5 Contoh Kalimat Toxic Positivity yang Perlu Dihindari

Seringkali kita melihat orang lain tengah menghadapi keterpurukan atau masalah dalam hidup. Di saat itu pula, kita sebagai teman tentu akan merasa iba dan berusaha untuk menghibur atau memberikan semangat padanya. Akan tetapi, terkadang kalimat penyemangat yang kita lontarkan justru menjadi sesuatu yang tak diinginkan oleh teman kita. Kalimat yang dianggap sebagai pembangkit semangat dan sebuah motivasi ternyata justru memperburuk keadaan. Nah, itulah yang dinamakan toxic positivity. Tentu kata ini sudah tidak asing lagi kita dengar, lalu maksud dari toxic positivity ini sebenarnya apa? Secara makna, toxic positivity merupakan perilaku yang menormalisasikan suatu keadaan pada hal-hal yang positif dan cenderung abai terhadap perasaan-perasaan negatif. Toxic positivity biasanya dilakukan oleh seseorang yang ingin menyemangati seseorang yang sedang dilanda suatu permasalahan. Adapun beberapa contoh kalimat toxic positivity adalah sebagai berikut.

Advertisement

1. 1. Kamu masih mending, lah aku…

Photo by Yuri Manei from Pexels

Photo by Yuri Manei from Pexels via https://www.pexels.com

Tak perlu membandingkan masalah kita dengan orang lain karena orang lain menceritakan masalahnya itu untuk meluapkan emosi saja, bukan untuk dibanding-bandingkan penderitaannya. Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap masalah yang dihadapinya. Jadi, jangan pernah sekalipun membandingkan nasib kita dengan orang yang sudah membuka diri pada kita, karena hal itu terkesan tidak menghargai dan tidak empati pada orang lain. Karena pada dasarnya, keadaan psikis setiap kita itu berbeda-beda.

Tapi, kita bisa mencegah munculnya kalimat toxic positivity dengan mengatakan hal ini:

Advertisement

Gapapa, apa yang kamu rasakan itu adalah hal yang wajar. Jangan khawatir, ada aku di sini yang siap mendengarkanmu.

2. 2. Yuk bisa yuk

Photo by Kobe - from Pexels

Photo by Kobe – from Pexels via https://www.pexels.com

Kata ini mungkin sering kita dengar sebagai dorongan untuk diri sendiri atau orang lain agar tetap semangat. Hal ini memang baik, namun harus dilontarkan pada objek yang tepat, jangan sampai kata itu terlontar pada seseorang yang tengah lelah atau stress. Karena hal itu tidak akan menjadi motivasi jika keadaan fisik dan mental seseorang memang sedang tidak baik-baik saja. Pemaksaan semangat ini bukannya memperbaiki keadaan, tapi justru menurunkan kualitas kerja seseorang.

Advertisement

Tapi, kita bisa mencegah munculnya kalimat toxic positivity dengan mengatakan hal ini:

Gapapa, lakukan saja semampumu. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan, ya.

3. 3. Kamu harus positive thinking…

Photo by Elina Fairytale from Pexels

Photo by Elina Fairytale from Pexels via https://www.pexels.com

Memanglah, berpikir positif terhadap semua kehendak Tuhan adalah sesuatu yang baik. Namun, terkadang manusia kurang bisa mengontrol pikiran-pikiran tersebut untuk tetap mengarah pada hal positif. Terlebih kita juga tidak bisa membatasi setiap perasaan yang muncul. Jadi, kita tidak bisa mengekang setiap orang untuk selalu baik karena kita pun tidak tahu bagaimana tekanan perasaan yang dialami oleh seseorang.

Tapi, kita bisa mencegah munculnya kalimat toxic positivity dengan mengatakan hal ini:

Ada kalanya sesuatu terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Luapkan saja apa yang kamu rasakan saat ini, aku siap mendengarkan.

4. 4. Yuk semangat, jangan lemah

Photo by Mac Mullins from Pexels

Photo by Mac Mullins from Pexels via https://www.pexels.com

Sebaiknya kita tidak mengatakan hal ini ke teman kita yang tengah dilanda keterpurukan. Apalagi jika dia sudah berani membuka diri untuk bercerita ke kita. Penggunaan kata ini hanya akan menyinggung teman kita, seolah dirinya adalah orang yang lemah. Padahal tidak demikian, memang ada batas wajarnya seseorang mampu menyembunyikan masalahnya. Dan perasaan itu akan meledak ketika seseorang tidak mampu lagi untuk menahan rasa sakit dalam dirinya.

Tapi, kita bisa mencegah munculnya kalimat toxic positivity dengan mengatakan hal ini:

Apa yang kamu hadapi memang berat, tapi aku yakin kamu pasti bisa. Oh ya, kalau ada apa-apa bilang ya, barangkali aku bisa membantu.

5. 5. Seharusnya kamu bersyukur

Photo by Adrienn from Pexels

Photo by Adrienn from Pexels via https://www.pexels.com

Bersyukur adalah sebuah kewajiban, apalagi jika disandingkan dengan semua nikmat dan karunia Tuhan semesta alam. Akan tetapi, ketika seseorang tengah bersedih, stress, maupun mengomel itu menandakan bahwa seseorang itu tidak bersyukur? Tentu tidak, bersyukur itu cara untuk berterima kasih pada Tuhan, dan tentu setiap orang bersyukur. Tapi, untuk perasaan kecewa dan marah itu adalah naluri wajar manusia untuk meluapkan segala emosi dalam diri. Jadi, tidak ada keterkaitan antara ekspresi emosional seseorang dengan ketidakbersyukuran. Kalimat ini menjadi suatu toxic positivity karena dapat membuat orang lain merasa bersalah.

Tapi, kita bisa mencegah munculnya kalimat toxic positivity dengan mengatakan hal ini:

Apa kamu baik-baik saja? Aku lihat kamu sedikit berbeda akhir-akhir ini. Adakah yang bisa aku bantu?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Hamba yang selalu ingin menebarkan manfaat.

CLOSE