Inilah 6 Kemungkinan Bakal Terjadinya Perang Dunia III, Beberapa Negara Udah Mulai Pasang Kuda-Kuda

Sejak terjadi Perang Dunia I dan II, problematika yang dihadapi antar negara mayoritas diredam melalui jalur diplomatik. Meski kesepatakan berhasil dicapai, tetap saja setiap negara sepertinya sulit “mengikhlaskan” keputusan bersama itu. Mereka seakan-akan terpaksa memasang senyum palsu demi citranya nggak tercoreng di mata publik dunia. Perdamaian yang jadi dambaan para warga sipil kian dipertahankan, padahal jika melihat kondisi dunia saat ini – bukan tidak mungkin ramalan Perang Dunia III bakal terjadi. Entah waktunya kapan, yang jelas beberapa negara (terumata negara-negara adidaya) telah mulai menyiapkan.

Advertisement

Berbagai konflik di dunia, seperti di Suriah yang hingga kini masih memanas jadi salah satu faktor penyebab pecahnya perang besar.  Belum lagi aksi “unjuk gigi” kekuatan militer negara-negara (yang memiliki sejarah kuat pada perang dunia masa lalu) turut menguatkan perkiraan hadirnya kembali Perang Dunia. Dan adanya “titah” dari pemerintah seperti Jerman dan Rusia kepada para warganya, yang seakan-akan memberi peringatan dini untuk keselamatan dan pertahanan negaranya disinyalir menguatkan kemungkinan perang besar terjadi.

Lantas, keadaan dunia seperti apa sampai bisa disebut sebagai kemungkinan hadirnya kembali Perang Dunia di muka bumi? Silahkan simak ulasannya yang telah Hipwee rangkum dari berbagai sumber berikut ini.

 

Advertisement

1. Saat ini negara-negara yang punya nuklir nggak segan lagi menunjukkannya ke publik dunia. Seakan-akan kekuatan mereka sangat siap untuk perang

sesaat setelah dibom dan beberapa tahun setelah peristiwa itu

sesaat setelah dibom dan beberapa tahun setelah peristiwa itu via www.pinterest.com

Kini, negara-negara yang memiliki nuklir makin menyiapkan persenjatannya itu. Seperti yang dikatakan Federation of American Scientists, terdapat sekitar 15.350 hulu nuklir di dunia pada 2016. Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan milik Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Senjata mematikan itu diketahui pertama kali digunakan oleh AS untuk mengebom 2 kota di Jepang, yakni Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II (akhir 1945). Setelahnya, negara lain langsung berupaya menciptakan nuklirnya sendiri.

Meski para pemimpin dunia pernah bersumpah untuk nggak memakai nuklir dalam situasi panas lagi, sepertinya hal itu hanya ucapan belaka lantaran negara-negara yang memiliki nuklir udah “menunjukkan” kekuatannya ke hadapan publik. Mereka telah beberapa kali melakukan uji coba senjata andalannya itu – yang selalu disertai rasa khawatir negara-negara “musuh” maupun tetangganya. Apalagi daya ledaknya yang disinyalir jauh lebih besar dibanding saat peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki, yakni dari 20 kilo (ribuan) ton TNT sekarang diperkirakan lebih dari 70 mega (jutaan) ton TNT.

2. Bisa dibilang nuklir di dunia mayoritas adalah milik AS dan Rusia. Makanya saat Rusia memperlihatkan senjata mematikan itu ke hadapan publik, AS pun langsung melakukan peremajaan nuklir dan senjata-senjata militernya

Advertisement
ini dia Topol - yang paling dibanggakan Rusia

ini dia Topol – yang paling dibanggakan Rusia via jamestown.org

“AS menghadapi ancaman dari negara-negara modern yang bersikap agresif dalam hal kompetisi dalam bidang militer,” ujar Pejabat Angkatan Darat AS Letnan Joseph Anderson,

seperti dikutip dari liputan6.com  

Sejak dulu hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia tak berjalan harmonis. Adanya kisah masa lalu (saat masih Uni Soviet) nggak mudah begitu saja dilupakan. Berbagai persoalan dunia seakan menunjukkan AS dan Rusia nggak bisa sependapat, salah satunya tentang konflik Suriah. AS secara terang-terangan setuju pemerintahan Suriah digulingkan, sebaliknya Rusia malah menjadi sekutu sang Presiden Bashar al-Assad. Di sisi lain, Presiden AS saat ini – Barack Obama bersama Presiden Rusia Vladimir Putin kerap kali mengadakan pertemuan tak resmi, sayangnya dikabarkan nggak ada hasilnya.

Apalagi hubungan AS dan Rusia kian memanas tatkala Negara Beruang Merah itu memamerkan senjata nuklir miliknya ke hadapan publik. Tak ketinggalan peluncuran misil baru (Topol) dan penembakkan misil lainnya yang dilakukan dari kapal selam di Laut Barents, sebuah pulau yang berada di utara Rusia, dan dari kapal selam di utara laut Jepang. Peristiwa itu dilakukan secara serempak pada 12 Oktober 2016 lalu. Dan tentu saja hal itu membuat Gedung Putih melakukan peremajaan sistem misil nuklirnya agar sewaktu-waktu telah siap menghadapi serangan bombastis dari Kremlin. Seperti yang dikutip dari Morning Ledger , sekitar 400an misil balistiknya akan diperbarui, termasuk nuklir Minuteman II yang lokasinya masih dirahasiakan.

3. Beberapa masalah besar yang belum selesai hingga kini masih disinyalir sebagai salah satu faktor terjadinya Perang Dunia III. Konflik di Suriah, Palestina, semenanjung Korea, dan hadirnya ISIS makin memanaskan situasi antar negara

masih memanas

masih memanas via www.transconflict.com

“Jelas ada peningkatan ketegangan antara AS dan Rusia di Suriah juga secara bilateral. Namun situasinya berbeda dengan yang terjadi pada masa lalu,” kata pengamat hubungan internasional, Nikolay,

seperti dikutip dari liputan6.com  

Selain beberapa negara di dunia yang telah menyiapkan senjata nuklir dan kesiapan militer, konflik-konflik internasional yang tak kunjung reda ini pun jadi penyulut memanasnya situasi. Ketegangan yang terjadi di Suriah, negara-negara Timur Tengah seperti di Palestina, serta perseteruan sejak dulu antara Korea Utara dengan Korea Selatan adalah konflik yang cukup pelik hingga saat ini. Negara-negara lain juga ikut campur dengan dalih untuk memperbaiki keadaan, namun apa daya problematika itu tak kunjung padam. Bahkan, negara-negara yang berbeda pandangan tersebut jadi terlihat seperti musuhan.

“Ini adalah persoalan intervensi kekuatan besar di negara-negara lain, yang mengundang reaksi dari kekuatan lain,” ungkap Nikolay yang juga sebagai kandidat doktor Universitas Cambridge,

seperti dikutip dari liputan6.com  

4. Negara-negara adidaya seperti Jerman dan Rusia belum lama ini memberikan sinyal kepada para warga. Pemerintah Jerman meminta warganya untuk memasok banyak makanan di tempat tinggal, sedangkan Rusia menyuruh agar semua warga kembali ke negaranya

krisis makanan di Jerman saat perang dunia

krisis makanan di Jerman saat perang dunia via histclo.com

“Semua ini merupakan bagian dari langkah-langkah mempersiapkan elit untuk menghadapi “perang besar”,” ujar Analis Politik Rusia, Stanislav Belkovsky,

seperti dikutip dari dailystar.co.uk

Beredar kabar bahwa belum lama ini Rusia memberikan titah kepada para elit pemerintahan untuk membawa anggota keluarganya yang masih berada di luar negeri agar segera kembali ke Tanah Air. Hal itu dilakukan tak lama setelah Presiden Vladimir Putin batal berkunjung ke Perancis atas ketegangan yang terjadi (karena Kremlin turun tangan dalam konflik Suriah). Merebak kabar bahwa para staf administrasi, kepala daerah, anggota parlemen, dan seluruh tingkatan dan pekerja perusahaan publik diminta mengeluarkan anak-anak dari sekolah asing secepatnya. Lagi-lagi hal itu nggak lain karena ketegangan Rusia dengan beberapa negara adidaya.

Tak hanya itu, Rusia juga telah melakukan latihan evakuasi yang diadakan oleh EMERCOM (Kementerian Darurat Rusia) dalam skala besar pada awal Oktober lalu sebagai persiapan menghadapi perang besar nanti. EMERCOM juga memberitahu bahwa Rusia telah mempersiapkan bunker bawah tanah yang mampu menampung seikat 12 juta orang (setara dengan seluruh penduduk Moskow) saat perang terjadi.

“Latihan pada 4-7 Oktober diikuti lebih dari 40 juta orang, lebih dari 200 ribu petugas penyelamat profesional, dan 50 ribu perangkat,” ujar Direktur Departemen Pertahanan Sipil Rusia, Oleg Manuilov,

seperti dikutip dari thesun.co.uk

Lain halnya dengan Rusia, negara adidaya lainnya yakni Jerman telah meminta warganya untuk menyimpan makanan yang dapat digunakan dalam waktu lama. Jika diingat-ingat lagi, hal itu seperti ketika Perang Dunia II dan Perang Dingin terjadi – di mana para warga sipil Jerman diminta untuk melaukan hal serupa. Hmm.. suatu kebetulan yang menarik.

5. Kemungkinan Perang Dunia III terjadi juga didukung oleh berbagai pertanda “di luar nalar” dari zaman dulu. Salah satunya predisi seorang kapten AS pada 1871 yang nggak cuma berkata soal Perang Dunia III saja, tapi Perang Dunia I dan II yang terbukti benar

ini landmark-nya

ini landmark-nya via allenbrowne.blogspot.co.id

“Perang bisa dimulai antara negara-negara muslim dan negara Israel. Mereka mulai menghancurkan satu sama lain,” tulis Albert Pike dalam suratnya,

seperti dikutip dari liputan6.com

Adalah benar terjadi ramalan dari seorang kapten tentara asal AS – Albert Pike dalam suratnya pada 1871 yang  mengatakan akan ada perang besar seperti Perang Dunia I dan II. Meski kabar adanya surat tersebut dikatakan palsu oleh sejumlah orang karena nggak ada bukti otentiknya, ada ahli sejarah dunia – William Guy Car yang menyakinkan kalau surat itu terdapat di British Museum.

Dalam informasi yang beredar, Pike menyebut bahwa Perang Dunia III terjadi sebagai perang yang dimulai dari negara Barat dan “pemimpin” muslim. Perang Dunia III ini diprediksi akan berpengaruh besar di seluruh dunia, di antaranya kelelahan fisik, mental, spiritual, dan perekonomian. Surat yang ditulis pada 15 Agustus 1871 itu juga menjelaskan bagaimana Perang Dunia I dan II terjadi, yakni pada perang pertama dimulai di kerajaan Rusia yang berubah sebagai rumah kaum komunis. Sedangkan kisah tentang perang kedua Pike menyebut hadirnya tokoh seperti Hitler muncul di muka bumi.

6. Bukan Indonesia saja yang heboh soal ramalan, tapi di negara barat juga. Kayak ramalan Nostradamus yang populer karena akurat, hanya saja waktu terjadinya nggak bisa dipastikan seperti ramalan Perang Dunia III

peramal terkenal

peramal terkenal via www.higherperspectives.com

Sejatinya perkiraan adanya Perang Dunia III telah disebutkan oleh peramal dari negara Barat – Nostradamus. Peramal terkenal yang kian populer berkat ramalan-ramalan akuratnya ini mengatakan Perang Dunia III dimulai pada Juni saat negara-negara Eropa menutup perbatasannya. Sayangnya tak diketahui secara pasti waktu terjadinya karena disinyalir Nostradamus hanya mengatakan kejadiannya saja, tak disertai waktunya. Dalam ramalannya, menurut penulis David S. Montaigne, Nostradamus menyebut Perang Dunia III terjadi setelah 57 tahun sejak Perang Dunia II , yakni pada 2002 dimulainya perang. Jika ditelusuri kembali, waktu yang disebutkan adalah tahun 2001 saat mulai pecahnya konflik antara Islam dengan negara-negara barat ketika peristiwa 9/11 terjadi. Walau nggak pas 57 tahun, kejadian yang membawa dampak cukup besar bagi kehidupan di dunia diprediksi sebagai awal mula Perang Dunia III akan terjadi.

Terlepas dari rasa penasaran Perang Dunia III bakal terjadi kapan, kayaknya hal itu bisa jadi “tamparan” buatmu selama ini. Beragam pertanyaan menggerayangi diri, misalnya “Udah lakukan apa saja selama ini?” atau “Dunia mau perang lagi, terus kamu masih sibuk galau-galauan?”. Yah, sambil menunggu kepastian (semoga sih nggak kejadian), yuk ah dari sekarang perbanyak lakukan hal positif biar waktumu selalu diisi dengan hal-hal baik. Ciaelah.

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE