Belajar dari Bella Tobing dan Circle-nya, Ini 5 Alasan Kenapa Kita Tak Seharusnya Saling Sindir di Medsos

Kalau kamu sering bermain media sosial Instagram atau Tiktok, mungkin kamu sering melihat konten-konten yang bertujuan untuk menyindir pihak lain. Tidak berhenti sampai di situ, pihak yang merasa disindir juga akan membuat konten balasan yang bertujuan untuk menyindir balik orang tersebut. Alhasil, masalah yang seharusnya bisa dibicarakan secara internal menjadi konsumsi publik dan netizen akan sibuk menilai siapa yang benar dan salah. Sebut saja contoh yang baru-baru ini viral yaitu Bella Tobing dan circle-nya.

Perilaku saling sindir lewat konten di media sosial ini bukan lagi hanya dilakukan oleh para selebgram maupun tiktokers. Tapi masyarakat biasa pun sudah mulai ikutan berperilaku serupa. Mungkin karena terpengaruh dari influencer panutan mereka.

Saya pribadi merasa miris dengan tren seperti ini. Bagaimana bisa orang-orang menjadikan masalah pribadi mereka menjadi konsumsi publik. Bahkan yang lebih parahnya sampai saling membongkar aib masing-masing. Apakah mereka tidak takut dengan jejak digital?

Untuk para netizen, sebaiknya kita lebih bijak dalam bersosial media. Pikirkan dulu baik buruknya sebelum mengunggah sesuatu agar tidak menjadi penyesalan nantinya. Berikut beberapa alasan kenapa kita tidak seharusnya saling sindir di media sosial.

Advertisement

1. Masalah pribadi tidak seharusnya menjadi konsumsi publik

Photo by Tim Douglas

Photo by Tim Douglas via https://www.pexels.com

Sekalipun kamu adalah seorang public figure, kamu harus memilah mana yang ingin kamu bagikan kepada publik dan mana yang sebaiknya dijadikan sebagai privasi. Saling sindir di media sosial dan menjadikan masalah pribadi sebagai konsumsi publik tidak akan menolong kamu menyelesaikan masalah, justru akan semakin memperumit masalah yang ada. Masalah yang tadinya bisa diselesaikan berdua secara tertutup kini menjadi pembicaraan banyak orang, sehingga kamu tidak lagi fokus mencari solusi, malah lebih sibuk menanggapi komentar dari netizen dan media.

2. Hargai perasaan keluargamu

Photo by Monstera

Photo by Monstera via https://www.pexels.com

Sebelum membuat kehebohan di media sosial, ingatlah bahwa kamu masih punya keluarga yang mungkin akan merasa sedih, kecewa, atau bahkan merasa malu dengan berita-berita yang tersebar di media sosial. Jadi, daripada saling sindir di media sosial, sebaiknya apapun masalahnya bicarakanlah secara kekeluargaan. Yang mengerti masalahmu adalah kamu dan mungkin orang-orang terdekatmu. Menjadikan masalah pribadi sebagai konsumsi publik tidak akan menolongmu sama sekali.

Advertisement

3. Orang lain tidak menganggapmu sepenting itu

Photo by Tim Douglas

Photo by Tim Douglas via https://www.pexels.com

Orang-orang yang terlihat peduli dan dekat dengan kita belum tentu tulus dan benar-benar peduli. Bisa saja mereka ingin mengambil keuntungan dari kedekatannya dengan kamu, hanya sekedar kepo dengan masalahmu, atau bahkan menusuk kamu dari belakang.

4. Tutupilah aibmu selagi masih bisa ditutupi

Photo by Kat Smith

Photo by Kat Smith via https://www.pexels.com

Bersyukurlah ketika kamu masih bisa menutupi masalah atau aib mu. Saling sindir di media sosial malah akan membuka lebar-lebar aib mu ke seluruh dunia. Jangan sekali-kali kamu bertindak gegabah hanya untuk mendapat perhatian publik. Gunakanlah media sosial untuk membagikan hal-hal yang positif dan menyenangkan. Bijaklah dalam menggunakan media sosial agar tidak menjadi pedang bermata dua yang justru akan merugikan kamu nantinya.

5. Jejak digital itu kejam

Advertisement
Photo by Andrea Piacquadio

Photo by Andrea Piacquadio via https://www.pexels.com

Ketika mengunggah konten negatif atau menyindir seseorang di media sosial, mungkin kamu sedang dalam emosi yang meluap-luap sehingga tidak memikirkan dampak jangka panjang. Namun, ketika emosimu sudah reda atau permasalahanmu sudah selesai, kamu akan menyesali postingan yang pernah kamu posting. Tapi semuanya sudah terlambat, karena sekalipun kamu menghapusnya, jejak digital tidak akan bisa hilang.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Bisa saja disaat kamu sedang dalam puncak kesuksesan, ada orang-orang yang merasa iri dan mencari kelemahan kamu lewat jejak digital di internet. Jejak digital kamu bisa disalahgunakan untuk banyak hal yang dapat merugikan diri kamu sendiri. Itulah kenapa sering diingatkan bahwa jejak digital itu kejam. Bijaklah menggunakan internet.

Untuk orang-orang yang suka saling sindir di media sosial atau mengunggah hal-hal negatif, coba dipikir-pikir lagi sebelum bertindak. Kalian pikirkan dampaknya ke depan seperti apa dan usahakanlah untuk tidak meninggalkan jejak digital yang negatif di media sosial kalian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

ketika ucapan tidak mampu menyampaikan isi hati maka tulisan adalah cara paling tepat

CLOSE