Secara tidak langsung, pengalaman masa kecil seseorang memang banyak mempengaruhi pola pikirnya sehingga kerap turut menentukan keputusan-keputusan orang tersebut ketika dewasa. Pernyataan ini semakna dengan peribahasa yang sering kita dengar sehari-hari ‘Buah jatuh tak jauh dari pohonnya’. Saat kecil, lingkungan terdekat kita adalah keluarga. Tak heran jika banyak anak-anak yang berprofesi atau minimal memiliki pola pikir sama dengan orangtuanya. Ditambah lagi, masa-masa kecil hingga remaja adalah masa di mana otak manusia cenderung merekam peristiwa yang terjadi saat itu. Wajar jika banyak pendapat yang mengatakan jika seorang anak salah asuh maka hal tersebut akan berdampak buruk pada masa depannya. Tak hanya salah pola asuh saja, pengalaman-pengalaman buruk yang diterima seseorang di luar lingkungan keluarganya juga sering berujung pada suramnya masa depan orang itu.
Seorang wanita asal Melbourne, Australia bernama Gwyneth Montenegro mengenyam masa lalu yang cukup pahit yang membawanya pada dunia prostitusi. Ia mengaku telah diperkosa saat usianya masih 18 tahun. Tiga tahun kemudian ia memutuskan untuk terjun ke dunia gelap dengan menjadi Pekerja Seks Komersial atau PSK. Dari sana ia mendapat bayaran yang melimpah hingga mampu berkeliling dunia dengan hasil profesinya tersebut. Akhirnya setelah 15 tahun menjalani pekerjaan di industri prostitusi, Gwyneth memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar, bahkan ia menulis buku yang menceritakan pengalaman pahitnya tersebut lho!
ADVERTISEMENTS
Dulunya penganut Kristen taat, namun ia memutuskan menjadi budak seks para lelaki setelah melalui pengalaman buruk
Sebelum mimpi buruk menimpa Gwyneth, ia dibesarkan di tengah keluarga Kristen yang taat. Bahkan dulu ia pernah bersumpah akan menjaga kesuciannya hingga nanti tiba pernikahannya. Tapi kenyataan tersebut berbanding terbalik dengan apa yang menjadi keputusannya ketika usianya menginjak 21 tahun. Keputusannya menjadi PSK bukan tanpa alasan. Gwyneth diperkosa saat usianya menginjak 18 tahun. Peristiwa ini membuyarkan mimpi-mimpinya seketika ia merasa hidupnya tidak lagi berguna. Depresi membuatnya terjebak dalam dunia gelap. Sejak saat itu Gwyneth melalui hari-harinya dengan melayani para lelaki hidung belang. Ia menjadikan hal tersebut menjadi lahan mencari uang untuk membiayai hidupnya. 15 tahun bergelut di dunia prostitusi, ia mengaku telah tidur dengan lebih dari 10Â ribu pria! Berarti sehari saja ada lebih dari 1 pria yang Gwyneth layani ya.. Miris.
ADVERTISEMENTS
Sempat menjadi PSK dengan bayaran termahal sampai puluhan juta hanya dalam waktu per 1 jam!
Meski sadar bahwa profesinya buruk, Gwyneth tidak dapat menahan dirinya untuk tidak terpikat dengan ribuan dolar yang bisa ia peroleh jika menjalani pekerjaan tersebut. Di puncak kariernya, ia bahkan bisa mengantongi USD 500 – USD 1,000 per jamnya. Awalnya Gwyneth hanya melayani pria di sekitaran kota kelahirannya, Melbourne. Lambat laun wilayah kerjanya meluas ke seluruh Australia bahkan dunia. Klien Gwyneth pun beragam, mulai dari politisi, pengacara, hingga musisi. Lokasi yang kerap dipilih klien juga tak bisa dipandang remeh. Mulai hotel mewah hingga resor ternama di Pulau Bora-Bora pernah didatanginya hanya untuk memuaskan nafsu para kliennya.
