#BabakBaru Perkuliahan Nyatanya Tak Seindah di Film, 7 Bekal Ini Perlu Kamu Pahami Sebelum Berangkat Mengejar Gelar

Hanya kamu yang kuat yang mampu bertahan di sini

Menjadi seorang lulusan SMA yang berkesempatan untuk merasakan bangku kuliah memang luar biasa bangganya. Di mana kamu bisa menyandang status sebagai mahasiswa, bukan lagi siswa. Tanggung jawab yang dipikul pun tak lagi sama seperti dulu. Kamu yang tadinya menye-menye akan dipaksa untuk mandiri, mentalmu akan ditempa hingga sekuat baja. Tidak percaya?

Tenang, teman-teman di sini pasti akan merasakannya nanti. Hanya saja, supaya lebih siap lagi menyambut #BabakBaru, Hipwee akan mengulas beberapa poin yang perlu teman-teman ketahui sebelum resmi menjadi seorang mahasiswa. Berikut ulasannya.

1. Harus rela pergi merantau

Merantau

Merantau via https://histori.id

Advertisement

Beruntung jika di daerah tempat asalmu terdapat banyak universitas yang kompeten dan sesuai dengan keinginanmu selama ini. Tetapi hal ini justru berbeda rasanya dengan mereka yang berada di wilayah yang sangat jarang universitasnya, mereka mau tidak mau harus merantau ke luar kota. Mungkin awalnya terdengar menyenangkan bisa hidup bebas tanpa harus dipantau oleh keluarga.

Tetapi, lambat laun kamu pasti akan rindu sosok ibu yang biasanya menyiapkan sarapan untukmu setiap paginya. Jika ada masalah, kamu hanya bisa berkomunikasi via telepon dengan adik atau kakakmu untuk bercerita. Percayalah, merantau tidaklah mudah. Kamu harus beradaptasi lagi dengan lingkungan sekitar, kamu juga harus pandai mengatur keuangan sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan hidupmu di perantauan. 

Memang berat, tetapi apabila sudah dijalani, niscaya kamu akan menjadi sosok yang jauh lebih tangguh dari sebelumnya. 

Advertisement

2. Lingkungan pergaulan yang berbeda

Tantangan selanjutnya adalah pergaulan. Tidak semua pergaulan baik untuk diselami di dunia perkuliahan. Kamu harus pandai memilah mana teman yang bisa diajak untuk bergerak maju, mana teman yang hanya bisa menjerumuskan kamu. Bukan berarti kamu harus menjadi anti-sosial ya, guys. 

Kamu berhak untuk bersosialisasi dengan siapapun. Namun, kamu harus punya “filter” atas dirimu. Biarkan dirimu mempertahankan jati diri, jangan sampai dengan adanya lingkungan baru, malah justru memudarkan jati dirimu yang sesungguhnya.

Advertisement

Lalu bagaimana jika kamu terjerumus, tetapi kamu sendiri justru tidak menyadarinya? Mudah saja. Kamu perlu mengevaluasi diri setiap akhir bulan. Coba bandingkan pencapaian-pencapaianmu sebelum dan sesudah bergaul dengan lingkungan barumu ini. Jika terjadi penurunan, maka kamu patut waspada dan mencari tahu apa yang menjadi penyebab kemunduranmu itu.

Yuk, cintai dirimu dengan rajin-rajin evaluasi diri!

3. Siap membagi waktu dan prioritas

manajemen waktu yang baik

manajemen waktu yang baik via http://toastvertising.com

Di bangku kuliah, jadwal memang tidak serapi di SMA. Sekilas memang terlihat lebih fleksibel dibandingkan dengan jadwal di sekolah. Jangan terbuai ya, guys. Meskipun begitu, jadwal ini belum termasuk dengan waktu-waktu lemburmu untuk mengerjakan tugas. Tugas di perkuliahan tidaklah seperti di SMA.

Jika di SMA kamu hanya diperintahkan untuk mengerjakan pilihan ganda dan essay, maka di perkuliahan kamu tidak lagi diberikan tugas yang serupa. Biasanya dosen akan memberikan tugas berupa studi kasus, di mana nalar dan daya analitismu benar-benar diuji. Tidak cukup hanya dengan membaca buku, kamu perlu mencari tahu lebih rinci lagi untu menyelesaikan tugas tersebut. So, pandai-pandailah untuk membagi waktu untuk mengerjakan tugas, nongkrong, dan istirahat yaa 😉

Itu baru soal tugas, bagaimana dengan wacana “part time”? Tujuanmu memang baik, supaya mendapat uang saku tambahan kan? Kami juga pernah bercita-cita demikian kok.

Part time ada banyak jenis, kamu perlu tahu bagaimana kebijakan masing-masing pemberi kerja. Biasanya, part time sangat jarang yang menyesuaikan dengan jadwal kuliah. Jadi, coba dipertimbangkan baik-baik, jangan sampai kuliahmu tertinggal karena part time. Ingat bahwa prioritas utamamu adalah untuk berkuliah, bukan untuk mencari nafkah.

4. Banyak harapan yang pupus

Gagal itu hal biasa.

Gagal itu hal biasa. via https://www.crosswalk.com

Saat masa-masa awal berkuliah, mungkin kamu menanamkan begitu banyak bibit-bibit harapan yang ingin dicapai semasa kuliah. Mulai dari IP sempurna, beasiswa, pertukaran pelajar, asisten dosen, dan sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu dan sekian banyaknya situasi yang tidak memungkinkan, kamu mungkin akan dipaksa untuk mengikhlaskan hal-hal tersebut.

Bukan menakut-nakuti, hanya saja banyak di antara kami, kaum mahasiswa yang merasakan hal tersebut. Sederhananya, di semester 1 kami mempunyai target untuk memperoleh IP yang sempurna, lama kelamaan hingga semester 4, kami pun menurunkan target “pokoknya yang penting lulus di semua mata kuliah”.

Hal ini terpaksa kami lakukan demi kesehatan mental kami sendiri. Faktanya, terlalu ambisius membuat batin kami sakit. Kami sadar, di dunia perkuliahan bukan hanya IP yang jadi prioritas, melainkan pahit manisnya pengalaman.

5. Mau tidak mau harus siap berkompetisi

Siap berkompetisi

Siap berkompetisi via https://www.inc.com

Semakin lama kamu menduduki bangku kuliah, kamu akan mulai paham bahwa menjadi biasa-biasa saja tidaklah cukup. Kamu perlu membentuk dirimu menjadi sesuatu yang berbeda dan patut dipandang. Di sinilah jati dirimu akan menolongmu untuk memenangkan persaingan di dunia perkuliahan.

Jangan malu untuk menunjukkan bakat dan prestasimu, sebab kedua hal tersebut merupakan langkah awal yang akan mengantarkanmu ke jalan suksesmu. Ingat, “ikut-ikutan” teman bukanlah jalan yang baik di sini, lambat laun kamu yang cuma ikut-ikutan saja akan kalah dengan mereka yang telah menemukan jalan suksesnya. 

6. Akan banyak sudut pandang yang berbeda

Banyak sudut pandang

Banyak sudut pandang via https://blog.debate.nyc

Bagimu, usahamu sudah maksimal dan kamu sudah melakukan segalanya yang terbaik, tetapi bagi dosenmu hasil pekerjaanmu bukanlah apa-apa. Mungkin saat itu di benakmu, kamu menggerutu kalau dosenmu ini tidaklah pengertian. Keadaan inilah yang mengajarkanmu bahwa kamu perlu mengubah standar kinerjamu.

Ingat, dosen jauh lebih berpengalaman daripada kita sebagai mahasiswanya. Maka tidak ada salahnya kita menurunkan ego untuk menaikkan standar kinerja kita. Toh untuk kebaikan kita juga kan?

Dan satu lagi yang perlu dicamkan di sini, mereka yang berbeda sudut pandang dengan kita bukan berarti salah. Dunia itu luas, kebenaran itu kompleks dan bukan cuma milik seorang.

7. Sabar adalah senjata paling ampuh

sabar itu kuat

sabar itu kuat via https://pixabay.com

Lantas apa yang akan membuatmu kuat menerjang tantangan-tantangan perkuliahan selama 4 tahun ke depan? Masih sama jawabannya, cukup satu untuk seterusnya, yaitu sabar. Selama kamu sabar, apapun bentuk rintangannya, kamu pasti bisa. Kuatkan prinsipmu untuk terus bergerak maju dan bersabar, maka 4 tahun bukanlah waktu yang panjang bagimu untuk meraih gelar kebanggaanmu itu.

Untuk para calon mahasiswa di seluruh Indonesia, selamat berjuang! Semoga artikel ini dapat memotivasi teman-teman supaya lebih bersemangat dalam mewujudkan cita-cita ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Make It Simple!

CLOSE