6 Tanda Kamu Mulai Hilang Harapan dengan Hubungan. Tapi Bertahan Karena Telanjur Nyaman

Hubungan Tidak Ada Harapan

Sebuah hubungan yang berjalan belum tentu baik-baik saja. Hubungan yang bisa bertahan, belum tentu benar-benar membuat bahagia dua orang di dalamnya. Karena ada banyak alasan bagi orang untuk bertahan dalam hubungin. Bisa jadi karena memang benar-benar cinta, bisa juga karena sudah telanjur nyaman dan enggan keluar dari sana meski sadar bahwa hubungan itu nggak baik-baik saja.

Ada kalanya, seseorang bertahan dalam hubungan karena enggan memulai sesuatu yang baru. Sesak dan segala hal buruk dalam hubungan ditiadakan, karena melepaskan dan memulai yang baru butuh effort yang lebih besar. Padahal kalau ditanya tentang harapan atas hubungan yang dijalani, bingung juga. Sebab kamu sendiri tak tahu arahnya ke mana. Apakah hal-hal ini kamu rasakan? Kalau iya, mungkin kamu termasuk golongan yang ini.

1. Kadang kamu nggak suka dengan sikapnya, tapi memilih memendam saja. Malas berantem, malas ribut, malas segala-galanya

lebih sering memendam (photo by prostooleh) via www.freepik.com

Hubunganmu mungkin terkesan adem-ayem saja. Nggak ada pertengkaran yang benar-benar berarti. Tapi ini juga bukan melulu pertanda baik, sebab sampai tahap-tahap tertentu, bertengkar dan adu argumen dengan pasangan itu perlu. Meski jarang berantem, apakah selama ini kamu diam-diam menyimpan kesal dan marah atas sikap pasanganmu? Apakah dia pernah menyakiti hatimu, dan kamu pilih diam saja? Apa ada banyak sikapnya yang kamu nggak kamu setujui tapi kamu malas membahasnya?

Kamu selalu beralasan malas berdebat, malas bertengkar, dan malas ribut. Padahal jika benar-benar kamu punya harapan positif dengan hubungan ini, pasti kamu akan lebih peduli. Ketidaksukaan dan rasa kurang nyaman yang dirasakan dibicarakan agar bisa didiskusikan agar bisa dicarikan jalan keluar.

2. Kalian nggak lagi punya jadwal ketemu yang pasti. Seringnya sih memanfaatkan momen kebetulan-kebetulan semata

Kencannya kebetulan saja via www.freepik.com

Dulu ketika masih awal-awal jadian, setiap pertemuan membuatmu sangat bersemangat. Bahkan meski kesibukan sedang tak masuk akal pun, baik kamu dan dia sama-sama meluangkan waktu untuk berjumpa atau setidaknya ngobrol via telepon. Meski pertemuan hanya sebentar, tak apa, karena bagi kalian yang penting adalah kualitas pertemuannya.

Namun, sekarang kayaknya kalian jarang benar-benar meluangkan waktu dan berusaha bertemu. Kalian hanya memanfaatkan kebetulan, seperti kebetulan lagi di dekat rumah, kebetulan lagi di dekat kantor, atau kebetulan lagi bisa ketemu. Kalian hanya benar-benar janjian saat ada acara yang harus didatangi berdua seperti kondangan.

3. Kamu makin sering berbohong soal ini itu, dan merasa itu baik-baik saja

makin sering berbohong (photo by prostooleh) via www.freepik.com

Kebohongan itu seperti duri dalam daging bagi sebuah hubungan. Mungkin awalnya kamu berbohong tentang hal-hal kecil dengan alasan yang “terdengar baik”. Misalnya, supaya dia nggak marah dan kalian nggak jadi ribut besar. Intinya, kamu beralasan demi kebaikan bersama, sebuah fakta harus disembunyikan.

Padahal yang namanya bohong ya tetap saja bohong, mau alasannya baik ataupun buruk. Selain itu, satu kebohongan biasanya memicu kebohongan-kebohongan lain. Nggak heran deh kalau kemudian kamu jadi sering bohong padanya. Bahkan sesederhana kamu beralasan sudah tidur, padahal hanya sedang malas ngobrol. Padahal, kan tinggal dikatakan saja apa alasannya. Mungkin kamu lelah, kurang enak badan, atau hal-hal lainnya.

4. Kamu sering lupa detail-detail tentangnya. Bahkan perasaannya tak lagi kamu pikirkan

sering lupa detail tentangnya via www.freepik.com

Dulu kamu mengingat banyak hal tentangnya. Sekecil apa pun info tentangnya, adalah pengetahuan berharga yang patut kamu pahami. Berbekal hal itu, kamu juga sering membuat kejutan-kejutan kecil baginya. Misalnya, tiba-tiba mengirimkan hadiah yang sudah lama ia idam-idamkan. Selain itu, kamu juga sangat mempedulikan perasaannya. Kamu peka dengan perubahan emosinya, dan berusaha melibatkannya saat membuat keputusan.

Tapi sekarang, kamu sering lupa detail-detail tentangnya. Kalian bahkan jarang benar-benar ngobrol tentang sesuatu secara mendalam. Kalau disimpulkan, kamu dan dia sama-sama jalan sendiri dalam sebuah label hubungan yang nggak terlalu berarti.

5. Masalah demi masalah terjadi dan berlalu tanpa meninggalkan pelajaran

masalah tidak dijadikan pelajaran via www.freepik.com

Setiap pasangan tentu pernah mengalami masalah yang berbeda-beda. Pun setiap masalah itu bisa membawa dampak yang berbeda bagi masing-masing pasangan. Ada satu masalah yang bagi pasangan A hanya kecil dan mudah diatasi, sebaliknya, bagi pasangan B adalah masalah besar yang bisa mengancam hubungan. Bagaimanapun, setiap masalah yang selesai seharusnya bisa dijadikan sebuah pembelajaran, untuk bisa jadi lebih dewasa.

Namun, dalam hubungan kalian ini, masalah datang dan berlalu begitu saja, tanpa bisa diambil hikmahnya. Padahal masalah yang pernah ada bisa jadi materi untuk sama-sama mendewasa lho. Nggak heran kalau masalah yang sama terus terjadi berulang-ulang, karena memang nggak pernah dihayati dan dijadikan pembelajaran.

6. Kadang kamu bingung juga apa tujuan dari hubungan ini, tapi sering menepis ragu dan berkata “ya udahlah ya…”

nyaman, tapi bingung tujuannya apa via www.freepik.com

Ketika menjalani hubungan, sekali waktu kamu pasti pernah bertanya pada dirimu sendiri: ke mana sih arah hubungan ini? Mungkin kamu juga pernah menanyakan hal yang sama kekasihmu. Nah, ketika ditanya apa tujuan dari hubungan ini, kamu pun bingung.

Kadang kamu merasa hubungan ini nggak ada masa depannya, dan terpikir untuk mengakhirinya. Namun, kemudian kamu berpikir bahwa melepaskan yang ini mengharuskanmu memulai semuanya dari awal lagi. Kenalan dengan orang baru lagi, memulai hubungan dari awal lagi, dan menurutmu itu melelahkan.

Perasaan nyaman itu nggak selalu berarti kamu sudah berada di pelabuhan yang tepat. Bisa saja itu berarti kamu terlalu lelah berjalan dan mencari, hingga akhirnya memilih untuk menepi di tempat seadanya. Atau bisa juga, kamu merasa pelabuhan ini nyaman, karena kamu terlalu takut untuk menengok kemungkinan di pelabuhan lainnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi