5 Bentuk Penerapan Perilaku Komunikasi Non-Verbal dalam Kepelatihan Bola Basket.

Komunikasi Non-Verbal Dalam Kepelatihan Basket

Pelatih bola basket merupakan salah satu dari banyak pekerjaan yang menuntut kemampuan berkomunikasi yang baik.hubungan seorang pelatih bola basket tidak semata-mata hanya dengan para pemain. Namun, dengan lingkungan dimana mereka berada. Contohnya seperti komunikasi dengan lingkungan orang tua murid, divisi psikologi pemain, divisi nutrisi pemain, dan juga manajer tim.

Sebagai seorang pelatih keputusan akhir ada di tangan seorang pelatih maka dari itu interaksi komunikasi dari seorang pelatih dengan berbagai divisi terkait menjadi sangat penting untuk membentuk tim bola basket yang kuat. Untuk memaksimalkan komunikasi antara seorang pelatih dengan pemain maka penerapan komunikasi non-verbal dapat dilakukan.

Dengan menerapkan komunikasi non-verbal khususnya kepada pemain di lapangan maka para pemain dapat memahami keinginan seorang pelatih yang akan berdampak pada kualitas latihan saat itu. Berikut adalah 5 penerapan bentuk perilaku komunikasi non-verbal dalam kepelatihan bola basket.

Advertisement

1. Artefak: Bentuk Penampilan/Aksesoris.

TieBreaker

TieBreaker via https://www.google.com

Dalam komunikasi interpersonal artefak sendiri memiliki makna yaitu, sebuah objek personal yang dapat mengumumkan sebuah identitas yang berkaitan dengan orang yang mengenakannya. Artefak menjadi sebuah hal yang penting karena dengan memberikan sebuah tanda bagaimana kita berpakaian atau mengenakan sesuatu mampu memberikan sebuah identitas seperti apa orang memandang kita.

Dengan memberikan sebuah penampilan yang sesuai dengan tempat dan kondisi yang ada maka orang disekitar kita pun akan merasa nyaman. Hal ini akan berdampak pada bagaimana komunikasi yang berlangsung kedepannya. Dan begitu juga sebaliknya dengan penampilan yang tidak sesuai dengan tempat dan kondisi akan mempersulit komunikasi yang akan berlangsung kedepannya.

Advertisement

Seorang pelatih bola basket merupakan salah satau profesi yang dapat dimaksimalkan dengan penggunaan artefak salah satunya adalah aksesoris. Aksesoris ini digunakan untuk memberikan identitas yang kuat kepada lingkungannya bahwa pada saat itu ia merupakan seorang pelatih basket.

Dengan berpakaian layaknya seorang pelatih bola basket seperti menggunakan jersey dengan tulisan basketball coach dan whistle yang menggantung di lehernya mampu memberikan sebuah tanda jenis profesi bahwa ia merupakan seorang pelatih bola basket. Secara tidak langsung hal ini akan membentuk sebuah identitas seorang pelatih bola basket.

Maka ketika seorang pelatih bola basket memberikan penampilan seperti ini di lingkungannya komunikasi yang terjadi secara tidak langsung akan lebih terarah contohnya seperti pembahasan terkait pertandingan bola basket, evaluasi pemain, evaluasi sistem kepelatihan dan sebagainya.

Advertisement

2. Kinesika: Gestur Ketika di Lapangan.

Pittsbrgh Post-Gazette

Pittsbrgh Post-Gazette via https://www.google.com

Dalam komunikas interpersonal kinesika memiliki makna yaitu bagaimana posisi dan juga Gerakan tubuh seseorang dengan ekspresi wajah yang ditunjukkan. Fungsi dari memaksimalkan kinesika ini adalah, kita mampu memberikan sebuah tanda yang jelas bagaimana perasaan kita pada saat itu.

Beberapa bentuk kinesika yang biasanya diterapkan adalah gestur tubuh, berdiri dengan tegak, gerakan tangan ketika bicara, pandangan yang tajam dan sebagainya. Gerakan tubuh merupakan salah satu bentuk kinesika yang sering digunakan oleh seseorang karena dengan memaksimalkan gerakan tubuh mampu mendukung komunikasi verbal yang kita gunakan.

Selain itu ekspresi wajah juga menjadi salah satu hal yang kerap kali kita sebagai manusia perhatikan karena hal ini mampu memberikan sebuah sinyal interaksi seperti apa yang harus kita lakukan. Ada juga ekspresi wajah seperti menatap tajam, mengangkat alias dan sebagainya.

Kinesika dalam kepelatihan bola basket merupakan gestur tubuh yang digunakan seorang pelatih bola basket untuk memberikan sebuah tanda atau arahan yang spesifik kepada para pemain. Dengan gestur yang jelas pemain dapat lebih memahami hal apa yang diperintakan pelatih.

Gestur yang dilakukan seorang pelatih seperti berdiri tegak yang mampu menunjukkan kewibawaan seorang pelatih.Gerakan tangan yang spesifik bertujuan untuk memberikan arah kemana para pemain harus bergerak dalam melakukan dril saat sesi latihan. Selain itu komunikasi dengan salah satu pemain kerap kali dilakukan oleh seorang pelatih untuk membahas hal yang sifatnya individu gestur yang kerap kali digunakan oleh seorang pelatih saat berkomunikasi dengan salah satu pemain seperti menatap secara langsung dan menggunakan ekspresi untuk tujuan tertentu.

