Salah Paham Deddy Corbuzier dan Jisun di Acara Hitam Putih, Warganet Berharap Penyelesaian Baik-Baik

Salah paham antara Deddy Corbuzier dan Youtuber Jisun

Seorang Youtuber asal Korea Selatan, Hari Jisun, yang terkenal dengan vlog kulinernya tengah tersandung masalah dengan pihak reality show “Hitam Putih” dan pembawa acaranya yaitu Deddy Corbuzier. Hari Jisun bahkan mengungkapkan kekesalannya lewat vlog yang ia unggah di siaran YouTube-nya.

Advertisement

Kekecewaan yang dialami Hari Jisun pun sampai ke telinga Deddy Corbuzier hingga mantan ilusionis ini menanggapinya lewat unggahan di media sosial. Banyak warganet yang membela Deddy, namun nggak sedikit juga yang membela Jisun. Hal ini seolah jadi sebuah perseteruan antara dua figur publik yang sebenarnya punya segmentasi penonton berbeda. Wah, seperti apa kronologinya sih? Simak uraian Hipwee Hiburan berikut, ya!

Berawal dari diundangnya Hari Jisun di acara “Hitam Putih”, ada kesalahpahaman mendasar tentang Jisun yang nggak mau lomba makan pedas

Melalui klarifikasi, Jisun menjelaskan bahwa kedatangannya di acara “Hitam Putih” sebenarnya nggak pengen ada lomba makan. Dia juga berkali-kali berkomunikasi dengan tim kreatif perihal hal ini. Namun setelah ada segmen lomba makan, Jisun dan ibunya pun merasa harus totalitas dalam menampilkan diri mereka di televisi. Meski oleh Deddy, berkali-kali diingatkan untuk nggak usah memakan kalau memang nggak kuat makan pedas.

Kok jadi berseteu begini? via www.instagram.com

Sebenarnya ada kesalahpahaman antara pihak acara dan Hari Jisun, namun semakin runyam ketika kedua pihak justru berseteru. Warganet yang ikut tersulut emosi, kemudian terlibat dengan drama kedua pihak ini. Sebagian merasa acara “Hitam Putih” yang ketika itu menghadirkan Jisun memang mengecewakan, sebagian lainnya setuju dengan Deddy Corbuzier dan penyataannya di media sosial.

Advertisement

Jisun mengaku kecewa dengan beberapa hal, mulai dari disuruh mengenakan hanbok yang menurutnya kurang bagus hingga ibunya yang akhirnya masuk rumah sakit

Bagi orang Korea, mungkin hanbok yang diberikan oleh tim kreatif adalah hanbok yang kurang bagus untuk acara televisi. Hal itu disampaikan Hari Jisun melalui video klarifikasinya di YouTube. Bahkan dia mengatakan bahwa teman-temannya dari Korea mengatakan hal yang senada; mengapa mengenakan hanbok seperti itu di acara televisi nasional?

Sedangkan bagi pihak “Hitam Putih”, hanbok merupakan properti untuk identitas bintang tamu saja. Mereka pengen menunjukkan bahwa bintang tamu tersebut berasal dari Korea Selatan. Masyarakat Indonesia pun pada umumnya nggak terlalu mengetahui mana hanbok yang bagus dan kurang bagus. Selain soal hanbok, Jisun merasa kecewa dengan segmen lomba makan yang dia kira nggak ada. Dia pun menunjukkan percakapan WhatsApp-nya dengan tim kreatif soal kesepakatan lomba makan. Namun bagaimanapun, acara live televisi memang serba mendadak dan perlunya kesiapan dari berbagai pihak.

Kesalahpahaman ini jadi ramai dibicarakan setelah pihak Jisun dan pihak Deddy saling berbalas argumen di media sosial. Sebenarnya, warganet juga pengen ini selesai baik-baik kok

Advertisement

Komentar warganet yang agak adem~ via www.instagram.com

Tentunya persepsi dari Hari Jisun dan Deddy Corbuzier bisa sangat berbeda, mengingat latar belakang budaya dan nilai mereka sangat berbeda. Kalau Jisun kecewa dengan nggak jelasnya segmen yang dia ikuti, kemudian membuat sang ibu sakit, Deddy justru merasa bahwa apa yang dia tuai sekarang adalah kesalahannya sendiri yang awalnya menyetujui untuk hadir di acara “Hitam Putih”.

Bisa jadi, persepsi antara Hari Jisun dan Deddy Corbuzier memang berbeda. Hal inilah yang bikin permasalahan jadi semakin rumit dan melebar ke mana-mana. Sebenarnya beberapa warganet yang menanggapi dengan kepala dingin, pengennya masalah ini berakhir dengan baik-baik kok. Kalau terus saling menyalahkan, justru nggak ada ujungnya. Harapannya sih, semoga pihak Hari Jisun dan Deddy Corbuzier mau bermediaasi dan saling mawas diri atas apa yang terjadi. Toh, dipandang dari dua sisi yang berbeda, nggak ada yang mutlak patut disalahkan atau dibenarkan.

Setiap tindakan yang kita ambil tentunya memang mengandung risiko yang bisa saja nggak kita ketahui. Lebih bijak menghadapi permasalahan dan menyelesaikannya bisa jadi sebaik-baiknya cara agar kita nggak terjebak dalam drama. Semoga apa yang terjadi bisa jadi pembelajaran buat kita, ya! Nggak perlu saling emosi dan menyalahkanlah~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE