Tetap Bersyukur di Kehidupan yang Realistis, Karena Kita Harus Siap untuk Situasi Apapun yang Terjadi.

Belajar menghadapi masalah dari seorang tokoh sastra

Hidupku kok gini-gini saja ya, nggak kaya dia yang bisa ngelakuin apa saja sesukanya

Coba aku nggak ngambil keputusan ini, pasti sekarang aku sudah sukses

Dia umur segitu sudah punya segalanya, lahh aku di umur segini nggak punya apa-apa

Kalimat-kalimat di atas mungkin pernah muncul di benak kalian. Atau mungkin kalian pernah merasa tidak bersemangat menjalani kehidupan karena berpikir bahwa apa yang kalian dapat tidaklah sebanding dengan apa yang telah kalian lakukan.

Ya, kehidupan memang tidak selalu berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Semua orang pasti pernah merasakan kebahagiaan dan kesulitan. Takdir manusia memang sudah diatur oleh Tuhan. Akan tetapi, kita tidak boleh begitu saja menyerah, sebab manusia juga bisa berusaha untuk menentukan nasibnya di masa depan, meskipun tetap Tuhan yang memutuskan. Apapun yang kita alami dan apapun yang kita miliki, kita harus bersyukur. Kita harus bisa melangkah maju.

Kali ini kita akan belajar untuk lebih mensyukuri hidup dan memupuk semangat untuk masa depan. Kita akan mempelajarinya dari seorang tokoh sastra dari Eropa, Gerard Genette.

Gerard Genette adalah seorang filsuf sekaligus ahli sastra asal Prancis yang terkenal dengan pemikirannya mengenai teori naratologi. Genette lahir pada 7 Juni 1930 di kota Paris, Prancis, dan meninggal pada 11 Mei 2018. Semasa hidupnya, Genette merupakan seorang guru, ia adalah seorang profesor Sastra Prancis di Sorbonne dan juga dosen senior di École normale supérieure.

Selain itu, Genette juga menjabat sebagai dekan akademis di École des hautes études en sciences sociales. Bukan hanya mengajar, Gerard Genette juga mendedikasikan hidupnya menjadi seorang sastrawan dengan menulis beberapa buku. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Narrative Discourse yang di dalamnya membahas pemikirannya yaitu mengenai teori naratologi. Ada juga buku Palimpsests: Literature in the Second Degree, Paratexts: Thresholds of Interpretation, dan Fiction & Diction.

Dalam salah satu bukunya, Gerard Genette pernah berkata

What was very stylish yesterday is today very boorish, but the wheel turns, and what today is good-for-nothing will surely melt our hearts tomorrow or the day after. Don't throw out your old epigraphs: they could be useful to your grandchildren, if they still know how to read”.

― Gérard Genette, Paratexts: Thresholds of Interpretation

Kutipan tersebut jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti

Apa yang kemarin sangat bergaya adalah sangat kasar hari ini, tetapi roda berputar, dan apa yang hari ini tidak berguna pasti akan meluluhkan hati kita besok atau lusa. Jangan membuang prasasti lama Anda: itu bisa berguna untuk Anda cucu, jika mereka masih bisa membaca”.

Kutipan tersebut diambil dari salah satu karyanya, Dari kutipan tersebut, kita bisa mengambil berbagai pelajaran. Bagaimana seorang filsuf dan ahli sastra tersebut memandang kehidupan. Berikut beberapa pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil.

Advertisement

1. Kehidupan seperti roda yang berputar

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang kita ada di atas, tapi kadang kita berada di bawah. Semua manusia pasti akan mengalami yang namanya kebahagiaan dan akan pula merasakan yang namanya kesedihan. Semua yang ada di dunia ini bersifat sementara.

Ya, semuanya, termasuk kebahagiaan dan kesedihan yang kita alami. Apapun yang kita miliki, suatu saat akan habis atau hilang. Sesuatu yang kita anggap buruk, mungkin akan berguna suatu saat nanti, begitu juga sebaliknya.

Advertisement

Untuk itu, kita harus selalu bersiap untuk situasi apapun yang akan kita alami. Kita harus bersiap jika suatu saat kita akan mengalami hal buruk agar itu tidak membuat kita jatuh terlalu dalam. dan agar hidup kita yang tadinya ada di bawah bisa bangkit menjadi di atas, tentunya kita harus berusaha.

2. Gunakan kesempatan dengan sebaik mungkin

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Kita harus bisa menggunakan kesempatan sebaik mungkin. Ingat! Kesempatan mungkin tidak datang dua kali. Kita harus memanfaatkan waktu, tenaga, dan kesempatan yang kita punya untuk kebaikan kita di masa depan. Kita harus bisa memanfaatkannya dengan baik karena kita tidak tahu kapan kesempatan itu akan habis dan apakah akan ada kesempatan lain nantinya. Dari pada hanya mengeluh lebih baik kita melakukan usaha agar kita bisa memperoleh hasilnya suatu saat nanti.

Selain itu, apa yang kita lakukan bisa saja akan berdampak pada anak cucu kita nanti. Jika kita melakukan sesuatu yang baik, mungkin saja anak dan cucu kita nanti akan ikut merasakan hasilnya. Jadi, kita harus pastikan agar kita tidak melakukan kesalahan dengan menyia-nyiakan kesempatan besar dalam hidup kita, yang nantinya akan menyusahkan diri kita sendiri dan juga orang-orang di sekitar kita.

Advertisement

3. Jangan lupakan masa lalu, gunakan sebagai pelajaran untuk hidup di masa depan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik. Semua yang kia lakukan di masa lalu, baik ataupun buruk, itu adalah pengalaman kita yang mungkin akan berguna suatu saat nanti. Hal-hal baik yang kita alami dulu bisa kita jadikan motivasi agar kedepannya kita bisa merasakan hal-hal baik juga.

Dan hal-hal buruk yang pernah kita alami harus kita jadikan pelajaran untuk lebih berhati-hati. Masa depan kita memang tidak ditentukan dari masa lalu kita, akan tetapi masa lalu bisa jadi pedoman agar kita tidak akan jatuh lagi di lubang yang sama.

Jika kita ingin sukses, kita harus bisa belajar dari kesalahan dan bangkit dari kegagalan di masa lalu. Pastikan bahwa masa lalu kita tidak akan menghalangi kita menuju kesuksesan.

4. Jangan pernah menyesal dengan apa yang telah terjadi

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Kita harus bijak dalam membuat keputusan. Keputusan yang sudah kita ambil, selagi itu benar, maka apapun hasilnya kita tidak boleh menyesalinya. Kita harus buktikan bahwa jalan yang kita ambil adalah yang terbaik buat kita, walaupun tidak mudah bagi kita untuk menjalaninya.

Menyesal tidak akan mengubah semua yang sudah terjadi. Anggap saja apa yang sudah terjadi adalah takdir dari Tuhan. Kita hanya harus melanjutkan hidup kita sesuai dengan tujuan dan mimpi kita.

5. Lihat sisi positif

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Kita harus selalu berpikir positif di segala situasi. Bahkan ketika kita menghadapi musibah, kita harus bisa mengambil hikmahnya. Kita harus lebih banyak bersyukur atas apa yang kita miliki, daripada hanya melihat ke atas dan merasa diri kita tidak seberuntung orang lain. Berpikir positif juga berarti optimis. Kita harus percaya bahwa semua usaha yang kita lakukan akan membawa hasil yang sepadan.

Berpikir positif juga bisa membuat hidup kita lebih bahagia. Kita hanya akan merasakan kebaikan dari apapun yang sedang terjadi. Kita tidak akan membuang-buang waktu dan tenaga hanya untuk memikirkan dan meratapi masalah yang kita alami. Dengan berpikir positif, kita juga akan menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Intinya, dalam menjalani hidup kita tidak boleh hanya pasrah dan menyerah. Kita harus terus berusaha dan berdoa agar bisa mewujudkan mimpi kita. Tidak ada manusia yang hidup tanpa memiliki masalah. Akan tetapi, bagaimana kita menghadapi masalah itu bisa memengaruhi perjalanan hidup kita nantinya.

Ingatlah bahwa orang-orang yang sukses pasti memiliki cerita di balik kesuksesannya. Demikian halnya para filsuf, mereka tidak berhasil begitu saja. Ada banyak rintangan dan kegagalan yang mereka lewati. Berawal dari ide yang dianggap tak masuk akal hingga menjadi dasar dari ilmu pengetahuan yang berguna bagi banyak orang. Kuncinya adalah bersyukur, tetap berusaha dan jangan mudah menyerah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Halo nama saya Muhammad Rizal. Saya berasal dari kota soto, Lamongan. Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya. Saya sangat suka mendengarkan musik.

CLOSE