Siapa nih yang akrab sama media sosial, tapi baru tahu kalau setiap tanggal 10 Juni itu diperingati sebagai Hari Media Sosial Nasional?
Yup, jangan kaget! Meskipun kita hampir tiap hari ya scrolling, posting, atau sekadar stalking di media sosial, kenyataannya masih banyak kok yang belum tahu soal peringatan ini.
Penasaran kan, awal mulanya kenapa per tanggal 10 Juni diperingati sebagai Hari Media Sosial Nasional? Lalu, siapa sih yang pertama kali mencetuskan ide ini? Kenapa harus tanggal 10 Juni? Dan kenapa nggak ada seremoni seperti hari besar lainnya? Yuk, kita kupas bareng 8 fakta soal Hari Media Sosial Nasional yang mungkin baru kali ini kamu dengar!
ADVERTISEMENTS
1. Hari Media Sosial Nasional Bukan Hari Nasional Resmi
Meskipun sering dirayakan warganet, Hari Media Sosial Nasional ini tidak tercatat sebagai hari nasional resmi oleh pemerintah Indonesia. Jadi, kalian tidak akan menemukannya di kalender nasional seperti Hari Kartini atau Hari Pahlawan, dan pastinya juga bukan tanggal merah.
Perayaannya lebih banyak dilakukan secara organik, melalui kampanye digital dari para pengguna media sosial, influencer, hingga brand-brand besar yang memanfaatkan momentum untuk mengedukasi sekaligus menghibur netizen.
Fenomena ini menunjukkan bahwa di era digital, sebuah “hari besar” bisa lahir dan berkembang tanpa harus ada legitimasi dari lembaga formal. Sama halnya dengan banyak perayaan online lain yang muncul dari komunitas dan masyarakat digital, Hari Media Sosial Nasional menjadi contoh bagaimana kekuatan media sosial dapat membentuk budaya baru secara spontan.
ADVERTISEMENTS
2. Diprakarsai oleh Praktisi Pemasaran Handi Irawan Djuwadi
Hari Media Sosial Nasional pertama kali dicetuskan oleh Handi Irawan D, seorang pengusaha dan pakar pemasaran asal Indonesia. Pada tahun 2015, ia menginisiasi ide ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan media sosial secara bijak dan positif.
Menurut Handi, media sosial bukan hanya tempat hiburan, tapi juga platform strategis untuk edukasi, bisnis, dan membangun hubungan sosial yang bermakna. Inisiatif ini kemudian mendapatkan respons positif dan berkembang menjadi momentum tahunan yang diikuti berbagai kalangan. Misi beliau adalah mendorong penggunaan media sosial secara lebih positif dan bijak.
ADVERTISEMENTS
3. Tanggal 10 Juni Dipilih Tanpa Latar Sejarah Khusus
Tidak ada peristiwa bersejarah tertentu yang menjadi alasan pemilihan tanggal 10 Juni sebagai Hari Media Sosial Nasional. Tanggal ini dipilih sebagai simbol komitmen untuk mendorong penggunaan media sosial yang sehat dan produktif di Indonesia. Berbeda dari peringatan nasional lain yang biasanya punya latar sejarah besar, pemilihan tanggal 10 Juni ini tidak didasarkan pada kejadian penting apapun. Tanggal ini dipilih hanya karena dirasa momen yang pas untuk mengajak refleksi penggunaan media sosial.
ADVERTISEMENTS
4. Tidak Ada Seremoni Resmi, Dirayakan Secara Digital
Peringatan Hari Media Sosial Nasional tidak dilakukan dengan upacara resmi seperti hari besar lainnya. Perayaannya dilakukan secara digital lewat kampanye media sosial, postingan edukasi, webinar, serta diskusi daring.
Hal ini menggambarkan bagaimana era digital memunculkan tradisi baru dalam merayakan momen penting secara virtual dan interaktif.
ADVERTISEMENTS
5. Mendapat Dukungan Pemerintah, Brand, dan Komunitas Digital
Setiap tahun, berbagai komunitas digital, brand, dan influencer aktif membuat konten edukasi dengan hashtag seperti #HariMediaSosial untuk mengajak masyarakat menggunakan media sosial secara bijak, bahkan ada yang mengadakan lomba konten video atau tulisan dengan tema Bijak Bermedia Sosial. Salah satu program edukasi media sosial yang ikut mendukung dan dijalankan pemerintah adalah “Gerakan Literasi Digital Nasional”
ADVERTISEMENTS
6. Tagar #HariMediaSosialNasional Pernah Trending Tanpa Buzzer
Beberapa kali, tagar #HariMediaSosialNasional berhasil masuk trending topic di X (Twitter) secara organik, tanpa dukungan buzzer atau sponsor. Ini jadi bukti bahwa antusiasme warganet terhadap literasi digital dan refleksi penggunaan media sosial cukup tinggi, bahkan tanpa perlu didorong kampanye formal, dan tentunya saling mengingatkan untuk membuat konten bermanfaat.
7. Hari Media Sosial Nasional Berbeda dengan Hari Media Sosial Internasional
Hari Media Soial Nasional yang jatuh pada 10 Juni sering disangka sama dengan Hari Media Sosial Internasional yang dirayakan global setiap 30 Juni. Padahal keduanya berbeda: versi Indonesia lahir dari inisiatif lokal dan berfokus pada penggunaan media sosial yang bijak di konteks masyarakat kita sendiri, sedangkan Hari Media Sosial Internasional dirayakan setiap tanggal 30 Juni, dicetuskan oleh situs teknologi Mashable di tahun 2010, dengan cakupan global.
8. Masih Banyak yang Belum Tahu, tapi Justru ini Peluang Besar
Masih banyak pengguna medsos yang belum sadar kalau 10 Juni adalah Hari Media Sosial Nasional. Ini jadi peluang buat kita semua untuk terus edukasi dan kampanye penggunaan media sosial yang sehat.
Saatnya Bukan Hanya Posting, tapi juga Mikirin Dampaknya
Hari Media Sosial Nasional lahir dari kesadaran bahwa media sosial bisa menyatukan orang, tapi juga bisa memecah belah kalau tak digunakan dengan tepat.
Mulai sekarang, mari rayakan tanggal 10 Juni bukan cuma dengan unggahan atau sekadar tagar, tapi juga dengan refleksi kecil: apakah sudah bijak menggunakan media sosial untuk hal yang bermanfaat?
Kalian bisa mulai dari hal sederhana, seperti pikirkan dulu sebelum membagikan sesuatu, hindari komentar yang menyakiti, pastikan dulu sebelum menyebarkan suatu berita, serta beri apresiasi konten-konten yang positif.
Karena di era digital ini, menjadi pengguna yang sadar dan bertanggung jawab itu jauh lebih penting daripada sekadar jadi viral.
Bagikan tulisan ini ke orang-orang yang aktif di medsos. Ajak mereka berpikir ulang, lalu bertindak lebih bijak. Siapa tahu, langkah kecil ini bisa memicu perubahan besar.