Mengenang 8 Permainan Tradisional Indonesia Beserta Filosofi yang Terkandung di Dalamnya

Indonesia adalah negara kepulauan yang penuh keberagaman budaya. Dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam bahasa dan budaya. Selain suku dan bahasa, kita orang Indonesia juga punya keberagaman permainan tradisional. Sebelum muncul gadget, kebanyakan anak-anak kecil memainkan permainan tradisional.

Advertisement

Kendati demikian, permainan tradisional ini ternyata punya makna yang mendalam. Dari mulai filosofi hidup sampai penggambaran sifat manusia. Nah, buat kamu yang penasaran dengan makna yang terkandung dalam permainan tradisional ini, yuk simak selengkapnya di bawah!

1. Hom dalam Hompimpa berarti Tuhan. dan Hompimpa bermakna bahwa manusia akan kembali pada Tuhan setelah meninggal

Hompimpa alaihum gambreng / gpswisataindonesia

Sebenarnya hompimpa bukan termasuk jenis permainan tradisional. Namun sebelum melakukan permainan biasanya anak-anak melakukan hompimpa atau gambreng untuk menentukan kelompok atau urutan anak yang akan lebih dulu bermain. Hompimpa sendiri punya makna yang mendalam. Kata ‘hom’ berarti Tuhan dan Hompimpa sendiri bermakna manusia akan kembali pada tuhan setelah meninggal dunia.

2. Tujung lubang dalam papan congklak adalah representasi hari dalam satu minggu. Setiap orang punya waktu yang sama dalam seminggu dan pilihannya di setiap hari akan berpengaruh pada hari yang lain

Congklak / Credit: Travel Tempo

Permainan tradisional yang punya makna mendalam adalah congklak. Permainan ini biasanya dilakukan secara berpasangan. Mereka yang bermain ditugaskan untuk mengisi lubang-lubang yang ada dengan biji yang telah disediakan. Nah papan congklak punya tujuh lubang di setiap sisinya.

Advertisement

Tujuh lubang congklak sendiri bermakna jumlah hari dalam seminggu. Setiap orang punya jatah sama dalam seminggu. Congklak mengajarkan bahwa apa yang kita lakukan di satu hari akan berdampak di hari yang lain. Menaruh dan mengisi biji pada lubang juga mengajarkan anak-anak pada konsep take and give.

3. Permainan egrang bermakna sebagai permainan kepercayaan diri untuk mengalahkan sisi takut melangkah pada diri kita sendiri

Egrang permainan khas Indonesia / Credit: Kompas

Selanjutnya ada egrang. Permainan tradisional yang menggunakan bambu ini sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Kita bisa melihat permainan egrang di beberapa festival kebudayaan tertentu. Permainan egrang sendiri membutuhkan keahlian menyeimbangkan tubuh. Namun rasa percaya diri saat bermain egrang berpengaruh penting untuk keseimbangan tersebut.

Melihat cara bermain egrang, makna permainan tersebut adalah percaya dan yakin pada kemampuan diri. Saat hidup kita sedang sulit dan banyak masalah, semangat optimisme dan percaya pada kemampuan diri bisa menjadi dorongan utnuk menyelesaikan masalah. Jika sudah terlewati, seperti bermain egrang, keseimbangan akan membawa kita pada kebahagiaan.

Advertisement

4. Rintangan lompat tali digambarkan sebagai rintangan kehidupan. Semakin tinggi rintangan maka semakin sulit untuk dilewati

Lompat tali / Credit: bpmpd.ntbprov

Lompat tali adalah permainan yang umumnya dilakukan oleh anak perempuan. Tapi nggak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain. Permainan lompat tali ini cukup sederhana. Ketinggian karet yang harus dilalui pemain akan semakin tinggi dan sulit. Nah lompat tali sendiri bisa diartikan sebagai rintangan dalam hidup. Semakin kita beranjak dewasa maka rintangan yang menghadang akan semakin sulit.

5. Petak umpet dipercaya sebagai permainan yang menggambarkan tentang kehidupan dan kematian manusia

Petak umpet / Credit: Pinterest

Selanjutnya ada permainan petak umpet. Permainan tradisional ini termasuk permainan yang paling digemari anak-anak. Petak umpet mengharuskan para pemain menemukan tempat bersembunyi dari penjaga. Jika penjaga menemukan orang yang bersembunyi si penjaga harus menyebutkan namanya.  Nah makna petak umpet sendiri adalah kehidupan dan kematian. Orang yang bersembunyi diibaratkan orang yang masih hidup di dunia. Dan saat ditemukan berarti orang tersebut sudah dipanggil oleh Tuhan untuk berpulang.

6. Gobak Sodor adalah permainan yang mengajarkan kebersamaan dan keberanian menghadapi halangan yang ada dalam hidup

Gobak sodor mengajarkan kekompakan / Credit: Kompas

Gobak sodor adalah permainan yang harus dilakukan secara berkelompok. Di beberapa daerah permainan ini dikenal dengan nama Gelasin. Cara bermain gobak sodor cukup sederhana. Kelompok satu berusaha untuk menghadang dan kelompok lain harus berusaha melewati sang penghalang. Gobak sodor bermakna nilai kebersamaan, kekompakan dan nggak menyerah menghadapi halangan.

7. Pola dalam permainan engklek digambarkan sebagai kekuasaan. Jika kita ingin mencapai puncak engklek, maka kita harus menghadapi rintangan yang sulit terlebih dahulu

Pola Engklek / Credit: Flickr

Selain petak umpet, engklek juga menjadi permainan favorit anak-anak. Permainan ini bisa dilakukan dimana saja. Entah itu di jalan raya atau lapangan. Tapak engklek biasanya digambar menggunakan kapur atau batu bata. Permainan ini bisa berjalan jika ada dua pemain atau lebih yang berlomba-lomba mencapai tapak paling jauh. Engklek sendiri digambarkan sebagai kekuasaan. Dan para pemain diajarkan untuk semangat mencapai kekuasaan tersebut meski terlihat jauh dan mustahil tercapai.

8. Dibeberapa daerah seperti di Bali, layang-layang masih dipercaya sebagai permainan yang mewakili kepercayaan mereka

Layang-layang / Credit: Nusabali

Terakhir ada layang-layang. Salah satu hal yang menarik dari Indonesia adalah langit yang nggak pernah ‘sepi’. Di setiap kota ada saja anak yang bermain layang-layang. Selama ribuan tahun yang lalu, layang-layang dipercaya sebagai simbol pesawat leluhur. Layang-layang juga dipercaya sebagai penangkal kejahatan, penyampai pesan sampai permainan yang mewakili dewa.

Nah itu dia 8 permainan tradisional Indonesia yang punya makna dan filosofi yang mendalam. Di antara permainan tersebut, mana yang paling sering dan kamu sukai?~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Represent

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE