Meminta Kepastian LDR, Justru Berakhir Perpisahan. Kisah Warganet Ini Punya Banyak Pelajaran

Minta Kepastian

Menjalani kisah LDR memang tidak pernah mudah. Itulah yang dialami oleh seorang warganet Twitter dengan username @soviirynt yang membagikan kisah cintanya dalam sebuah cuitan. Dalam foto berisi potongan percakapan Sovi dan kekasihnya itu, Sovi memberanikan diri untuk meminta kepastian akan hubungan LDR yang tengah mereka jalani. Pertanyaan Sovi cukup tegas, bahwa dia butuh kepastian apakah hubungan ini masih layak untuk dipertahankan atau tidak. Nyatanya, obrolan yang dimulai baik-baik itu berakhir dengan baik pula meski keduanya sepakat untuk berpisah.

percakapan Sovi dan kekasihnya via twitter.com

percakapan Sovi dan kekasihnya via twitter.com

Advertisement

Ketegaran Sovi mengundang kekaguman warganet yang lain. Sovi nampak sangat bijak menghadapi keputusan sang kekasih yang memilih untuk mengakhiri hubungan. Sikap Sovi juga sangat dewasa, meski dia tahu LDR bukanlah masalah utama yang dihadapi oleh mereka. Namun, bagaimanapun kisah LDR yang akhirnya berakhir baik-baik ini mengundang haru dan bahkan air mata bagi warganet. Ketegaran dan kedewasaan keduanya dalam menghadapi masalah patut ditiru. Dari kisah tersebut, Hipwee merangkum beberapa hal yang bisa kita pelajari bersama.

1. Seindah-indah hubungan adalah dua orang yang masih saling mengharapkan. Jika ragu sudah terlalu besar, untuk apa tetap memaksakan?

hubungan yang indah adalah yang punya masa depan (Photo by mentatdgt) via www.pexels.com

Ketika sebuah hubungan mulai kehilangan arah dan harapan bagi satu sama lain, pasti ada rasa gamang dalam diri. Jika dihentikan, segala rencana yang dulu pernah disusun bersama, dan segala kenangan indah yang pernah dilalui akan terasa sia-sia. Tapi memaksa untuk bertahan, bisa saja hari demi ke depan akan semakin menyakitkan. Apalagi kalau sudah ada ragu yang terselip. Seperti kata Sovi, “Kalau ragu mendingan nggak usah”, karena menjalani sebuah hubungan tentunya perlu keyakinan. Dan seindah-indahnya hubungan, adalah yang punya harapan.

2. Ada kalanya kita harus berani mengambil langkah agar segalanya menjadi jelas. Meski akhir yang diharapkan belum tentu kesampaian

masalah harus dibicarakan (photo by Photo by Toa Heftiba) via unsplash.com

Rasa gamang antara enggan kehilangan dan semakin hilang harapan itu biasanya membawa kebingungan. Rasanya ingin mengajak si dia duduk bersama dan benar-benar bicara dari hati ke hati. Namun, ada juga takut yang terselip bagaimana bila nanti akhirnya tidak sebaik yang diharapkan?

Advertisement

Kebesaran hati Sovi untuk mengambil langkah duluan mempertanyakan kejelasan hubungan layak diapresiasi. Kalaupun hasilnya tidak sesuai harapan, sakitnya hanya sebentar dan setidaknya jadi tahu apa yang harus dilakukan. Daripada terus menjalani hubungan tanpa kejelasan dan sakitnya berkepanjangan?

3. Rasa bosan dan merasa pasangannya berubah itu pasti ada dalam hubungan. Tinggal bagaimana masing-masing menyikapinya

pacar berubah itu waja (Photo by @thiszun) via www.pexels.com

Manusia adalah makhluk yang selalu berproses. Karenanya, adalah wajar jika suatu hari kamu menyadari ada yang berbeda dengan pasanganmu. Mendadak dia tidak seperti dulu lagi. Bukan karena dia berubah, melainkan dia berproses dan berkembang. Perbedaan sikap dan sudut pandang itu sangat wajar. Begitu juga dengan rasa bosan. Jenuh pada pasangan itu hal yang sangat mungkin terjadi dan bisa dialami oleh pasangan yang selalu terlihat serasi sekalipun. Lantas bagaimana? Ya semuanya tergantung bagaimana menyikapinya, dan ini sepenuhnya pilihan.

4. Menjalani LDR memang butuh upaya ekstra. Masalah pasti akan ada saja, dan sikap terbuka sangat diperlukan untuk menyelesaikannya secara dewasa

Masalah hadir untuk dibicarakan bukan dihindari (Photo by Lê Minh) via www.pexels.com

Jarak yang menghalangi bisa saja menimbulkan berbagai persoalan. Bukan hanya trust issue, tapi juga berbagai masalah lainnya. Karenanya, sikap terbuka sangat diperlukan untuk bisa menyelesaikan masalah secara dewasa. Apa yang dilakukan oleh Sovi benar-benar memberikan pelajaran penting bahwa persoalan harus dihadapi dan diselesaikan agar tidak berlarut-larut. Penting untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan mendengarkan perasaan pasangan, Berusaha jujur satu sama lain adalah satu langkah untuk menyelesaikan masalah secara dewasa.

Advertisement

5. Pada akhirnya, mengakhiri hubungan baik-baik dengan kepala dingin menyelipkan banyak hikmah untuk dipelajari. Bukan hanya amarah dan sakit hati

Berpisah baik-baik (Photo by freestocks.org) via www.pexels.com

Bagaimanapun putus cinta itu menyakitkan. Tapi peristiwa ini dan segala patah hatinya tidak mungkin tanpa pesan ataupun pelajaran. Terlebih jika keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan baik-baik, akan lebih mudah untuk memahami hikmah yang terkandung dan meresapi pelajaran yang diberikan alih-alih hanya memendam amarah dan sakit hati. Berpisah dengan baik-baik akan membantu mengurangi beban sehingga kakimu juga akan lebih ringan untuk move on dan melaju ke depan.

Saya rasa, kisah Sovi ini bukan hanya sebatas pada mereka yang menjalani LDR. Melainkan patut dijadikan pelajaran bagi semua orang yang menjalani hubungan. Kalau kata orangtua, berani jatuh cinta harus berani pula patah hati. Karenanya, meski putus cinta itu sangat menyakitkan hati, ada kalanya itu menjadi opsi terbaik bagi dua orang yang sudah sama-sama sulit untuk saling membahagiakan lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE