Nostalgia Mainan Lampu Laser Legendaris. Dulu Mau Beli ini Aja Nabungnya Setengah Mati

Bagi kaum generasi era tahun 90-an, tentunya udah nggak asing lagi dengan mainan lampu laser legendaris berwarna merah yang bisa mengeluarkan cahaya dengan jarak yang jauh. Biasanya, mainan ini dijual oleh para penjual mainan keliling antar TK atau SD, beberapa di antaranya juga sering dijual pada acara pasar malam rutin yang ada di berbagai daerah. Pokoknya, zaman dulu mainan ini gampang banget ditemukan.

Sebenarnya, harga laser ini nggak begitu mahal, sekitar 7-20 ribu rupiah. Tapi bagi anak-anak zaman segitu, harga tersebut udah bisa dibilang lumayan banget. Terlebih untuk anak-anak yang uang jajan seharinya aja nggak seberapa. Makanya nggak heran, jika dulu untuk bisa beli mainan ini, nabungnya harus mati-matian. Ada nggak sih yang dulu pernah koleksi benda bersejarah ini?

1. Banyak orang yang bilang bahwa dulu, laser ini merupakan salah satu mainan zaman kecil dengan sensasi mewah yang paling populer

Laser legendaris / Credit: Shopee

Anak-anak zaman dulu selalu punya hiburan yang terkesan mewah meski sebenarnya juga nggak mewah-mewah banget. Salah satunya yang sempat ngetren dan menghiasi masa-masa kecil kita adalah mainan laser yang satu ini. Ngaku aja, dulu kamu juga sempat merengek ke orang tuamu kan cuma biar bisa dibelikan benda laknat yang satu ini, kan? Memang sih, bersejarah buat kita, tapi derita buat orang tua. 🙁

2. Apalagi sewaktu bulan puasa, biasanya sih main ini ramai-ramai setelah Tarawih. Seru banget!

Amunisi perang laser / Credit: Bharatanews via bharatanews.id

Karena mainannya berbasis laser alias cahaya jarak jauh, maka nggak heran kalau dulu kita memainkan benda ini di malam hari. Biasanya yang paling sering sih saat bulan Ramadan seperti saat ini. Selepas salat Tarawih bukannya duduk manis di serambi masjid dan tadarus bareng teman-teman satu kampung, malah perang laser sampai batrainya habis. Dasar nggak ada akhlak!

3. Mulai dari untuk ngisengin cicak dan kucing, sampai ngerjain rombongan ibu-ibu yang habis pulang dari masjid. Dalam hati, laser ini ternyata multifungsi banget! 😀

Ilustrasi bermain laser / Credit: yoyonpujiono blogspot

Cara bermain laser ini pun bermacam-macam, tergantung bocahnya sendiri yang memegang laser tersebut. Tapi paling sering sih untuk sekadar perang-perangan, biasanya yang paling jauh lampunya, berarti dia yang paling keren (dan paling mahal). Berhubung namanya juga anak-anak, ada aja kelakuannya. Nggak cukup buat perang-perangan, laser ini juga dipakai untuk ngisengin rombongan ibu-ibu yang baru aja pulang dari masjid. Hadeeeh!

4. Ada juga nih fakta yang nggak kalah menarik. Pokoknya yang punya tutup laser dengan bentuk macam-macam, udah dipastikan itu yang paling tajir!

Biasanya lampu laser punya berbagai amcam bentuk / Credit: Shopee via www.aliexpress.com

Kalau kamu masih ingat, lampu yang keluar dari laser ini nggak cuma sebatas berbentuk bulat aja. Lebih dari itu, bentuknya bermacam-macam, mulai dari tumbuh-tumbuhan hingga berbagai macam hewan. Tentunya hal tersebut tergantung dari tutup lasernya. Masalahnya, semakin banyak tutup laser, semakin mahal pula harganya, Makanya, nggak heran yang mampu beli ini bisa dipastikan anak-anak tajir melintir~

5. Saking banyak yang mainin dan disalahgunakan, akhirnya sampai bikin orang tua kesal dan muncul isu kalau kena mata bahaya banget, bisa buta. Tapi benar juga sih

Kalau kena mata bisa bikin buta / Credit: jiaxingwear

Akibat kekhawatiran yang bermacam-macam dan sering untuk disalahgunakan, pasti kamu juga pernah dilarang oleh orang tuamu. Alasannya pun pasti sama, kalau kamu bermain laser ini dan sampai kena mata berkali-kali, hal tersebut bisa memicu kebutaan. Ya, jelas aja jadi bikin takut setelah dengar istilah buta. Tapi kalau dipikir-pikir memang ada benarnya juga sih.

Yakin deh, sebagian besar generasi 90-an pasti pernah merasakan kebahagiaan sederhana yang satu ini. Kira-kira anak zaman sekarang masih pada antusias nggak, ya, buat mainin benda legendaris ini? Hmmm~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam