Istilah Ilmiah Yang Sering Kita Salah Gunakan

Banyak istilah ilmiah yang diadaptasi ke obrolan sehari-hari. Tapi sayangnya, banyak juga istilah ilmiah itu disalahartikan. Kita salah kaprah mengenai organik atau natural. Kita menyamakan ide dengan teori.

Biar gak bingung lagi, berikut ini beberapa istilah ilmiah yang sering kali kita salah gunakan:

1. Bukti

Bukti

Dunia terus berubah, ilmuan belum membuktikan apa-apa via judeochristianchurch.com

Berbeda dengan ‘bukti’ dalam konsep hukum, ‘Bukti’ dalam konsep ilmiah sering kali salah diartikan . Para ilmuan memiliki definisi teknis ‘Bukti’: Sebuah demonstrasi logis dari asumsi tertentu yang diikuti oleh kesimpulan tertentu. Sementara dalam obrolan sehari-hari kita sering mengartikan ‘Bukti’ sebagai fakta yang sangat meyakinkan atas suatu kejadian.

Ketika kita ditanya, “Bisa gak kamu buktikan kalau manusia itu hasil evolusi dari spesies lain?”. “Tentu bisa!” jawabmu sambil membuka buka Charles Darwin. Padahal ilmuan belum berhasil membuktikan apa-apa. Mereka hanya mencetuskan teori komprehensif dan terpercaya atas dunia yang terus berubah. Ingat, asumsi dan kesimpulan.

2. Teori

Teori Relativitas Sudah bertahan bertahun-tahun dari cobaan

Teori Relativitas Sudah bertahan bertahun-tahun dari cobaan via 3.bp.blogspot.com

Orang awam seperti kita berpendapat ‘Teori’ itu adalah ide atau dugaan. Nyatanya, ‘Teori’ itu jauh lebih rumit dari itu. ‘Teori’ versi ilmuan adalah seluruh sistem gagasan yang bisa diujicoba yang berpotensi dimentahkan oleh eksperimen yang dilakukan orang lain.

Teori relativitas dan teori evolusi sudah bertahan selama ratusan tahun dari terpaan dan uji coba ilmuan lain yang merasa mereka lebih pintar dari pada Einstein. Jadi kamu harus cari kata pengganti untuk frasa “cuma teori doang…” karena ‘Teori’ lebih dari sekedar ‘cuma’.

3. Bawaan Lahir

Bakat bukan bawaan lahir. Tapi Bisa dipelajari.

Bakat bukan bawaan lahir. Tapi Bisa dipelajari. via i.dailymail.co.uk

Kesalahan kita ialah sering mengaitkan perilaku dan sifat adalah bawaan lahir, hasil dari gen. Ilmuan berpendapat perilaku dan sifat adalah hasil dari gen DAN lingkungan. Jadi, kelakuan kita baik atau buruk bukan serta merta akibat dari gen orang tua, ya. Lingkungan dan pengalaman juga berpengaruh.

4. Alami

Jumlah kandungannya yang berbahaya.

Jumlah kandungannya yang berbahaya. via www.senseaboutscience.org

Ahli biologi sintetis Terry Johnson  udah capek mendengar kata ‘Alami’ yang disalahartikan oleh orang awam. Terry berpendapat, cara orang menggunakan kata ‘Alami’ seolah-olah menegaskan bahwa manusia itu bukan bagian dari alam.

Lalu ada kebimbangan ketika masuk ke ranah makan. Kamu pasti sering gak sengaja menukar kata ‘organik’ dengan ‘alami’. Faktanya, gak ada makanan yang dijual di pasaran bersifat alami. Karena walaupun petani nggak menngunakan pupuk dan pembasmi hama pada tanaman mereka, namun pertanian sendiri adalah bukti campur tangan manusia dengan alam.

5. Gen

Genetik?

Genetik? via www.faculty.ro

Salah kaprah yang terjadi adalah ketika kita menyalahkan gen atas suatu penyakit. “Gen ini yang menyebabkan penyakit jantung”, “Gen ini yang bikin kamu obesitas”. Padahal ilmuan, seperti kata Terry Johnson, belum ngerti kenapa sebuah gen tertentu bisa meningkatkan KEMUNGKINAN sesorang bisa menderita penyakit jantung dsb.

6. Signifikan (Menurut Statistik)

Penting gak Penting

Penting gak Penting via louisgudema.com

‘Signifikan’ berarti penting atau memiliki kepentingan. Namun penelitian soal statistik yang dilakukan ahli statistik R.A. Fisher bukan mengukur soal penting atau gak penting. Bukan pula soal besarnya akibat sebuah statistik.

7. Siapa Yang Kuat Bertahan Hidup

Suvival of The Fittest

Suvival of The Fittest via www.wallsave.com

Istilah ini dipercaya terekstrak dari teori Darwin soal evolusi. Namuan frasa “Survival of the fittest” bukan keluar dari mulut Darwin. Dan kita salah kaprah soal ‘Kuat’ karena yang bertahan hidup bukan yang kuat atau pintar. Tapi yang paling ‘pas’ (fit) berpadu dengan alam.

8. Organik

Sintetis dan tetap aman

Sintetis dan tetap aman

Kita termakan doktrin pemasaran restoran ‘organik’. Kita percaya bahwa bahan makanan organik benar-benar sehat dan bebas dari pengaruh kimia. Tapi sebenarnya, beras organik yang kamu makan di restoran fast-food bisa saja masih berbahaya untuk kesehatan. Makanan dan barang hasil sintetis juga bisa aman, dan lebih baik untuk kesehatan.

Nah, udah ngerti, ‘kan? Istilah mana yang sering kamu (salah) gunakan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Football, Music, Movie.