Aku Sering Menciptakan Kebodohanku Sendiri Ketika Mencintaimu

Apakah kamu sedang melirik, menyukai, mencintai, atau bahkan menggilai seseorang? Tapi kenapa cinta sering berujung pada patah hati? Mengapa cinta begitu kejam?

Tidak ada yang salah dengan cinta, tapi dirimu sendiri.

“Kenapa aku harus mengatakan diriku salah?”

Karena beberapa kebodohan berikut yang sering kamu lakukan ketika kamu mencintai seseorang.

1. Menuntut Kembali Apa yang Telah Kamu Berikan

Balasan untuk jatuh cinta via https://daraprayoga.wordpress.com

Advertisement

Jangan pernah meyakinkan dirimu bahwa dia harus mencintaimu kembali ketika kamu telah mencintainya. Cinta itu seperti air, biarkan dia mengalir. Ketika mencintai, kamu mungkin sering berharap ataupun berdoa agar dia mencintaimu kembali. Menerima itu memang indah, tapi akan terasa lebih indah jika apa yang kamu terima dari hatinya yang tulus. Jika nyatanya iya, akan terjadi iya.

2. Bermain dengan Ilusi, Bukan Kehidupan Nyata

Kita sering terlalu jauh bermain dengan ilusi. Berpijak dengan tempatmu sekarang, dan jalani ketika waktunya memang harus berjalan. Kata orang mencintai itu memanglah "lebay", hal itu memang benar adanya. Contohnya saja ketika dia tersenyum kepada kamu, kamu merasa bahwa dia menaruh perhatian. Hai! Jangan banyak bermimpi. Coba lihat, apakah dia juga melakukan itu juga dengan orang lain? Apakah memang dia seorang yang ramah? Apakah emang itu pembawaan dirinya? Menaruh sedikit rasa senang dengan hal seperti itu tak apa, tapi tetap kontrol apa yang kamu rasakan.

Kita sering melebih-lebihkan sesuatu yang nyatanya hal itu tak lebih.

Advertisement

Tetap mencintai, mencintai dalam kenyataan agar kita tidak telalu dalam menyelam, tidak terlalu tinggi terbang, tidak terlalu jauh berlayar. Karena untuk kembali ke atas, turun ke bawah, balik ke awal itu tidak mudah.

3. Melihat ke Luar, tapi Tak Melihat ke Dalam

Looking at him via http://attracttheone.com

Jika 'luar' adalah dia, maka 'dalam' adalah kamu. Kamu terlalu banyak menatap ketampanan atau kecantikannya, memperhatikan yang dilakukannya, mengagumi kebaikannya. Ingat, cinta itu logis!

Advertisement

Kamu tentunya tak sembarang untuk mencintai orang lain. Mungkin kamu punya standar sendiri untuk seseorang yang kamu sukai, mungkin seseorang yang mudah tersenyum, humoris, rendah hati, bersih, rapi, atau lainnya.

Layakkan dirimu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Mungkin sekarang kamu bertanya di dalam hati. Cinta itu kan menerima seseorang apa adanya. Hey, wake up!! Jangan menuntut sesuatu tapi kamu tak bisa dituntut sesuatu. Perbaiki hati dan penampilanmu seiring kamu sedang mencintainya.

4. Cintaku Lebih Tinggi daripada Harga Diriku

Kita sering geleng-geleng kepala melihat seseorang yang sedang dimabuk cinta. Seseorang sanggup merogoh kantongnya hanya untuk memenuhi permintaan si dia dibelikan sesuatu, membatalkan jadwal dengan temannya hanya karena si dia mengajak jalan, atau juga melupakan dunia luar ketika sedang menjalani hubungan dengannya.

Jika dia adalah keindahan di hidupmu, tapi ingat dia bukanlah segalanya.

Kita sering menyalahkan cinta. "Karenanya (cinta) aku jadi bertingkah bodoh seperti ini!" Yang nyatanya bodoh adalah diri kita sendiri, bukan cinta. Ingat bahwa harga dirimu lebih tinggi daripada cintamu. Berbuat tulus, berkorban, tapi ingat dirimu sendiri. Apakah kamu harus mengurangi lingkup pergaulanmu hanya untuk menghabiskan waktunya setiap hari? Apakah kamu harus menghabiskan tabunganmu hanya untuk memberikan dia hadiah? Orang yang mencintaimu, tidak akan membiarkanmu menjadi orang bodoh seperti itu.

5. Hanya Dia dan Pasti Dia

"Aku selalu berdoa agar dia kelak menjadi seseorang yang menemani hidupku." Kita tentu sering menyisipkan permintaan tersebut di dalam doa kita. Berharaplah yang terbaik, lakukan yang terbaik, berjuanglah yang terbaik. Tapi ingat, akan selalu ada kemungkinan untuk skenario lari dari apa yang kita harapkan.

Bersiap untuk selalu patah hati atau kehilangan agar jatuhnya tak terlalu sakit atau kembalinya tak terlalu lama.

Dia adalahlah yang sekarang, tapi belum tentu esok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Aku menulis untuk mulutku yang terlalu sering membisu, hatiku yang terlalu sering merasa, otakku yang selalu berpikir.

CLOSE