Belakangan ini banyak banget kasus mengkhawatirkan tentang bagaimana seseorang menghadapi depresi. Mungkin memang benar kehidupan sosial kita mengalami peralihan yang begitu serius. Sampai beberapa figur publik pun memutuskan untuk mengakhiri hidup. Masih ingat kejadian yang menimpa Sulli Ex f(x)? Pasalnya, dia yang sering mencurahkan perasaannya di media sosial sempat dapat banyak rundungan dari warganet.
Sebenarnya sah-sah aja kalau mau menggunakan media sosial kita sebagai tempat mencurahkan keluh kesah. Bahkan orang lain punya pilihan untuk nggak mengikuti unggahan kita, kan? Tapi justru kebiasaan yang terbentuk sedikit berbeda. Mereka yang seolah butuh tempat cerita dan mencurahkannya di medsos justru jadi bahan nyinyiran dan dibilang cari perhatian. Benarkah? Kulik bareng Hipwee Hiburan, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Mereka yang curhat di media sosial mungkin sudah nggak punya pilihan untuk curhat di tempat lain. Kalau lagi bingung, nggak kepikiran juga langsung ke psikolog

Mereka sebenarnya lagi bilang: aku butuh pertolongan. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
2. Bahkan ada yang sampai jadi bahan omongan karena curhat di media sosial. Mungkin memang berlebihan, tapi yaudah sih, namanya juga sedang bermasalah. Nggak usah ditambah-tambahin masalahnya

Padahal teman-temannya punya pilihan buat mengabaikan. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
3. Akhirnya ada yang punya pikiran berlebihan dan malu mencurahkan isi hatinya. Dipendam dan nangis sendirian itu nggak enak

Semangat, ya! via twitter.com
ADVERTISEMENTS
4. Mungkin seharusnya kita berbenah dan memaklumi siapa pun yang mencurahkan apa pun di media sosialnya

Lebih baik diam daripada memberikan beban tambahan dengan sebel sama mereka. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
5. Sampai-sampai banyak orang bikin akun alter yang memang digunakan buat โnyampahโ. Seolah dengan identitas baru mereka lebih bebas dari penghakiman orang-orang sekitar

Kita nggak berlebihan, lingkungan sosial yang kadang kejam. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
6. Sejatinya yang curhat di sosmed itu nggak segitunya butuh saran, perhatian, bahkan pujian. Terkadang mereka cuma ingin menguraikan masalah biar jadi lebih lega

Lucu sih kalau dilarang curhat di medsos tapi di kehidupan nyata juga tetap diabaikan. via twitter.com
7. Saking terbiasanya kita dengan budaya risih ketika ada yang curhat di medsos, banyak yang jadi nggak peduli. Kayaknya mindset ini perlu dibenerin

Nggak ada salahnya menanyakan apakah dia baik-baik saja dan butuh pendengar buat curhatnya. via twitter.com
8. Ada juga yang hanya sekadar ingin sambat. Makanya, nggak usah kebaper-baperan dan merasa mereka adalah orang yang berlebihan karena apa yang mereka lakukan adalah hal yang wajar

Setiap orang butuh cari tempat sambat terbaik. via twitter.com
9. Saking nggak percaya dirinya kita karena takut makin dirundung, curhatan yang terlanjur diunggah pun dihapus lagi

Akibat lingkungan sosial kita yang menyudutkan orang-orang curhat. via twitter.com
Sejatinya curhat, marah, dan sambat itu wajar diungkapkan buat melepas energi negatif dalam diri kita. Asalkan nggak melebih-lebihkan keadaan dan merugikan pihak tertentu, tentu curhat di medsos sah-sah aja. Kalau cuma kesilet pisau, lalu mengunggah video nangis-nangis sambil sambat kalau dunia nggak adil, nah, baru, itu berlebihan!