5 Alasan Kenapa Kamu Harus Memiliki Kemampuan Mendengarkan yang Baik

Mendengar adalah Skill Underrated

Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut tentu punya maksud dan tujuan. Kamu diharapkan lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Se-simpel itu sebenarnya. Namun faktanya tidak. Kamu sering dapati beberapa orang yang suka menjadi pusat perhatian. Banyak yang lebih suka banyak bicara ketimbang banyak mendengarkan. Sekalipun mendengarkan, mereka tidak benar-benar mendengarkan. Mereka hanya menunggu waktu untuk giliran mereka bicara.

Pada dasarnya mendengarkan bukan hanya sekadar mendengarkan. Ia memiliki banyak makna. Diantaranya menghargai orang yang berbicara. Kebanyakan orang-orang memang tidak berbicara ketika orang lain bicara. Tetapi tidak banyak juga yang benar-benar mendengarkan. Mendengarkan adalah tentang menyimak dengan antusias. Jika perlu memberi respon, maka berilah respon seperlunya. Tidak dengan memotong pembicaraan.

Ketika mendengarkan. Kamu harus benar-benar hadir untuk orang yang berbicara. Bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga secara pikiran. Jangan sampai ketika ada yang berbicara, pikiranmu melalang buana entah kemana. Maka Mendengarkan adalah tentang kehadiranmu sepenuhnya. Mendengarkan adalah skill yang seringkali dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Padahal manfaatnya luar biasa besar. Orang-orang lebih menyenangi orang yang bisa berbicara dengan baik. Tampil memukau. Tidak peduli isi dari omongan itu kosong, selama orang itu mengemasnya dengan rapih dan wow. Orang-orang menyenanginya.

Mereka yang lebih aktif medengarkan justru acapkali terpinggirkan. Padahal bisa jadi mereka memiliki kapasitas yang jauh lebih besar ketimbang orang yang banyak berbicara tapi nihil aksi. Tong kosong nyaring bunyi ibarat pepatah mengatakan. Bisa jadi dia sering berbunyi karena memang tidak ada isinya. Sementara mereka yang benar-benar berisi tidak terlalu banyak berbunyi.

Pendengar yang baik selalu memiliki tujuan ketika saatnya mendengar. Setidaknya ada lima tujuan kenapa kamu harus menjadi seorang pendengar yang baik. Kenapa kamu harus memiliki skill mendengar yang tidak banyak dimiliki orang lain.

Advertisement

1. Untuk Memperoleh Informasi

Photo by Kaleidico on Unsplash

Photo by Kaleidico on Unsplash via http://unsplash.com

Di era sekarang informasi bukan sekadar kabar suatu kejadian yang menceritakan suatu peristiwa di tempat lain. Informasi sudah menjadi komoditas. Informasi adalah senjata. Dengan banyak mendengar. Kamu berpotensi memperoleh banyak informasi.

Dengan banyaknya informasi yang kamu peroleh. Kamu bisa membantumu menentukan langkah apa yang sebaiknya kamu lakukan selanjutnya. Namun satu hal yang harus kamu perhatikan adalah tidak semua informasi itu berguna. Ada informasi yang sebaiknya kamu hindari atau bahkan abaikan. Informasi yang berisi berita sampah, gossip, isu dan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat untukmu.

Advertisement

2. Untuk Mengerti

Photo by Erika Giraud on Unsplash

Photo by Erika Giraud on Unsplash via http://unsplash.com

Hidup tentu dipenuhi masalah. Baik masalah besar hingga masalah kecil. Dari masalah yang mempengaruhi kehidupan orang banyak hingga masalah yang hanya mempengaruhi sebagian orang. Masalah itu ada menjadi sebuah tantangan yang harus diselesaikan. Bukan untuk dihindari tentunya. Maka disinilah pentingnya kamu mendengar dari banyak pihak dan sudut pandang.

Sehingga akan memudahkanmu untuk memahami suatu permasalahan secara utuh. Tak lupa ketinggalan para ahli ketika berbicara dan memberikan pandangannya, sebaiknya kamu dengarkan. Bagaimanapun juga mereka adalah orang yang sudah mendalami di bidangnya. Sementara bisa jadi kamu awam akannya. Maka dengan mendengarkan kamu bisa semakin mengerti kenapa masalah ini ada. Apakah sebaiknya masalah ini kamu yang selesaikan, atau orang lain yang lebih ahli. Atau kamu menahan diri dari suatu permasalahan. Karena bisa jadi masalah ini bukan untukmu.

3. Untuk Belajar

Advertisement
Photo by Kampus Production on Pexels

Photo by Kampus Production on Pexels via https://www.pexels.com

Menurut riset kita hanya mampu menangkap dan mengingat 25-50 persen dari apa yang kita dengar. Ini artinya apabila kamu mendengarkan seorang guru menjelaskan pelajaran. Maka kamu hanya bisa mengingat setengah atau kurang dari apa yang guru sampaikan. Semisal guru kamu berbicara sekitar satu jam. Maka kamu hanya bisa mengingat paling maksimal 30 menit dari apa yang guru sampaikan.

Bayangkan saja itu ketika kamu dalam keadaan fokus. Apalagi ketika kamu dalam kondisi acuh tak acuh, bengong atau fokusmu teralihkan oleh gawaimu. Maka efektifitas pendengaranmu akan menurun drastis. Kamu bisa jadi hanya ingat sebagian kecil saja. 

Maka fokuslah mendengarkan. Karena dari orang lain sampaikan kamu bisa belajar hal baru. Ilmumu semakin meningkat ketika banyak mendengar. Jangan sampai perhatianmu teralihkan ke hal-hal yang remeh temeh seperti ponsel atau gebetan yang kamu taksir. Emang sih itu godaan yang susah untuk diabaikan. Namun tidak ada salahnya  mencoba.

4. Untuk Menilai

Photo by Mikhail Nilov on Pexels

Photo by Mikhail Nilov on Pexels via https://www.pexels.com

Don’t judge the book by it’s cover. Begitulah kata orang-orang tentang bagaimana kamu sebaiknya tidak menilai suatu buku hanya dari desain covernya. Namun di realitanya, kamu sebagai manusia memang melakukan judge the book by it’s cover. Kamu sering menilai buku dari tampilannya. Kamu sering menilai orang yang tidak kenal dari penampilannya, bagaimana cara dia berpakaian, bagaimana tutur katanya, bagaimana sifat dia yang nampak di depan mata kita. Hal itu adalah wajar. Karena kamu manusia biasa. Kamu tidak memiliki kemampuan super yang bisa menerawang keseharian orang itu. Kamu tidak bisa mengetahui cerita yang ia sampaikan benar atau tidak.

Sebagai contohnya, seorang bapak yang memiliki anak gadis dan kemudian didatangi dan dilamar oleh dua orang pria pasti akan melakukan penilain terhadap dua calon pria tersebut. Pria pertama datang dengan baju ala kadarnya. Memakai celan jeans kaos oblong branded dan gelang serta kalung rantai. Rambutnya acak-acakan. Pada saat berbicara ia tak jarang mengucap kata kotor di depan kedua orangtuanya. Sementara pria kedua datang dengan kemeja rapih dan celana bahan. Rambutnya disisir rapih. Pada saat berbicara menuturkan kata-kata yang baik dan lemah lembut. Andai kata kamu sebagai orangtua sang gadis pasti akan cenderung memilih pria kedua. Terlepas pria pertama ternyata anak konglomerat dengan uang berlimpah sementara pria kedua hanya seorang pria biasa yang datang dari keluarga sederhana dengan penghasilan pas-passan. Orang tua sang gadis sudah menilai pria kedua sebagai pria yang baik. Dilihat dari penampilan maupun kata-kata yang disampaikannya.

Oleh karena itu mendengarkanlah untuk menilai orang lain. Apakah orang ini layak kamu dengarkan omongannya. Apakah ada ilmu yang bisa kamu dapat dari orang yang berbicara ini. Sekalipun ternyata tidak ada, kita pun tetap harus mendengarkan. Untuk menghargainya dan untuk menilai dirimu sendiri apakah sudah layak menjadi pendengar yang baik.

5. Untuk Kesenangan

Photo by Jonas Mohamadi on Pexels

Photo by Jonas Mohamadi on Pexels via https://www.pexels.com

Terkadang hiburan sesaat bisa menjadi pelipur lara. Salah satunya dengan mendengarkan lagu yang kamu sukai. Tentu tidak hanya lagu. Suara-suara lain bisa menjadi penyejuk batinmu. Sebut saja suara gemericik air, suara seorang yang kamu sukai. Suara-suara alam yang menghadirkan ketenangan dalam jiwa. 

Bersenang-senang sesaat setelah bekerja keras seharian bisa dianggap sebagai self-reward-mu. Tidak perlu harus pergi ke restoran fancy yang mahal. Tidak perlu juga membeli barang-baran mewah yang bisa membuat kantongmu bolong. Sekadar merebahkan badanmu, medengarkan suara yang kamu suka. Hingga sejenak melupakan semua masalah yang ada di pundakmu. Bisa menjadi alternatif yang baik untuk kesehatan mentalmu. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I Write blog not tragedies.

CLOSE