5 Cara Memahami Orang Lain Dalam Komunikasi yang Dapat Kita Pelajari

Memahami cara berkomunikasi

Proses mempersepsikan orang lain dapat dilihat dari perilaku komunikasi orang tersebut dan karakteristik fisiknya. Steve Ducks seorang psikolog sosial asal Inggris mengemukakan bahwa perilaku seseorang yang dapat membantu terdapat dalam tiga hal. Pertama, perilaku tersebut dapat memberikan suatu informasi yang bermanfaat semacam kondisi internal seseorang (sikap, nilai, keyakinan, kepribadian). Kedua, adanya perilaku yang menyenangkan bagi orang lain seperti mendapat pujian atau senyuman. Ketiga, terdapat perilaku yang dapat memberikan perkiraan mengenai hubungan untuk kemudian hari. Untuk dapat mempersepsikan perilaku seseorang dalam menyimpulkan kondisi internal dan kepribadiannya maka terdapat bahasan yang menguraikan tiga proses kognitif, ketiganya adalah proses atribusi, implicit personality theory, response sets, Leniency effect, dan Attributional Responsses.

Advertisement

1. Proses Atribusi

Foto oleh Keira Burton dari Pexels

Foto oleh Keira Burton dari Pexels via https://www.pexels.com

Proses intra pribadi yang dapat menempatkan pengendali atau penyebab atas suatu peristiwa kepada sesuatu atau seseorang. Sebagai suatu bentuk perlindungan, biasanya kita memandang diri sendiri dengan pengertian situasional. Yaitu kita cenderung merasa seperti menimpakan perilaku yang tidak sesuai dengan kita atau tidak kita sukai kepada situasi, bukan menimpakan kepada diri kita sendiri. 

Contohnya, ketika kita terlambat masuk kantor salah satu alasan penyebab keterlambatan kita adalah terjebak kemacetan lalu lintas. Sebaliknya, kita sering mempersepsikan orang lain dengan pengertian disposisional. Seperti saat kita sedang memperhatikan seseorang, maka kita cenderung menempatkannya dengan proses intra pribadi, berpendapat dengan sesuatu yang sedang terjadi di dalam diri orang tersebut. Contohnya, ketika kita mengatakan “sepertinya dia sedang kebingungan karena sudah dua kali berpapasan dengaku tetapi tidak menegur atau mengenaliku”. Proses atribusi dalam komunikasi memiliki arti penting sebagai berikut;

Advertisement

Pertama, Dengan menggunakan pola-pola seperti yang sudah dicontohkan di atas, maka dalam proses ini dapat membantu kita menyusun penjelasan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.

Kedua, Secara akurat proses ini relatif menggambarkan suatu hubungan antara perilaku dengan kondisi psikologis. Dalam hal ini kebanyakan orang menganggap bahwa kondisi psikologis tidak terlalu mengendalikan setiap perilaku yang kita lakukan (tidak setiap perilaku yang kita lakukan secara otomatis merefleksikan perasaan kita).

Ketiga,    proses atribusi ini dapat mempengaruhi hasil yang berasal dari hubungan antar pribadi (contohnya ingin mengingkatkan/meneruskan hubungan), dan dengan meningkatkan hubungan maka akan mempengaruhi proses atribusi. Misalnya, pada tahap awal dalam suatu hubungan belum merasa terlalu dekat (hanya teman atau baru kenal), kita biasanya cenderung dapat mempersepsikannya dengan pengertian situasional (jika mengenai diri kita) atau disposisional (jika mengenai orang lain). Namun, berbeda dalam hubungan yang sudah sangat intim/akrab/dekat, cenderung mengartikan hal lain sebagai alasan suksesnya suatu hubungan tersebut, terdapat pada hubungan itu sendiri (saling pengertian di antara kami, memberikan motivasi, dan sebagainya).  

Advertisement

2. Implicit Personality Theory

Anang Panca

Anang Panca via https://any.web.id

Teori ini mengasumsikan seseorang sebagai psikolog amatir, biasanya menggunakan perangkat psikologis agar dapat mempersepsikan orang lain. Adanya pengalaman interaksi yang pernah dialami pada masa lalu, maka kita dapat mengetahui berbagai ciri-ciri kepribadian atau psikologis yang berbeda-beda dari setiap orang. Maka, jika kita sedang berinteraksi dengan banyak orang dan mengamati perilakunya, dengan mudah kita dapat mengurangi ketidakpastian terhadap orang-orang tersebut  dengan cara mengevaluasi sesuai dari ciri-ciri psikologis yang kita ketahui.

Setelah mengetahui ciri-ciri orang tersebut, kita dapat mengaplikasikan kepribadian orang tersebut sehingga kita sampai pada suatu persepsi yang dapat mengetahui siapakah dia. Menggunakan implicit personality theory ini berawal dengan mencoba mengidentifikasikan seseorang ke dalam klasifikasi sosial berdasarkan ciri-ciri yang kita ketahui tentang suatu individu tersebut sebagai sosok yang khas atau spesifik.

3. Response Sets

Foto oleh Public Domain Pictures dari Pexels

Foto oleh Public Domain Pictures dari Pexels via https://www.pexels.com

Teori ini dapat dikatakan sebagai jalan pintas untuk menyimpulkan suatu hal, seperti saat kita berpikir bahwa tidak akan mendapat informasi yang cukup untuk dapat mengenali seseorang secara utuh, maka dapat menggunakan teori response sets ini untuk dapat menyimpulkan. Contohnya, saat kita mempunyai teman dan kita mengetahui bahwa ia berperilaku kurang bertanggung jawa saat bekerja, seperti sering terlambat masuk kantor dengan berbagai alasan, tidak melakukan tugasnya dengan benar dan sebagainya.

Dengan demikian, sama seperti ketika kita mengganggap orang yang kita kenal sangat ramah, lalu kita juga akan mempersepsikan bahwa orang tersebut akan ramah kepada siapa saja. Hal tersebut dapat membuat kita lupa dengan kenyataan bahwa orang akan mempunyai perilaku dan menampilkan peran yang berbeda-beda kepada orang lain dan situasi yang berbeda pula.

4. Leniency effect

Foto oleh Anastasiya Gepp dari Pexels

Foto oleh Anastasiya Gepp dari Pexels via https://www.pexels.com

Leniency effect merupakan response sets lain ketika membiarkan suatu hubungan kita yang dapat mempengaruhi persepsi diri sendiri kepada orang tersebut. Contohnya, ketika kita cenderung sangat toleran dan mengidealkan teman kita dalam menilainya. Mempersepsikan perilaku seseorang seperti itu membuat kita berpikiran bahwa ia hanya memiliki sedikit kekurangan dari begitu banyak kelebihannya yang kita ketahui. Oleh karena itu, karena kita tidak memahami mengapa orang lain tidak menyukai teman kita yang sudah kita persepsikan sebagai seseorang yang sempurna. Sebaliknya hal tersebut akan terjadi kepada seseorang yang tidak kita sukai. Sebab kita cenderung mempersepsikan rendah perilaku positif orang tersebut, dan terlalu tinggi mempersepsikan pada perilaku negatifnya.

5. Attributional Responsses

Foto oleh fauxels dari Pexels

Foto oleh fauxels dari Pexels via https://www.pexels.com

Attributional Responsses dapat dikatakan sebagai cara lain dalam proses atribusi yang dilakukan oleh perilaku kita untuk reaksi atas tindakan orang lain. Dari setiap tindak komunikasi dalam suatu percakapan yang dapat menyertakan suatu pernyataan atributif atau ekspresi melalui penilaian pada makna, dalam perilaku orang lain. Biasanya dalam menanggapi ungkapan atributif orang lain dapat kita tunjukan dengan memberikan beberapa pilihan.

Contohnya, saat menanggapi ungkapan atributif seperti “sebenarnya kamu tidak ingin pergi, kan?” kita dapat menyangkalnya dengan “tidak seperti itu maksudku”, atau kita dapat menyetujuinya “ya, karena saya ada urusan”, atau kita dapat mengalihkan focus ungkapan atribusi tersebut “karena untuk saat ini adalah waktu yang kurang tepat untuk pergi”. Dengan begitu, atribusi dapat dikatakan sebagai strategi percakapan yang sama halnya Ketika kita menggunakannya sebagai strategi, pada proses, maka atribusi dapat mempengaruhi keseluruhan alur percakapan.

Sangatlah penting memahami orang lain dalam komunikasi dan tidak berasumsi bahwa kita dapat mempersepsikan orang dari perilaku dan budaya yang berbeda-beda terhadap orang lain. Dengan begitu, persepsi kita terhadap orang lain (tidak akurat maupun akurat) dapat merugikan atau menguntungkan dalam proses komunikasi antar pribadi atau hubungan. Satu hal yang dapat kita perhatikan adalah bahwa kita sebagai individu harus selalu terbuka terhadap suatu informasi tambahan dan menggunakannya agar dapat memperbaiki persepsi kita kepada orang lain.

References
Daryanto. (2014). TEORI KOMUNIKASI. Malang: GUNUNG SAMUDERA.
Wood, J. T. (2018). Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian . Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE