Wawancara Imajiner Bersama Keluarga Babi yang Difitnah. Ternyata Begini Perasaan Mereka Selama ini

Wawancara imajiner keluarga babi ngepet

Seekor babi yang baru-baru ini dinamai Deppy (Depok Piggy) oleh sebagian warganet di media sosial mendadak ramai diperbincangkan. Bukan masalah status hewan haramnya seperti yang biasa diributkan oleh masyarakat Indonesia, melainkan nasib malangnya di tangan seorang yang ngaku ustaz di kawasan Sawangan, Depok. Beberapa waktu lalu, hidup makmur dan angan-angannya menjadi babi gendut nan menggemaskan harus berakhir tragis lantaran fitnah kejam yang ditujukan pada dirinya.

Advertisement

Napas Deppy ini berakhir setelah dirinya dituding menjadi makhluk jadi-jadian bernama babi ngepet yang kerap nyolong duit masyarakat sekitar. Kejadian konyol yang menimpa Deppy ini membuat kita sadar betapa menyeramkan dan jahatnya para manusia nggak bertanggung jawab ini. Pasalnya, kejadian naas seperti ini telah terjadi berulang kali. Pergi dengan meninggalkan banyak luka dan kenangan bagi babi-babi lain terdekatnya, publik pun menganugerahkan gelar sebagai babi legendaris pada Deppy.

Berikut hasil wawancara imajiner tim @wolesjon dengan anggota keluarga babi malang satu ini.

Jon: Selamat siang, bagaimana kabarnya?

Keluarga Deppy (KD): Yaelah, tipikal orang Indonesia banget nih, udah tahu lagi berduka masih aja ditanya kabarnya. Jelas nggak baik-baik ajalah!

Advertisement

Jon: Hehehe, maaf. Bisa diceritakan kronologi singkat tragedi yang menimpa Deppy beberapa waktu lalu versi keluarga?

KD: Kami selaku keluarga sebenarnya udah bingung sejak dua hari sebelumnya sih, soalnya si Deppy ini tumben nggak pulang ke rumah. Awalnya sih cuma pamit mau nyamperin Bruno, anjing kompleks sebelah. Katanya mau pada ikutan kontes hewan paling haram. Tapi kok nggak pulang-pulang itu bocah, yak.

Jon: Apakah sebelumnya ada firasat tersendiri mengenai kejadian ini?

KD: Kalau firasat sih ada, Marcell atau Dewi Lestari, ya.

Jon: Dua-duanya betul, Pak. Waktu pertama kali dengar berita ini, siapa yang ngabarin?

Advertisement

KD: Sejujurnya nggak ada yang ngabarin sih, kita tahu dari Twitter. Halah, itu lo, si bapak-bapak yang ngaku kalau habis nangkap babi ngepet, kami langsung auto panik tuh dari situ.

Jon: Kalau si Deppy sendiri bocahnya gimana sih di rumah kalau boleh tahu?

KD: Dia ini nggak pernah macem-macem, hobi bantuin orang tuanya, ibadah juga rajin banget, pokoknya nggak pernah aneh-anehlah. Meski sering dibilang makhluk hidup paling haram, Deppy nggak pernah mabuk-mabukan, judi, main perempuan, apalagi sampai nyolong duit manusia.

Jon: Boleh flashback dikit ya, Pak. Kami penasaran banget nih, itu gimana ceritanya kemarin si Deppy bisa ikut sama bapak-bapak yang ngaku ustaz itu, ya?

KD: Namanya aja nasib jadi hewan paling haram, Bang, buat bayangin surga aja susah. Ndilalah, si bapak-bapak yang ngaku ustaz itu ngasih iming-iming ke Deppy nawarin masuk surga jalur belakang. Sekarang siapa yang nggak mau, kan? Eh, ternyata dikibulin.

Jon: Kejadian kayak gini di dunia babi sebenarnya baru kali ini terjadi apa udah berkali-kali?

KD: Kalau boleh jujur, bisa dibilang, kejadian ini tuh udah lumrah terjadi, Bang. Kalau di Eropa ada cerita likantropi warewolf (manusia serigala yang memangsa manusia), nah, di negerimu juga ada, babi ngepet yang ‘memangsa’ uang.

Ada juga mitos soal babi dari G.W.J. Drewes . Konon katanya ada putri babi di daerah Kaliwatubumi (Jawa Tengah) yang konon bisa memberi kekayaan. Syaratnya, orang yang pengin kaya, harus jadi budak sang putri. Nah, mungkin dari sini juga, Bang, predikat babi ngepet jadi lekat dengan kami.

Dari zaman dulu deh, tuduhan soal babi ngepet itu udah jamak. Pokoknya permasalahan hidup kami itu cuma dua, kalau nggak dikatain haram, ya, dituduh babi ngepet kayak gini.

Jon: Wah, menarik, ya, Pak. Berarti ini cuma mitos?

KD: Bagi kami ini mitos yang menjadi kenyataan, Bang. Mau gimana coba, orang masih sering terjadi, bener-bener terjadi. Bang Jon percaya babi ngepet?

Jon: Ngg … mitos, Pak. Hehehe.

Jon: Ada tanggapan buat bapak-bapak yang ngaku ustaz itu mungkin?

KD: Keluarga udah pasrah karena nggak bisa ngapa-ngapain. Semoga dapat hukuman setimpal, meski UU tentang binatang selalu diabaikan.

Jon: Baik terima kasih sebelumnya, kami akan melanjutkan tugas wawancara dengan bu Wati terlebih dahulu. Semoga cepat mendapat keadilan, ya, Pak!

Sementara kami melangkah pergi dari hadapan keluarga Deppy, sayup-sayup terdengar isak tangis kedua orang tua Deppy. Kasus babi ngepet rekayasa kali ini seharusnya membuka mata dan hati kita semua jika ternyata di luar sana ada manusia yang kelakuannya melebihi binatang.

Rest in peace, Deppy si babi legend dari Depok!

Ikuti Instagram @wolesjon biar nggak ketinggalan informasi seputar cowok dan dunia hiburan lainnya, kuy!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE