5 Kelebihan Bakso Pontianak yang Bikin Kenyang Meski Makannya Nggak Pakai Nasi

Bakso pontianak istimewa

Memang kebanyakan penjual bakso di Pontianak ini adalah orang-orang perantau dari pulau Jawa. Namun, ada sesuatu yang berbeda yang membuat perantau dari Jawa seperti saya ini dibuat terheran-heran. Kenapa bisa gitu? Ya, karena bakso Pontianak ternyata tidak lagi seperti pemahaman yang sangat melekat dan kental di kepala saya selama 25 tahun ini.

Di mana, ya, yang saya tahu itu bakso adalah makanan pelengkap atau bahkan jajanan pendamping yang kita pilih ketika kita sudah kenyang makan makanan berat tapi mulut rasanya masih pengen mengunyah. Sungguh, dari segi bentuk, porsi, bahkan racikannya semuanya berbeda, terkejut saya terheran-heran lah pokoknya!

Yuk sama-sama simak beberapa hal yang membuat bakso Pontianak bisa menjadi pilihan makanan utama (main course) yang membuat kenyang tanpa harus makan nasi lagi. Bahkan akhirnya bisa mematahkan kepercayaan yang sudah melekat tahunan di kepala kita tentang bakso sebagai jajanan pendamping biasa yang tidak mengenyangkan.

Penasaran kan?

Advertisement

1. Tumpukan mie yang menggunung

Hadirnya Keluarga Mi Tiau Putih

Hadirnya Keluarga Mi Tiau Putih via https://www.google.com

Faktor pertama yang pasti akan membuat kaget dan merasa kenyang duluan waktu makan bakso di Pontianak itu, ya waktu melihat abang baksonya datang membawa mangkok ayam yang penuh dengan mi. Iya, tumpukan mi kuning dan mi tiau putih (bukan sejenis mi putih bihun), mi khas dari kota Singkawang yang menggunung di dalam mangkok ayam. 

Perpaduan dua jenis mi ini, membuat mangkok ayam serasa tidak cukup menampung satu porsi bakso. Bahkan, bakso sebagai komponen paling utama sampai-sampai tertimbun di dalamnya. Hehe. 

Advertisement

Sebagai informasi, sebenarnya bakso di Pontianak selalu memberikan tiga (3) pilihan mi, mi kuning, mi tiau, dan mi dari mi instant. Namun, jika waktu memesan kita meminta porsi biasa(normal), maka yang akan disajikan adalah bakso dengan mi kuning dan mi tiau putih.

Berbeda, jika kita sudah biasa makan bakso di Pontianak dan mengerti bahwa porsi normalnya sangat mengenyangkan, di awal datang kita bisa me-request  untuk memesan bakso dengan salah satu mi saja, entah memilih mi kuning, mi tiau putih, atau mie dari mi instant.

2. Sayuran yang bervariasi

Advertisement
Tak Ketinggalan Rombongan Keluarga Kecambah

Tak Ketinggalan Rombongan Keluarga Kecambah via https://www.google.com

Mungkin selera sayur para konsumen bakso di Pontianak lebih tinggi daripada di kota lain, sehingga akhirnya para pedagang bakso di kota ini tidak segan-segan menyajikan dua jenis sayur sekaligus dalam satu porsi bakso dagangan mereka. 

Kalau berbicara pada umumnya, bakso biasanya akan disajikan dengan mi kuning atau mi bihun dengan sedikit tambahan daun sawi hijau. Tampilan ini sudah cukup serasi dan komplit bagi semangkok makanan pelengkap seperti bakso. Namun ternyata tidak demikian yang berlaku di Pontianak, sepertinya bakso memang sengaja disajikan untuk mengenyangkan setiap penikmatnya.

Sehingga, selain mi yang disajikan menggunung (perpaduan mi kuning dan mi tiau putih), peran sayuran ternyata tidak ketinggalan, sawi dan tauge ternyata bisa dikawinkan dalam satu porsi bakso. Tampilan ini yang membuat mata kita seakan sudah kenyang duluan, padahal masih melihat tumpukan mi dan sayur, belum menyentuh komponen utamanya, yaitu si bakso itu sendiri. 

3. Bakso kecil, bakso urat, bakso telur semua disajikan

Sang Komponen Utama

Sang Komponen Utama via https://www.google.com

Eits, tunggu readers, jangan merasa puas dan kenyang dulu dengan sayur dan mi yang menumpuk di awal, siapkan perutmu karena sekarang kita akan masuk di komponen utamanya. Bakso, ya, bakso, tidak kah kalian berpikir bahwa dengan mi dan sayur yang sudah cukup padat di dalam mangkok, maka para pedagang bakso di Pontianak ini akan pelit memberikan bakso? Kalian salah, readers! 

Nyatanya,di beberapa tempat bakso yang saya datangi di Pontianak, saya menjumpai bahwa bakso yang disajikan ternyata tidak kalah bervariasi dari mi dan sayurnya. Kalian akan menjumpai hadirnya bakso kecil, bakso urat, sampai bakso isi telur puyuh pun tak pelit diberikan.

Awalnya memang tampilan yang sudah padat karena mi dan sayur, membuat bakso hanya tampak beberapa biji saja. Tapi tahukah kalian, bakso-bakso lainnya tertimbun di bawah sana, ya, di bawah tumpukan mi dan sayur yang menggunung itu. Gali dan gali terus, bakso-bakso itu akan bermunculan dan tak pernah mengecewakan seleramu! Hahaha…

4. Sebuah tahu berisi bakso pun ikut disajikan

Si Tahu Bakso Tak Mau Ketinggalan

Si Tahu Bakso Tak Mau Ketinggalan via https://www.google.com

Agaknya, para pedagang bakso di Pontianak ini tidak akan puas jika porsi dagangan yang mereka jual tidak benar-benar menggunung dan hampir tumpah, sehingga, masih saja mereka menambahkan si tahu di atas tumpukan mi, sayur, dan bakso. 

Bukannya tahu kecil tanpa isi yang mereka tambahkan, tapi tahu berukuran sedang yang di dalamnya berisi bakso. Hem, bisa bayangkan betapa padat dan mengenyangkan sekali satu porsi bakso di kota Pontianak ini. 

5. Porsi banyak, tapi harga masih terjangkau

Harga yang Pantas

Harga yang Pantas via https://www.google.com

Kekenyangan yang sudah berhasil kalian dapatkan tanpa perlu mencari menu makanan berat, jangan lupa diganti dengan sejumlah kertas rupiah yang ditagihkan kepada kalian, readers.

Tidak, tidak sampai ratusan ribu kalian rogoh untuk mendapatkan satu porsi makanan pelengkap yang kini bukan lagi pelengkap karena kepadatan isinya. Cukup menyiapkan tiga sampai empat (3-4) lembaran Rp.5.000,- an kalian bisa pulang dan tertidur pulas karena kekenyangan.

Dan jumlah itu tidak akan pernah mendatangkan perasaan rugi, ketika tambahan sayur gratis di mangkok lainnya akan disajikan jika kalian memintanya.

Bahkan sesuatu yang lain yang akan membuat kalian tidak bosan menjadikan bakso sebagai menu utama sore hari kalian di kota Pontianak adalah, ketika jeruk sambal kecil (bukan jeruk nipis) ikut disajikan di meja guna menambah kenikmatan seporsi bakso pesanan kalian.

Dari lahir sampai besar di Jawa, sejujurnya saya belum pernah melihat jeruk ini ada disiapkan di warung bakso. Belum pernah sama sekali!

Awalnya mungkin kalian akan canggung untuk memencetnya di dalam mangkok bakso kalian, tapi percayalah pada saya, kalian tidak akan menyesal, kalian akan ketagihan, bahkan akan berpikir seperti saya, seperti ini, “Di mana ya dijual bibit jeruk kecil ini, aku mau membawanya pulang ke Jawa dan menanamnya.” 

Oh ya sebagai tambahan informasi, di Pontianak jenis bakso yang jadi jajanan atau makanan pelengkap pada umumnya, itu namanya pentol kuah. Ini jenis yang berbeda dengan bakso yang dijual di warung bakso seperti dijelaskan diatas. Pentol kuah itu hanya sebatas cemilan bakso saja, tapi tetap lengkap dengan mie kuning (biasa memakai mie gelas), sayur, dan tahu kecil.

Jadi, kalau readers memang mau makan bakso tapi tidak mengenyangkan (hanya dijadikan sebagai jajanan/cemilan), sebaiknya cari pentol kuah saja. Kalian bisa menemukan pentol kuah ini di pinggir-pinggir jalan area yang ramai di kota Pontianak. Keren kan? Dan pentol kuah ini harganya pun lebih ekonomis, yaitu, dihargai hanya Rp. 5.000,- sampai Rp. 10.000,- saja per 1 cup gelas pop *ce (ada ukuran kecil dan ukuran besar, tinggal pilih yang mana). 

Lets come to Pontianak, readers! Lets taste and satisfied together! Hehe.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE