Hampir semua manusia tahu kalau kehidupan di dunia ini bukan hanya milik mereka. Meski begitu, masih banyak yang merasa kalau seisi Bumi adalah miliknya. Masih ada yang membangun tanpa memikirkan dampak ekologis, masih ada yang mengebut kendaraan tanpa memikirkan polusi yang bikin burung dan hewan lain ketakutan.
Dua dari sekian banyak contoh keegoisan manusia di atas adalah tema utama yang diusung Dere dalam lagu berjudul āBerisikā. Berbicara tentang manusia dan sikapnya yang mengganggu lingkungan sekitar, Dere pada 28 Juni lalu turut meluncurkan video musik āBerisikā untuk menegaskan olah rasa dan tanggung jawab seperti apa yang seharusnya ditunaikan oleh manusia.
Penggambaran tentang cara melanjutkan peradaban tanpa harus mengganggu kelangsungan alam
Video musik āBerisikā mengambil latar di Tulang Bawang Barat (Tubaba), sebuah Kabupaten di utara Lampung. Berkolaborasi dengan Davy Linggar sebagai sutradara dan Tulus sebagai pengarah kreatif sekaligus rekan penulisan lagu āBerisikā, video musik ini menggambarkan gerak-gerik manusia di alam, dan pesan tentang bagaimana manusia semestinya hidup.
Melalui keterangan tertulis, Dere menjelaskan alasannya mengambil latar Tubaba untuk video musik āBerisikā. Menurutnya, pada Kabupaten yang resmi berdiri tahun 2009 ini gambaran ideal manusia hidup berdampingan dengan alam terpampang nyata. Nggak berisik alias mengganggu, nggak pula senyap alias nggak melakukan apa-apa.
Seperti bisa ditelusuri, kawasan Tubaba dilingkupi alam yang sedari dulu menjadi sumber penghidupan sekaligus kekayaan masyarakat setempat. Dere yang sempat berkunjung pada April 2021, mengaku merasakan keharmonisan antara kehidupan manusia dan kelangsungan alam di Tubaba.
āPemukiman warga dan wilayah perkebunan berada tepat di antara luasnya hutan. Hebatnya, lahan alam yang dimanfaatkan tidak diraup dengan serakah. Kawasan yang gundul, ditanami pohon kembali,ā kata Dere dalam keterangan tertulis.
Tubaba dalam pemaknaan lagu āBerisikā adalah perwujudan kehidupan modern yang nggak terelakkan, tetapi nggak juga meresahkan. Melalui video musik ini Dere menegaskan kepada pendengar kalau melanjutkan peradaban bisa dilakukan tanpa mengganggu kelangsungan alam. Kita bebas bersuara, tetapi nggak perlu sampai berisik.
Melalui lagu dan video musik āBerisikā, Dere berbicara kepada orang lain dan diri sendiri
Berdurasi 3 menit 17 detik, video musik āBerisikā menampilkan berbagai sudut Tubaba mulai dari aktivitas alat berat, jalan raya serta pemukiman warga yang bisa jadi simbol dunia modern, burung yang terbang bebas dan rimbun hutan jadi perwakilan keasrian alam. Sebagian besar video musik disuguhkan dalam format hitam putih.
Dere sebagai pemilik lagu turut tampil dalam video musik tersebut. Sebagaimana dituliskannya pada lirik, hal ini menegaskan lagi kalau Dere melalui lagu ini nggak berbicara untuk orang lain saja, tetapi juga untuk dirinya sendiri, manusia yang nggak luput menjadi berisik.
āAku pun adalah bagian dari manusia yang berisik. Keberisikan kita dapat mengganggu yang lainnya, maka baik untuk kita manusia berhati-hati dalam segala tindak dan bicara,ā ujar Dere.
Nah, bagaimana pendapat lu setelah mendengarkan dan menyimak video musik āBerisikā dari musisi 18 tahun ini, Jon?
Ikuti Instagram @wolesjon, biar nggak ketinggalan informasi seputar cowok dan dunia hiburan lainnya, kuy!