6 Upaya yang Bisa Dilakukan Agar Seseorang Tidak Menjadi Pelaku ataupun Korban Cyberbullying

Apa yang terlintas pertama kali di pikiran kalian ketika dengar kata bullying? Secara singkat, bullying bisa diartikan sebagai perundungan. Bullying atau perundungan bisa dimaknai sebagai bentuk penindasan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang kuat ke lawannya yang lemah. Bullying bisa berupa mengolok, membuka aib, atau melakukan kekerasan yang bisa nyakitin orang lain, bisa juga menimbulkan rasa trauma. Di dunia nyata, bullying bisa dilakukan secara fisik, verbal, dan juga nonverbal.

Selain di dunia nyata, tindakan bullying ternyata juga bisa dilakukan lewat dunia maya lho. Istilah tenarnya yang sering kita dengar adalah cyberbullying. Baik bullying maupun cyberbullying termasuk tindak kejahatan yang dampaknya sangat berbahaya. Seiring berkembangnya teknologi, tindakan cyberbullying lebih marak terjadi. Kalau diingat-ingat lagi, sering kita mendengar kasus-kasus menyedihkan gara-gara perilaku cyberbullying. Nyatanya, cyberbullying punya dampak yang tak bisa disepelekan.

Advertisement

1. Anak perlu diajari sikap sopan santun pada sesama

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Sikap sopan santun harus ditanamkan sejak kecil. Usia anak-anak adalah usia yang paling cocok untuk menanamkan ajaran baik. Ajari anak untuk bersikap baik dan menghormati orang lain, termasuk temannya. Bila ada tanda-tanda anak melakukan bullying harus cepat dihentikan dan diberi pengertian.

2. Jangan mempermainkan emosi anak

Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Foto oleh Anna Shvets dari Pexels via https://www.pexels.com

Apakah kalian suka menggoda anak kecil sampai nangis lalu menertawakannya? Hati-hati ya, karena kebiasaan sepele itu ternyata bisa menumbuhkan bibit-bibit bullying pada anak. Otak polos mereka akan menangkap bahwa membuat orang lain takut, kesal, hingga menangis adalah sebuah kesenangan. Di masa depan, saat dewasa mereka akan melakukan hal yang sama ke orang lain untuk mencari kesenangannya sendiri.

Advertisement

3. Hati-hati dan pertimbangkan terlebih dahulu sebelum memposting konten di media sosial

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Foto oleh cottonbro dari Pexels via https://www.pexels.com

Kasus cyberbullying bukan hanya terjadi karena dendam yang terpendam, tetapi bisa juga gara-gara ketidaksukaan seseorang sama orang lain. Misalnya pelaku sering merundung korban karena iri. Untuk mencegahnya, jangan memposting keunggulan atau keberhasilan kalian secara berlebihan. Jangan keseringan pamer. Meski itu hak pribadi, tapi bisa jadi boomerang. Jika tak bisa mencegah orang lain untuk melakukan cyberbullying, seenggaknya cegah diri sendiri untuk tak melakukan sesuatu yang bisa memancing terjadinya cyberbullying itu.

4. Blokir akun sosial media pelaku

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Foto oleh cottonbro dari Pexels via https://www.pexels.com

Kalau menemukan indikasi cyberbullying yang ditujukan ke kalian, ada baiknya segera memblokir akun media sosial pelaku. Selektif dalam memilih media sosial juga diperlukan. Setiap media sosial memiliki karakteristik pengguna masing-masing. Kalau kalian merasa tak nyaman dengan karakteristik pengguna media sosial tertentu, lebih baik berhenti menggunakannya atau membatasi untuk keperluan mendesak saja. Kalau kalian masih bertahan dengan media sosial yang kalian miliki, artinya kalian harus siap menghadapi cacian, ujaran kebencian, sindiran, dan bentuk cyberbullying lainnya lewat akun media sosial itu.

5. Tutup media sosial kalau diperlukan

Advertisement
Foto oleh Thought Catalog dari Pexels

Foto oleh Thought Catalog dari Pexels via https://www.pexels.com

Terlepas dari siapa yang memicu, tindakan cyberbullying menimbulkan efek yang tak bisa disepelekan. Kalau pelaku cyberbullying berjumlah satu atau dua orang, kalian bisa menangani dengan cara memblokir akun media sosial pelaku. Namun, kalau pelakunya banyak atau dengan kata lain kalian diserang ramai-ramai, lebih baik kalian menutup akun media sosial yang kalian miliki.

Jika cyberbullying itu terjadi akibat kelalaian kalian yang melakukan kesalahan, segeralah minta maaf dan tutup akun. Cara ini bisa dilakukan biar pelaku tidak makin membenci kalian. Istirahatlah sejenak dari dunia maya sampai situasinya baik.

6. Korban cyberbullying punya hak untuk melaporkan pelaku ke pihak yang berwajib

Foto oleh EKATERINA BOLOVTSOVA dari Pexels

Foto oleh EKATERINA BOLOVTSOVA dari Pexels via https://www.pexels.com

Jika tindakan pelaku semakin meresahkan dan mengancam kesehatan mental kalian, ada baiknya cepat ditindaklanjuti dengan lebih serius, misalnya dengan melaporkannya ke pihak yang berwajib. Untuk solusi yang satu ini, tentunya kalian harus memiliki dasar dan bukti yang kuat. Kalau terjadi cyberbullying, jangan langsung ditanggapi karena justru akan memperkeruh suasana. Catat tanggal dan kronologinya serta simpan tangkapan layar (screenshoot) yang bisa kalian gunakan sebagai bukti saat melaporkan pada pihak yang berwajib. Ingat, screenshoot adalah senjata yang kuat saat ini!

Terjadinya cyberbullying sering kali tak bisa ditebak. Oleh karena itu, penting menyiapkan diri maupun generasi penerus agar terhindar dari kejahatan cyberbullying atau jadi pelakunya. Di sisi lain, kalian juga harus mempersiapkan diri seandainya di kemudian hari kalian tanpa diduga menjadi korban.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE