, pemerasan kalau file yang kamu terima jatuh ke tangan orang lain yang nggak bertanggung jawab
Satu hal yang paling bahaya dari hubungan dalam dunia maya adalah sextortion. Ini merupakan istilah baru dalam eksploitasi online. Tapi, istilah ini cukup mengerikan buat kamu yang berkemungkinan bisa mengalaminya. Sasaran utamanya adalah orang yang suka mengirimkan konten porno; foto dan video. Dengan file itulah mereka akan memintamu ‘tebusan’, mendapatkan uang dari hasil pemerasan.
Nah, hal ini juga bisa kamu alami ketika keseringan ber-sexting dengan orang lain. Kita nggak akan pernah tahu, apa yang akan mereka lakukan setelah mengirim konten seksual itu ke mereka. Berani bayar berapa kamu?
Dampak sosial yang nyata kalau foto/videomu tersebar. Apa kata keluargamu, tetanggamu, rekan kerjamu?
Hal ini bisa merusak citra dirimu yang selama ini nggak pernah orang-orang kira. Kamu yang di mata mereka merupakan seorang yang baik, kalem, nggak suka aneh-aneh, akan berubah seketika mereka melihat fotomu yang cukup vulgar di dunia maya. Apa kata mereka nantinya?
Cyber bullying itu ada di mana-mana. Dampaknya, kejiwaanmu bisa terganggu kalau belum terbiasa!
Setelah semua kejahatan di dunia maya menyerangmu, kamu akan kehilangan segalanya, termasuk hidupmu di dunia maya! Cyber bullying di medsos itu bebas berkeliaran. Kamu akan cukup kesusahan untuk melacak dan menuntut mereka. Sebab apapun yang telah tersebar di internet, akan menjadi makanan publik. Dan semua orang berhak ‘menikmatinya’. 🙂
Ya, semua risiko ini akan kamu alami ketika kamu terus aja melakukan sexting. Lagipula, apa enaknya sih, berhubungan seksual secara virtual gitu? Hanya mengandalkan imajinasi? Haduh. 🙁