5 Hal yang Harus Kamu Yakini Sebelum Mantap Menikah

Menikah adalah menjalin ikatan seumur hidup sebagai pasangan suami istri yang saling melengkapi. Menikah menjadi ibadah terpanjang hingga akhir hayat. Tanggung jawab tidak hanya pada seorang suami tapi juga istri. Baik suami maupun istri mempunyai peran yang sama untuk membangun sebuah rumah tangga yang baik. Namun tentunya banyak hal yang wajib kita ketahui sebelum mantap menjalin ikatan seumur hidup. Berikut ini lima hal yang harus kamu yakini sebelum mantap menikah.

Advertisement

1. Menikah berarti sudah Mantap Berkomitmen Seumur Hidup

Foto oleh Glauber Torquato dari Pexels

Foto oleh Glauber Torquato dari Pexels via https://www.pexels.com

Menikah sudah pasti menjadi ibadah terpanjang yang mana kedua pasangan sudah mantap berkomitmen seumur hidup. Pernikahan adalah ikatan suci yang berlandaskan hukum serta agama. Jangan pernah memiliki pikiran untuk menikah dengan siapa saja yang tidak kita kenal ataupun baru kenal. Karena pernikahan sah dimata hukum, negara dan agama.

Menikah dengan orang yang tidak kita pahami akan menjadi boomerang di kemudian hari. Selalu ingat akan hal itu. Memahami pasangan tidak bisa diukur oleh waktu dan kita akan selalu menemukan kekurangan. Maka, mantapkan hati dengan doa dan ibadah untuk bisa menerima pasangan dan menjalin komitmen seumur hidup.

Advertisement

2. Suami dan Istri Tidak Ada yang Dominan

Foto oleh Maria Lindsey Content Creator dari Pexels

Foto oleh Maria Lindsey Content Creator dari Pexels via https://www.pexels.com

Menikah berarti mencari keberkahan serta ridho dari pasangan suami maupun istri dengan membangun sebuah keluarga. Ibarat pernikahan seperti menyalakan lilin bersama sama, dan selalu menjaga apinya tetap menyala. Menikah berarti berkomitmen untuk setia dan fokus pada perannya masing-masing. Termasuk di dalamnya adalah memahami kedua peran dan selalu menyampaikan simpati terhadap pasangan.

Tidak ada yang dominan dalam pernikahan. Keduanya sama dimata hukum dan agama. Suami memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga namun tetap dibutuhkan kesepakatan dari seorang istri. Baik suami dan istri harus saling memahami dan tidak keluar dari perannya.

Sekiranya ada yang lalai dari tugasnya, maka salah satunya wajib mengingatkan. Sebelum menikah sepakati untuk berprinsip saling menepati peran dan tidak mendominasi keputusan maupun kekuasaan dalam rumah tangga.

Advertisement

3. Tidak Ada Pasangan yang Sempurna

Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels

Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels via https://www.pexels.com

Menikah berarti menerima segala kondisi dan situasi pasangan. Tidak terkecuali dan kita sebagai pasangan harus bisa menepati janji suci pernikahan. Setelah menikah kita akan dihadapkan pada berbagai permasalahan kecil hingga besar, dan pastinya ada yang tidak kita ketahui.

Tidak ada pasangan yang sempurna. Sifat baik ataupun buruk harus kita terima dengan kelapangan hati. Janji pernikahan yaitu saling mencintai, menjaga, memahami serta menjaga martabat baik suami maupun istri.

Di sinilah keikhlasan kita diuji untuk memahami pasangan dan wajib menjadi sandaran ketika salah satu diantaranya lelah. Hal lainnya yang wajib dipahami adalah selalu memaafkan diri sendiri dan pasangan. Tidak ada manusia yang selalu benar, itulah kunci dari memaafkan. Sebaik baiknya manusia tentu memilki kesalahan dan pasangan wajib memaafkan.

4. Bertanggung Jawab sebagai Orang Tua

Photo by Vidal Balielo Jr. from Pexels

Photo by Vidal Balielo Jr. from Pexels via https://www.pexels.com

Selain bertanggung jawab terhadap pernikahan, setelah menikah kita juga wajib bertanggung jawab menjadi orang tua yang baik dan ideal. Menjadi orang tua adalah mencari keikhlasan seumur hidup. Suami istri wajib dan memiliki tanggung jawab penuh dari membesarkan, merawat, menjaga, memberikan penghidupan yang layak serta selalu ada disamping anak.

Jangan pernah merasa anak tidak mengerti apapun, ini akan menjadi luka yang sangat dalam. Semua anak wajib dicintai dan dikasihi terlepas dari apapun kondisi mental maupun sifatnya. Menjadi orang tua berarti menjadi penuntun bagi anak menemukan jati dirinya. Selalu ingat jika luka anak akan selalu membekas dalam dirinya, sekiranya orang tua tidak mengobatinya. Selalu ingat, sekecil apapun luka yang ditinggalkan pada anak, orang tua tetap wajib mengetahui dan menemukan solusinya.

Jangan pernah anggap remeh luka anak. Karena luka masa kecil akan menjadi faktor besar yang berpengaruh pada masa pertumbuhan. Selalu ingat bahwa orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap masa depan anak.

5. Menjaga Martabat Kedua Keluarga

Foto oleh Jonathan Borba dari Pexels

Foto oleh Jonathan Borba dari Pexels via https://www.pexels.com

Pernikahan berarti menyatukan hubungan dua keluarga. Setelah menikah berarti kita menyepakati untuk masuk dalam sebuah keluarga baru, dan tentunya wajib memberikan simpati pada seluruh anggota keluarga. Dengan menikah justru membangun keluarga yang lebih besar dan kokoh.

Baik suami ataupun istri wajib menjalin silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan setiap keluarga. Tidak ada kata ibumu atau ayahmu. Ketika menikah kedua pasangan harus memiliki simpati yang sama terhadap kedua pihak orang tua. Yaitu dengan menjaga perasaannya, selalu menghormati, tetap berbakti serta menjaga martabat kedua belah pihak orang tua.

Yakini beberapa hal diatas sebelum mantap menikah. Menikahlah karena sudah saatnya dengan kelapangan hati serta keikhlasan, kelak pernikahan akan menjadi pintu surgamu. Karena menikah sama dengan menyempurnakan separuh ibadahmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).

CLOSE