Aku Memilih Sendiri Dulu untuk Sementara. Bukan Berarti Hidupku Tak Bahagia

Alasan Orang Pilih Melajang

Pada suatu malam, sebuah pesan singkat masuk, dari temanku. Sebaris pertanyaan itu terlontar lagi, “Kamu kenapa sih masih betah sendiri? Masih suka sama cowok, kan? Dekat mulu, kenapa nggak sekalian jadian aja sih?” Sejujurnya, aku lelah menerima pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Bahkan, kerap kali aku bertanya pada diri sendiri, memangnya salah ya kalau pilih melajang dulu sampai hari ini?

Di tengah keramaian, kesendirian seolah menjadi momok yang menakutkan. Kebutuhan akan memiliki pasangan seolah menjadi keharusan. Dan orang-orang yang melajang sekian lama pun mulai dipersoalkan.

Aku menikmati masa-masa mudaku, bebas belajar apa saja dan berteman dengan siapa saja yang kumau

ingin berteman dengan semua orang via www.pexels.com

Menjadi single tidak sedikit pun membuatku merasa sedih, justru aku sangat menikmati waktu-waktu ini untuk mengenal diri sendiri. Bersenang-senang dengan masa muda yang hanya kumiliki sekali seumur hidup dan bertemu dengan orang-orang baru justru membuatku semakin merasa hidup. Nggak ada tuh diriku risau hanya karena tak ada pacar.

Kalian harus tahu, ditanya terus-menerus kapan akan memiliki pasangan itu melelahkan sekaligus menjengkelkan

ditanya kapan punya pacar itu menjengkelkan via www.pexels.com

Setiap orang punya alasan-alasannya sendiri mengapa mereka masih sendiri. Aku kira, tidak perlulah terus-menerus menanyakan hal yang sama apabila ujungnya hanya untuk menghakimi. Lagipula, aku juga tidak berpikir untuk selamanya menjadi single, kok. Tapi kalau memang aku belum berniat untuk berpacaran, lantas kalian ingin jawaban dariku yang seperti apa? 

Aku sedang sibuk merajut mimpi-mimpiku, mempersiapkan diri ini supaya mampu berdiri di atas kaki sendiri

punya banyak mimpi via www.pexels.com

Dengan statusku yang saat ini masih single, aku memiliki banyak waktu untuk fokus dan mewujudkan mimpi-mimpiku. Aku tidak ingin masa-masa ini harus terbelah, apalagi kalau sampai harus memilih salah satu di antara impian atau pacar. Meski memang, keduanya bisa berjalan beriringan, namun juga tak ada salahnya kan bila aku memilih untuk memeluk mimpi-mimpiku terlebih dahulu? Jangan salah sangka, ini hanya tentang prioritas saja.

Aku tidak punya waktu untuk mengejar sekadar hanya status, agar tak ketinggalan di tengah tren orang pacaran

Tak mau ikut tren via www.pexels.com

Hei, aku tidak sekesepian itu! Aku bisa saja mengakhiri status single ini, namun apakah aku akan bahagia menjalani hubungan hanya karena ingin menyandang status berpacaran? Iya, aku tahu ini mungkin berlebihan. Tidak perlu serius-serius amat seperti menanggapi sebuah ikatan pernikahan. Namun, apabila aku sendiri berat untuk menjalaninya, bukankah aku sama saja telah menorehkan luka baru pada pasanganku begitu ia tahu aku tidak serius jadian dengannya?

Menemukan seseorang yang mengerti dan bisa melengkapi tak semudah seruan tuk segera mengakhiri kesendirian ini

tak ingin bersama orang sembarangan via www.pexels.com

Semandiri apa pun seorang perempuan, tentulah ia membutuhkan sosok lelaki yang bisa menemani dan mendampinginya. Aku tak menampik itu. Kadang aku pun merindukan sosok lelaki yang bisa menjagaku, menjadi ladang tawa di kala aku bersedih, menjadi tangan ketika hati ini menangis, dan menjadi peluk ketika hati mulai berpeluh. Hanya saja, aku belum menemukan sosok itu. Dan aku pun tak ingin terburu-buru.

Aku sedang memantaskan diri. Karena aku yakin jodoh akan datang saat diri ini memang pantas untuk mulai memiliki

semua ada waktunya nanti via www.pexels.com

Tak apa apabila aku belum menemukan lelaki yang bisa membuatku nyaman untuk menjadi pendamping hidup, karena toh aku pun masih sibuk memantaskan diri. Aku akan lebih bahagia bila menemukan orang yang membuatku nyaman daripada harus terburu-buru dalam memilih pasangan. Karena aku percaya, cinta tidak sedangkal itu untuk dijadikan ajang pamer kepada semua orang. Aku tetap percaya, cinta sejati akan datang tepat pada waktunya. Tepat saat hati telah siap dan tepat saat Tuhan telah berkendak.

Kita terlalu sibuk hidup dalam standar yang dibuat oleh orang lain, sehingga lupa bagaimana memaknai arti bahagia. Sama halnya dengan cinta. Memilih sendiri dulu bukan berarti aku tidak bahagia, hanya saja hati ini masih ingin berkutat dengan tuntutan hidup yang lainnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi