Siasat Kocak Emak Saat Memperdaya Anak Sendiri. Kita Baru Sadar Dikerjain Justru Setelah Dewasa

Siasat kocak emak

Hubungan emak dan anak selalu menyimpan cerita tersendiri. Cerita yang kadang kala haru, unik, dan nggak jarang kocak. Tentang anak yang susah dibilangin, tentang emak yang suka ngomel-ngomel, juga tentang kecerdikan emak memperdaya anaknya.

Sadar nggak sih kalau emak sering memperdayai kita? Bikin aturan untuk kita, tapi ujung-ujungnya emak yang dapat untung. Dulu kita nurut-nurut aja karena cuma itu opsinya. Untuk kembali mengenang masa lalu, inilah beberapa siasat kocak yang emak lakukan untuk memperdaya anaknya.

1. Emak selalu menawarkan diri untuk menyimpan uang THR kita, biar awet katanya. Tapi giliran kita minta uangnya terpakai buat bayar SPP

Sini mama simpenin~ via www.diadona.id

Lebaran itu momentum bagi bocah untuk merasakan kekayaan. Momen di mana kita bisa punya uang berliat-lipat dari uang jajan harian. Melihat anaknya memegang uang THR banyak, emak selalu menawarkan diri menjadi “bank”, dalihnya biar nggak cepet abis.

Nggak bisa dimungkiri kalau kehadiran emak cukup membantu untuk memfilter pengeluaran. Namun ada kalanya “bank” itu nggak amanah. Ada suatu masa di mana kita nggak bisa mempergunakan uang milik kita. Saat kita minta, emak menjawab, “Duitnya kepake buat bayar SPP.” Memang sih buat kita juga, tapi, kan … huft. 🙁

2.  Emak suka bikin aturan hadiah yang menggiurkan, tapi ada syarat dan ketentuannya. Kenapa harus ada denda hukumannya, coba? Sulit~

Bukti emak merupakan pakar enomi sejati. via twitter.com

Emak punya solusi buat anaknya yang suka minta uang jajan tambahan. Ada sistem hadiah jika anaknya melakukan kebaikan-kebaikan yang telah tercatat. Namun aturan hadiah itu nggak pernah berdiri sendiri, selalu ada aturan hukuman yang menyertai. Hukuman inilah yang kerap jadi batu sandungan anaknya untuk bisa menikmati kekayaan.

Aturan hukuman yang dipilih biasanya hal-hal yang sangat sulit untuk dihindarkan. Nggak heran kalau anaknya nggak pernah bisa benar-benar untung dalam sistem buatan emak ini.

3. Melihat anaknya jajan, emak berinisiatif untuk bikin kantin di rumah. Setelah gede kita tahu kalau ini monopoli perdagangan, kapitalis banget

Kantin Mama. via twitter.com

Pernah ada suatu masa di mana emak mendirikan kantin di rumah. Kita dipanggil dan diberi tahu kalau ini semua dibikin biar kita nggak kejauhan kalau jajan. Setelah dewasa dan belajar banyak hal, kita semakin merasa janggal dengan kehadiran kantin di rumah ini. Emak kasih kita uang jajan, lalu emak menyuruh kita jajan di rumah. Perputaran uangnya ada di situ-situ aja. Bukankah ini namanya monopoli?

4. Kita minta beliin PS malah disuruh sunat. Ini adalah cara emak biar nggak perlu keluar duit -_-

Disuruh sunat dulu. via www.brilio.net

Memiliki PS adalah impian anak kecil zaman dulu. Keinginan nomor satu dari daftar keinginan-keinginan lain. Kalau sudah punya PS saat itu rasanya hidup nggak butuh apa-apa lagi. Meminta PS ke emak itu perkara yang sulit. Harga PS nggak murah, kita nggak mungkin dibelikan secara cuma-cuma. Kita disuruh sunat dulu. Siasat yang sungguh jitu dari emak. Emak tahu kita bakal dapat duit dari amplop yang mana duit itu bisa buat beli PS. Kita dipaksa menderita dulu untuk bisa punya PS. Haduuuuh, Mak. 🙁

Itulah beberapa siasat kocak yang emak lakukan kepada anaknya. Dulu kita nggak merasa bahwa aturan atau siasat itu janggal lantaran kita masih bocah. Kita baru sadar diperdaya ketika kita udah gede. Kedewasaan bikin kita tahu bahwa emak itu sosok yang cerdik. Mendidik anak pakai cara-cara yang matang, terutama secara ekonomi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.