ADVERTISEMENTS
Profesinya tersebut juga membawanya ke dunia narkoba
Tak bisa dipungkiri bahwa prostitusi lekat dengan dunia narkoba. Pertama kali Gwyneth mencoba barang haram itu ketika seorang klien menawarkan kokain padanya. Tanpa pikir panjang ia pun menerimanya dan semenjak itu dirinya menjadi kecanduan. Dalam seminggu ia bisa memakai kokain sebanyak 5 kali. Saat itu narkoba tak ubahnya seperti gaya hidup bagi Gwyneth. Membuat hidupnya semakin hancur.
ADVERTISEMENTS
Sadar bahwa jalannya salah, Gwyneth disadarkan oleh kecelakaan yang sempat mengancam nyawanya
Pada suatu malam Gwyneth mengalami kecelakaan lalu lintas ketika mengemudikan mobil VW-nya. Kecelakaan tersebut hampir mengancam nyawanya. Ia melalui hari-hari di rumah sakit dengan banyak memikirkan kehidupannya yang pada akhirnya mampu mengubah sikap, cara pandang, dan masa depannya. Setelah keluar dari rumah sakit, Gwyneth memutuskan menjual semua barang-barang yang ia beli dari hasil dunia gelapnya dan berjanji pada orangtuanya untuk benar-benar meninggalkan pekerjaan kotor tersebut. Beruntung, orangtua dan keluarganya masih mau menerima dan mendukung keputusan bijak Gwyneth itu.
ADVERTISEMENTS
Tak berlarut-larut pada masa lalu yang buruk, ia kini menjadi motivator dan sudah menerbitkan bukunya sendiri
Gwyneth mengaku tidak pernah menyesali pekerjaannya sebagai PSK sebelumnya karena justru ia banyak mendapat pelajaran hidup. Dan meski tidak pernah mendapat pengalaman buruk selama menjalaninya profesinya tersebut, ia tetap ingin menyudahinya. Sebagai gantinya, ia kini bekerja sebagai motivator dan trainer hubungan dengan menekuni ilmu di bidang Neuro Linguistic Programming dan menekuni bisnis bersama rekannya, Roger. Sahabatnya tersebut adalah sosok yang telah banyak membantu Gwyneth keluar dari dunia gelapnya. Merasa tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama dengannya, ia memutuskan menulis buku berjudul 1000 Men and Counting yang menceritakan belasan tahun hidupnya sebagai PSK. Hal itu juga menjadi salah satu caranya untuk mendukung para pekerja seks agar segera memilih jalan yang lebih baik. Ia mewakili suara jutaan PSK di luar sana yang kerap dipandang sebelah mata, karena sebenarnya mereka berhak mendapat kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik dan memiliki masa depan cerah.
ADVERTISEMENTS
Dari pengalaman buruknya, Gwyneth menyimpulkan suatu fakta tentang dunia pria
Di balik segala keburukan masa lalunya, Gwyneth mengaku bahwa dari sana justru ia dapat memahami pemikiran para lelaki kebanyakan. Fakta bahwa kedudukan wanita saat ini sama dengan lelaki atau bahkan tak sedikit yang lebih tinggi menjadi salah satu faktor mengapa lelaki memutuskan mencari kesenangan duniawi melalui jalur prostitusi. Menurut kebanyakan kliennya, merasa ‘tersesat’ ketika menyadari bahwa pasangannya justru membuat fungsi mereka sebagai lelaki tenggelam, membuat mereka mencari wanita lain yang sekiranya bisa membangkitkan kembali kedudukan seorang pria. Tak sedikit lelaki yang merasa menjadi ‘lelaki’ lagi setelah berhubungan dengan Gwyneth.
Wah, kok alasannya begitu? Lemah dong berarti para pria yang akhirnya mengambil pelarian ke pelukan Gwyneth, mereka tidak siap dengan emansipasi dan kesetaraan kedudukan. Hmm…