Hal Absurd yang Pasti Dirasakan Ketika Menempuh Ujian SIM. Deg-degan Banget!

Sebagai masyarakat yang baik, tentu kita semua udah paham jika segala hal berlandaskan hukum yang mengaturnya. Begitu juga dengan hukum tentang berkendara, yang salah satunya adalah mewajibkan kita untuk memiliki SIM alias Surat Izin Mengemudi bagi yang berusia 17 tahun ke atas sebagai lisensi mengemudi atau mengendarai kendaraan bermotor. Artinya kamu nggak diperbolehkan secara resmi untuk berkendara di tempat umum selama belum memiliki SIM.

Advertisement

Untuk mendapatkan SIM itu sendiri, caranya pun bisa dibilang nggak mudah. Kamu harus lolos berbagai macam persyaratan di kantor kepolisian yang dibuktikan dengan beberapa rangkaian tes, meski sampai sekarang banyak yang namanya oknum orang dalam sih. Bagi yang udah pernah merasakan gimana pengalaman melakukan tes mendapatkan SIM, pasti paham beberapa hal di bawah ini.

1. Sering banget, antreannya mengular. Pokoknya bikin gelisah, nggak kalah sama ujian skripsi!

Ilustrasi ujian SIM / Credit: Solopos via m.solopos.com

Udah bukan hal yang baru lagi kalau segala macam birokrasi di negara ini kadang terasa ribet banget. Ngantre pendaftaran dan juga tes pembuatan SIM ini adalah salah satunya yang kerap kali bikin jengkel. Pasalnya, kalau datangnya nggak pagi-pagi banget, biasanya kita bakal dapat giliran untuk maju baru ketika siang hari. Udah gitu selama ngantre rasanya gelisah banget, ngalah-ngalahin gelisahnya ujian skripsi deh!

2. Paling apes kalau dapat jatah ujian weekend, yang nonton banyak banget berasa mau dipermalukan di depan umum dan dicari-cari kesalahannya! 🙁

Ilustrasi pendaftaran ujian SIM / Credit: Megapolitan kompas via megapolitan.kompas.com

Sebagian orang mungkin nggak tahu bahwa setelah mendaftar ujian SIM, biasanya kita nggak langsung diuji. Terkadang kita harus menunggu beberapa hari setelah itu untuk mendapatkan giliran tes praktik.

Advertisement

Nah, yang paling males sih kalau dapat giliran ujian saat weekend alias akhir pekan. Udah ganggu jam tidur dan leyeh-leyeh, yang nonton banyak banget lagi. Berasa mau dipermalukan di depan umum. 🙁

3. Track paling susah adalah saat memasuki lintasan zig-zag dan angka 8. Separuh ujian hidup ada di sini nih!

Lintasan delapan / Credit: Terupdatebahasansoal via terupdatebahasansoal.blogspot.com

Dari semua lintasan yang ada, track paling susah yang hampir diakui oleh orang-orang yang pernah merasakan ujian pembuatan SIM pasti adalah lintasan zig-zag dan bentuk angka delapan. Dua tipe lintasan ini benar-benar bikin pusing dan gelisah nggak berkesudahan. Makanya nggak heran jika banyak yang gugur saat mencoba melewati lintasan tersebut. Bisa dibilang sih kalau separuh ujian hidup kita ada di dua lintasan ujian pembuatan SIM ini.

4. Tapi memang setidaknya kita harus lulus sih, biar bisa melewati jalanan di Indonesia yang penuh dengan lubang seperti saat kita diuji di lintasan zig-zag sebelumnya~

Alasan lolos ujian SIM / Credit: Twitter memefess via twitter.com

Advertisement

Meski kita harus melalui sederet hal-hal yang absurd dan kadang nyebelin ketika melakukan ujian pembuatan SIM, paling nggak kita harus lulus sih. Nggak cuma biar bisa berkendara dengan aman dan nyaman ketika di jalan umum, tapi karena permasalahan jalanan di Indonesia itu sendiri. Tahu sendiri, masih banyak banget jalanan yang nggak beres di seluruh penjuru Indonesia dari Sabang sampai Merauke? Kalau lolos ujian SIM hitung-hitung biar bisa lancar saat melewati jalanan di Indonesia yang penuh dengan lubang. Paling nggak, kan, soalnya udah pernah dan teruji kemampuannya ketika melewati lintasan zig-zag.

Ingat, berkendaralah dengan kondisi mental dan kemampuan berkendara yang memadai, karena terkadang meski kita udah hati-hati di jalan, orang lain masih nggak bisa berhati-hati. Itulah pentingnya menguasai ilmu dalam berkendara dan memiliki SIM adalah salah satu hal untuk membuktikan persoalan tersebut. Kalau ngurus SIM aja males, jangan harap bisa sok-sokan boncengin gebetan ke sana-sini deh!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE