Kehidupan ini tidak selamanya berjalan seperti apa yang kita kehendaki. Terkadang bisa meleset dari apa yang telah direncanakan secara matang, terkadang justru tidak bisa ditebak meski kita telah paham benar pola kehidupan—kadang di atas, kadang di bawah. Kita sebagai manusia sadar betul, suatu hari nanti apa yang kita miliki hari ini akan tidak ada lagi. Sesuatu yang amat kita cintai, harus hilang dengan cara pergi. Tapi selalu saja, diri ini sukar mengerti dan menolak menerima ketika itu semua terjadi.
Setiap momen perubahan yang ada di dalam kehidupan kamu, entah itu baik atau buruk, Tuhan telah menyiapkan serangkaian hikmah di baliknya sehingga kamu menjadi pribadi lebih baik. Berikut 6 momen perubahan yang dapat membentuk jiwa dan pribadimu kuat dan pantang menyerah.
ADVERTISEMENTS
1. Kondisi ekonomi keluarga yang tiba-tiba berubah
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Keluarga adalah tempat kita bernaung dalam keadaan apapun. Namun, kondisi keluarga mungkin tidak akan sama dari tahun ke tahun, selalu mengalami perubahan. Boleh jadi, di antara banyak perubahan itu, situasi ekonomilah yang paling pelik untuk dihadapi. Mengapa tidak? Jika sebelumnya telah terbiasa hidup serba berkecukupan, tiba-tiba saja dalam masa pandemi seperti ini banyak sekali karyawan yang di rumahnya.
Sehingga, kondisi keluarga pun ikut bergoyang merasakan imbasnya. Banyak yang memilih bertahan, ada pula yang melepaskan. Di sinilah sebagai pemilik peran anggota keluarga jiwa dan pribadi kita mulai menata jawaban ujian. Ada yang tabah, ada pula yang marah-marah. Namun, sekalinya kamu dapat melewati ujian ini, maka kamu seperti terlahir kembali dengan jiwa yang lebih keras, tahan banting dan kuat meski badai sehebat apapun menerpa hidupmu.
ADVERTISEMENTS
2. Perceraian
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Setiap orang yang memutuskan menikah, tidak ada yang bercita-cita suatu hari nanti bercerai. Selama perjalanannya, kehidupan pernikahan pasti tidak akan pernah mulus, ada saja cobaan yang Tuhan berikan agar rumah tangga menjadi lebih kokoh. Akan tetapi, banyak pasangan yang tidak paham arti bertahan dan memaafkan. Masalah kecil dibuat besar, masalah besar disulut api permusuhan, hilang sudah kenangan indah saat jadian, pacaran, dan pernikahan. Kemudian, perceraian dianggap sebuah jalan agar hati bisa berdamai.
Tahukah kalian? Perceraian tidak selamanya jadi jawaban terbaik. Adakalanya, salah satu mantan pasangan kalian mengalami keterpurukan atas reaksi penyesalan. Tidak ada pasangan yang akan baik-baik saja setelah berpisah. Jikapun ada, pasti hanya di dalam drama tontonan harian.
Namun, bangkit dari keterpurukan adalah sebuah proses panjang sekaligus melelahkan. Tapi sekalinya bangkit, maka kamu telah mengubah dirimu yang tidak sekadar menjadi lebih kuat tetapi juga dapat memberikan inspirasi dan paham benar bahwasanya perceraian bukanlah hal memalukan. Sebab, perpisahan bukan sebuah perkara yang berkuasa penuh untuk menghentikan langkah.
ADVERTISEMENTS
3. Merantau alias jauh dari orangtua
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Keluarga, orangtua, orang terdekat adalah bagian dari zona nyaman yang membuatmu terbuai dan lupa makna berjuang sendirian. Sesekali kamu perlu melakukan perjalanan, memberi ruang dan jarak dari zona nyaman. Bila memungkinkan, tidak ada salahnya pergi merantau bukan untuk menjauh tapi untuk menguji kedewasaan pribadi kamu.
Sehari, seminggu, satu bulan, mungkin kamu mengalami fase di mana jiwamu merasa kosong, bingung, dan tidak memiliki tujuan karena tidak biasa jauh serta sendirian. Tapi, berjalan dua bulan di daerah perantauan kamu akan mengalami fase di mana kamu dituntut untuk bertahan dan berjuang sekeras apapun itu. Fase inilah yang membentukmu menjadi pribadi kuat, pantang menyerah sebelum membawa hasil untuk ditunjukkan pada orangtua.
ADVERTISEMENTS
4. Menikah
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Menikah bukanlah perkara mudah. Ada banyak perbedaan yang akan kamu rasakan dari fase sebelum menikah dan sesudahnya. Kamu tidak lagi bisa bertindak sebebas-bebasnya seperti saat hidup di bawah ketiak orangtua, kini ada pasangan yang harus kamu urus dan jaga. Dalam membuat keputusanpun kamu harus melibatkan si dia.
Hidupmu yang tadinya hanya mengikuti alur yang telah ditetapkan ayah atau ibumu, setelah menikah justru kamulah yang merancang alur rumah tanggamu sendiri. Jika sebelum menikah ada ibumu yang mengatur pengeluaran keluarga, setelah menikah kamu harus belajar memanajemen sendiri pengeluaranmu dan pasanganmu. Perubahan-perubahan itulah yang nantinya akan membuatmu dewasa dan lebih bertanggung jawab terutama dalam menjalani biduk rumah tangga.
ADVERTISEMENTS
5. Menjadi orangtua
Photo by Unsplash via https://www.pexels.com
Photo by Unsplash via https://www.pexels.com
Salah satu tujuan berumah tangga adalah menjadi orangtua yang memiliki anak lucu dan menggemaskan. Akan tetapi, menjadi orangtua artinya kamu harus tanggung bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan masa depan anak-anakmu kelak seperti pendidikan, kesehatan, makanan, hiburan dan sebagainya.
Atas dasar inilah, secara tidak langsung mengubah pribadimu dari sosok pribadi egois dan emosional ketika belum menikah, menjadi seorang ayah atau ibu kuat, tahan banting dan bertanggung jawab demi anak-anakmu. Bahkan tak jarang, sewaktu-waktu kamu akan mengenyampingkan egomu sendiri untuk melihat anak-anakmu tumbuh sehat dan bahagia.
ADVERTISEMENTS
6. Ditinggal mati pasangan hidupmu
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Photo by Unsplash via https://unsplash.com
Tidak ada yang abadi dalam hidup ini, termasuk pasangan hidupmu saat ini. Suatu hari nanti, kita akan dihadapkan ditinggal oleh orang-orang terkasih. Pada saat itulah, jiwa kita diuji mati-matian untuk belajar mengikhlaskan, merelakan, dan tegar. Karena itulah hukum alam, di mana ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Meski terperosok ke dalam jurang kesedihan, kita harus tetap bangun, bangkit dan berjalan lagi melanjutkan kehidupan. Awalnya pasti terasa berat, karena sebelumnya selalu berlari dan berjuang berdua dan beriringan. Namun, percayalah keadaan ini tidak akan selamanya. Justru ketika kamu berhasil melampauinya, kamu juga berhasil menaklukkan dirimu yang lemah dan mengubahnya menjadi pribadi lebih kuat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”