#BelajarDiNegeriOrang-5 Kebiasaan Orang Jepang yang Dapat Kamu Pelajari Saat Menjadi Pelajar Internasional di Jepang

Jepang punya kebiasaan dan budaya yang baik untuk ditiru

Meninggalkan rumah untuk pergi kuliah tidak hanya sekedar memindahkan beberapa koper ke dalam sepetak kamar tidur. Lebih dari itu! Seperti yang tertulis pada syair Imam SyafiiBerpegianlah maka ada lima keutamaan untukmu, melipur duka dan memulai kehidupan baru, memperkaya budi, pergaulan yang terpuji serta meluaskan ilmu.

Terlebih jika pergi kuliahnya ke luar negeri, ada budaya di negeri tersebut yang harus dihormati, ada kebiasaan masyarakat di sana yang dapat mempengaruhi. Seperti halnya budaya dan kebiasaan orang Jepang yang akan turut mengubah pola pikir pelajar yang datang ke Negeri Sakura tersebut.

1. Buang sampah eletronik, harus bayar!

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Sodai gomi istilah Jepang untuk barang elektronik yang sudah tidak terpakai dan akan dibuang. Televisi, ac, komputer dan sebagainya tidak boleh dibuang sembarangangan, harus menghubungi recycle center atau produsennya dan membutuhkan sejumlah uang untuk membuangnya tergantung pada jenis dan besar barang tersebut.

Untuk itu orang Jepang lebih memilih memberikan sampah tersebut ke orang lain yang membutuhkan.

2. Kebiasaan menolak barang-barang yang tidak terlalu penting untuk mengurangi sampah

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Istilah 3R (reduce, recycle, reuse) dalam pengelolaan sampah tentu sudah tidak asing lagi dan di Jepang dalam pengelolaann sampahnya, menerapkan 4R. R yang terkhir adalah refuse. Dimana orang-orang Jepang akan menolak pemakaian kantong plastik dari supermarket atau barang-barang lainnya yang sekiranya dapat menambah volume sampah mereka.

3. Jalan raya Jepang dipenuhi oleh pejalan kaki

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Pada saat “rush hours” tidak usah heran jika melihat  jalanan yag dipenuhi dengan orang-orang yang berjalan kaki, bukan untuk demo atau tawuran tapi mereka hendak pergi ke sekolah atau kerja.

Mereka akan jalan bergegas atau bahkan lari untuk  mengejar kereta, padahal kereta di Jepang ada setiap 5 menit. Ssst! Jalan kakii, bisa menjadi metode diet yang ampuh loh, cukup 20 menit saja. Tak heran bukan, kalau orang-orang Jepang memiliki tubuh langsing?

4. Orang Jepang punya budaya malu saat melakukan kesalahan

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Malu adalah budaya leluhur dan turun menurun bangsa Jepang. Harakiri (mengakhiri hidup) dinilai ksatria bila melakukan kesalahan, jadi tidak heran jika terdengar berita bahwa politikus atau pejabat pemerintah mengundurkan diri atas kinerjanya yang tidak maksimal atau gagal. Bahkan pernah diberitakan kondektur kereta di Jepang meminta maaf ke setiap penumpang atas terlambatnya kereta selama 5 menit.

Budaya malu tersebut sangat mempengaruhi keseharian orang Jepang. Contohnya, orang Jepang akan otomatis membentuk barisan pada tempat yang membutuhkan antrian bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun. Mereka malu jika melanggar peraturan atau norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

5. Belanja hemat di malam hari ala orang Jepang

Photo by Google Images

Photo by Google Images via https://www.google.com

Orang jepang tidak segan memanfaatkan fasilitas tempat belanja yang ditawarkan pada pengunjung. Supermarket Jepang akan memotong harga sampai 50% saat setengah jam sebelum toko ditutup dan orang Jepang akan mengantri untuk mendapatkan makanan atau bahan pokok lainnya yang dijual lebih murah. Berhemat dengan memanfaatkan kebijakan dan fasilitas yang ada sudah menjadi kebiasaan orang Jepang.

Terbayang kan jika kebiasaan, budaya, dan prinsip orang Jepang tersebut berimbas pada pelajar Indonesia di sana bahkan sampai terbawa sampai mereka pulang ke Indonesia? Meskipun tak tahu kapan bisa #BelajarDiNegeriOrang dapat terwujud. Selagi menjalankan usaha bisa juga melihat dan memanfaatkan fasilitas yang ada di Qatar Airways Student Club

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Finding Pixie Dust--