Hadirnya media sosial membawa kecepatan informasi dan jangkauannya sehingga tidak hanya digunakan sebagai media informasi saja, tetapi dijadikan juga sebagai media promosi. Saat ini semua brand berlomba-lomba memasarkan produknya di media sosial dengan konten-konten yang variatif dan strategi-strategi tertentu. Dengan adanya persaingan kuat ini, semakin menjamur pula mitos-mitos dalam digital marketing.
Mitos yang ada ini memberi dampak negatif dan menjadi perdebatan di kalangan pebisnis. Artikel ini akan meluruskan mitos-mitos yang sudah dipercaya oleh banyak orang.
ADVERTISEMENTS
1. Semua Platform Dipakai
Pixabay via https://pixabay.com
Pixabay via https://pixabay.com
Apakah digital marketing harus menggunakan semua platform? Tentu saja tidak. Ternyata masih banyak orang yang percaya, untuk menggaet pelanggan harus mempromosikan brand ke semua platform sosial media. Padahal hal ini tidak dibenarkan, karena sebenarnya marketing itu masalah data untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Walaupun hanya dengan satu platform saja, jika pengolahannya tepat maka promosi tersebut bisa dikatakan berhasil.
Sebaiknya, bagi sebuah brand menggunakan platform tertentu yang dianggap tepat dan mempunyai audience yang tepat. Kemudian tinggal memaksimalkan strategi yang ada. Misalnya saja menggunakan platform Instagram, brand harus memaksimalkan produksi konten dan interaksi dengan konsumen saja. Dari satu platform tersebut akan ditemukan pelanggan-pelanggan potensial yang dapat meningkatkan penjualan.
Bukan berarti menggunakan semua platform tidak dapat meningkatkan penjualan, tapi jika tidak dapat mengelolanya dengan baik maka hasil yang di dapat tidak dapat dimaksimalkan.
ADVERTISEMENTS
2. Sosial Media Hanya Efektif Bagi Beberapa Industri
Pixabay via https://pixabay.com
Pixabay via https://pixabay.com
Ternyata masih banyak juga yang beranggapan promosi menggunakan media sosial hanya efektif bagi beberapa industri saja. Padahal kenyataanya semua industri juga bisa memiliki tempat untuk meraih keuntungan dari sosial media. Anggapan ini karena sosial media dianggap sebagai media anak muda, jadi tidak relatable dengan masyarakat pada umumnya.
Namun, jika dilihat saat ini, hampir semua orang sudah mempunyai ponsel pintar atau smartphone. Yang mana, masing-masing sudah mempunyai akun sosial media, minimal Facebook. Bahkan tidak hanya anak muda saja, para ibu hingga nenek-nenek juga sudah akrab dengan media sosial.
Dengan begini harusnya tidak ragu lagi dengan keberhasilan digital marketing. Meskipun produk yang dijual tidak akrab dengan anak muda, tapi dengan strategi yang tepat produk tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat.
ADVERTISEMENTS
3. Followers adalah Penentu Kesuksesan
Pixabay via https://pixabay.com
Pixabay via https://pixabay.com
Hanya karena jumlah followers sedikit, bukan berarti kamu tidak bisa memulai promosi. Yang perlu kamu perhatikan adalah pengikut potensial dengan interaksi yang beragam, dengan begini bukan tidak mungkin akan banyak menggiring calon pelanggan baru untuk membeli/menggunakan brand kamu.
Tetapi jangan juga meremehkan followers pasif, bisa jadi ada diantara mereka yang menjadi pelanggan potensial. Tanpa disadari ternyata followers pasif inilah yang membawa pelanggan-pelanggan baru untuk produkmu. Intinya followers bukanlah penentu kesuksesan, yang harus benar-benar diperhatikan adalah bagaimana strategi yang kamu lakukan untuk terus meningkatkan followers potensial.
ADVERTISEMENTS
4. Penutup
Facebook via https://www.facebook.com
Facebook via https://www.facebook.com
Itulah 3 mitos yang sering membuat salah paham para pebisnis maupun UMKM. Yang membuat mereka akhirnya tidak berani atau ragu mempromosikan brand ke sosial media atau malah sebaliknya, jadi salah kaprah memahami strategi promosinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”