3. Paralinguistik: Nada & Volume Suara

Dalam komunikasi interpersonal paralinguistik memiliki makna yaitu, segala komunikasi yang diucapkan namun tidak menggunakan kata. Maksudnya adalah seperti hal-hal yang mendukung ketika pengucapakan kata-kata tersebut seperti sebuah bisikan yang mengindikasikan sebuah rahasia, kualitas suara yang berfungsi pada penerimaan suara ketika berbicara, volume keras dan kecil yang memiliki makna tersendiri dan sebagainya.

Paralinguistik dapat berupa sebuah aksen suara dan bagaimana ragam pengucapan ketika kita sedang berkomunikasi. Hanya dengan suara yang kita keluarkan hal ini dapat berpengaruh pada bagaimana persepsi seseorang terhadap kita. Maka dari itu paralinguistik mampu menandakan bahwa kita menjadi bagian atau tidak dalam sebuah komunitas tertentu.

Paralinguistik dalam kepelatihan bola basket merupakan hal yang kerap kali diterapkan oleh seorang pelatih. Seorang pelatih basket harus mampu mengkomunikasikan materi kepada para pemainnya yang jumlahnya tidak sedikit maka dari itu kualitas vokal dan volume menjadi hal yang penting untuk diaplikasikan dengan baik.

Dengan memamaksimalkan paralinguistik dari seorang pelatih hal ini mampu memberikan sebuah persepsi yang positif dari seorang pemain kepada pelatihnya. Pelatih yang memberikan nada suara lemah lembut dengan pelatih yang memberikan nada suara lantang tentu akan menghasilkan sebuah persepsi yang berbeda. Maka dari itu dengan memaksimalkan paralinguistik yang baik seorang pelatih mampu mekasimalkan dirinya sebagai bagian dari komunitas yang sedang ia bina.

4. Haptik: Sentuhan Dalam Pengajaran.

Dalam komunikasi interpersonal haptik memiliki arti sebuah sentuhan. Salah satu makna yang dapat diambil dari sentuhan ialah sebuah esensi akan kehidupan yang sehat. Dalam kehidupan kerap kali orang tua yang memberikan sebuah sentuhan positif kepada anaknya pada akhirnya aak tersebut dapat menjadi orang yang dewasa dan percaya diri. Namun, pada umumnya orang tua lebih seirng menyentuh anak perempuannya dibandingkan laki-laki.

Dari sudut pandang seorang perempuan sentuhan memiliki makna sebuah rasa suka dan juga keintiman. Sentuhan pun juga dapat memiliki sebuah makna akan apresiasi sebuah hal contohnya seperti seorang ayah yang mengusap rambut anaknya yang berhasil mendapatkan nilai bagus. Sentuhan juga bisa menjadi sebuah bentuk pengajaran dalam praktek lapangan jika terdapat sebuah kesalah dalam melakukan sesuatu

Haptik dalam kepelatihan bola basket kerap kali digunakan oleh seorang pelatih saat melakukan sesi latihan. Sentuhan ini digunakan oleh seorang pelatih salah satunya sebagai bentuk apresiasi pemain seperti rangkulan atau usapan kepala karena pemain tersebut dapat memberikan kontribusi terbaik di lapangan.

Selain itu sentuhan juga bisa menjadi salah satu cara pelatih mengkoreksi gerakan pemain yang salah. Dengan memberikan sentuhan yang terarah pemain dapat lebih memahami maksud dan tujuan yang dinginkan oleh seorang pelatih melalui gerakan yang sudah diperintahkan sebelumnya. Dengan memaksimalkna sentuhan seorang pelatih dapat mengarahkan seorang pemain dan bahkan memberikan sebuah apresiasi yang akan lebih dihargai seorang pemain

5. Chronemic: Kedisiplinan Waktu.

Dalam komunikasi interpersonal chronemic memiliki makna yaitu, sebuah cara seseorang dalam mempersepsikan waktu dengan tujuan untuk mendefinisikan sebuah identitas. Salah satunya adalah ketika seseorang yang memeiliki jabatan yang lebih tinggi memberikan sebuah kemungkinan orang itu dapat membuat orang lain menunggu.

Dalam konteks budaya barat waktu merupakan sebuah hal yang sangat berharga sehingga durasi waktu dengan seseorang yang kita kasihi merefleksikan sebuah prioritas interpersonal. Kerap kali kita juga memutuskan untuk menggunakan waktu yang lebih lama dengan orang yang memberikan keuntungan bagi kita. Maka dari itu chronemic mampu mendefinisikan bagaimana identitas kita.

Chronemic sudah menjadi karakter dari cabang olaharga bola basket. Filosofi dari permainan bola basket itu sendiri adalah mampu menentukan sebuah pilihan dalam waktu sesingkat-sigkatnya. Jika kita lihat peraturan resmi bola basket internasional yang dikeluarkan oleh FIBA. Banyak sekali aturan waktu yang harus dijalankan dalam sebuah pertandingan. Maka dari itu kerap kali seorang pelatih menerapkan kedisiplinan dan efisiensi waktu ketika sesi latihan berlangsung.

Ketika latihan segala hal sudah di atur oleh seorang pelatih mulai dari waktu istirahat, waktu latihan inti, hingga waktu evaluasi semua ini dilakukan demi latihan yang lebih efektif sehingga dapat menguntungkan bagi pelatih ataupun pemain

Sumber: Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Salemba Humanika: Jakarta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE