Drama Buku Tahunan yang Mungkin Nggak Dirasakan Anak Sekolah Zaman Sekarang. Sabar, Bestie~

Drama buku tahunan

Tren buku tahunan sekolah sebagai kenang-kenangan di akhir masa sekolah memang bukan baru-baru ini aja dilakukan oleh anak sekolah. Sebaliknya, tren ini sudah ada sejak bertahun-tahun silam dan bertahan hingga saat ini. Bedanya, jika zaman dulu buku tahunan dibuat dengan seadanya seperti misalnya foto-foto ala KTP, sekarang udah dikemas semenarik mungkin dengan berbagai macam konsep. Makanya nggak heran jika anak sekolahan begitu niat mengurus buku tahunan mereka sendiri tanpa campur tangan dari sekolahnya.

Sayangnya, di masa pandemi ini situasinya banyak yang berubah. Jangankan ada waktu buat mikirin konsep buku tahunan mau dibikin sekeren mungkin, bisa bertemu langsung dan bertatap muka dengan teman-teman di sekolah aja rasanya udah lebih dari cukup. Nggak dimungkiri juga bahwa pembuatan buku tahunan selalu diwarnai dengan drama khas yang nggak mungkin terlewatkan. Anak-anak sekolah zaman sekarang mana bisa merasakan hal-hal di bawah ini. :’)

1. Rebutan pengin jadi panitia utama buku tahunan biar kelihatan kalau eksis sama akhir masa sekolah

Ilustrasi foto ala buku tahunan / Credit: Pinterest

Nggak paham kenapa, tapi orang-orang yang ngurusin buku tahunan itu selalu dianggap sebagai anak eksis oleh teman-teman lainnya. Makanya nggak heran jika ada aja yang rebutan pengin jadi panitia utama untuk mengurus bukun tahunan. Paling-paling motivasinya juga biar ada fotonya satu halaman secara ekslusif di lembar paling belakang. Ngaku deeeh~

2. Ribut cari vendor buku tahunan yang keren dan terpercaya

Konsep ala buku tahunan / credit Pinterest

Meski capek dan banyak dramanya, proses yang satu ini terkadang ada kenangannya tersendiri bagi anak sekolah lo. Cari ke sini belum dapat, lari ke sana nggak cocok, akhirnya cuma eyel-eyelan dengan teman-temannya tentang mana yang paling keren dan terpercaya. Kayaknya anak sekolah zaman sekarang nggak perlu bayangin hal yang satu ini dulu deh. 🙁

3. Harap-harap cemas kalau dapat kelompok foto yang orang-orangnya nggak asyik, apalagi konsepnya nggak seperti yang diharapkan~

Khawatir sama teman satu kelompok / Credit: Pinterest

Setiap akan mempersiapkan buku tahunan, drama rutin yang satu ini nggak akan pernah bisa dihindarkan kecuali memang kelompoknya dibuat atas kemauan sendiri-sendiri. Masalahnya, seringnya yang terjadi sih kelompoknya udah ditentukan sama panitia. Paling males kalau dapat kelompok foto yang orangnya nggak asyik, apalagi nggak dekat sama kita.

4. Capek wara-wiri take foto biar kelihatan keren di buku tahunan, ternyata pas dicetak tetep aja kelihatan buluk :’)

Drama buku tahunan / Credit: Pinterest

Anak sekolah zaman sekarang ini kayaknya nggak akan merasakan gimana keselnya udah capek wara-wiri mengikuti arahan si fotografer agar hasilnya terlihat keren di buku tahunan, ternyata pas dicetak hasilnya beda jauh. Mending kalau diedit jadi makin cakep, tapi nggak jarang juga hasil editannya malah bikin terlihat lebih buluk. Belum lagi kalau nanti jadi bahan ejekan teman-teman lainnya. Hadeeeh!

5. Nggak bisa melihat foto gebetan zaman SMA di buku tahunan yang dulu nggak berhasil didapetin

Kenangan buku tahunan / credit: Pinterest

Dari semua drama yang berasal dari buku tahunan zaman sekolah, kayaknya yang satu ini jadi poin disayangkan buat anak sekolah generasi sekarang sih. Asal tahu aja deh, mantengin foto gebetan yang dulu semasa sekolah nggak berhasil kita deketin di buku tahunan itu ada sensasinya tersendiri lo. Nggak cuma buat ngobatin kangen, setidaknya buat mengingat gimana konyolnya kita saat sekolah dulu terkait dengan urusan percintaan.

Apa pun itu, semua pasti ada enak dan nggak enaknya kok. Semua hal yang terjadi juga pasti ada hikmahnya tersendiri. Meski nggak bisa bikin buku tahunan layaknya anak sekolahan di zaman normal kayak biasanya, setidaknya kita masih bisa berkomunikasi satu sama lain buat menjaga kewarasan sih.

Anak zaman sekarang, bikin buku tahunannya via Zoom dulu aja, ya. Hehe~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam