#BelajarDiNegeriOrang-Culture Shock di Korea Selatan, Studi di Sini Harus Siap Punya Mental Baja Loh~

Karena hidup tak seindah drama Korea

Pengaruh Korean wave saat ini tengah mendominasi dunia. Mulai dari hingar bingarnya industri K-Pop hingga K-Drama yang memanjakan mata. Agaknya banyak dari kita yang sudah terhipnotis oleh kehidupan masyarakat Korea Selatan yang terlihat sangat sempurna. Dewasa ini, ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk bisa menyicip kehidupan di negara tersebut, salah satunya adalah dengan menempuh pendidikan.

Korea Selatan membuka ruang untuk mahasiswa internasional dengan memberikan berbagai jenis beasiswa yang dapat dicoba sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Namun, banyak dari kita yang melupakan hal esensial seperti “culture shock” yang tentunya akan dirasakan. Sebagai calon mahasiswa, butuh proses adaptasi yang tidak mudah, mengingat kita akan tinggal dalam kurun waktu yang cukup lama. Nah, sebelum angan-angan fairytale-mu menjadi rusak, simak dulu yuk, hal-hal apa saja yang akan kamu hadapi di Korea Selatan!

1. Individualisme yang Tinggi Membuat Masyarakat Korea Selatan Menjadi Kurang Ramah

Photo by Awsimages

Photo by Awsimages via https://awsimages.detik.net.id

Fakta pertama yang dapat ditemukan sesaat setelah kamu bertemu masyarakat Korea Selatan adalah mereka tidak se-friendly yang diekspektasikan. Berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, orang-orang Korea tidak saling menyapa satu sama lain jika tidak saling mengenal.

They mind their own business.

Mereka memiliki prinsip bahwa jika tidak mengenal seseorang, maka mereka tidak punya kewajiban untuk membantunya. Maka jangan heran jika suatu saat kamu menemukan orang yang jatuh tersungkur, tetapi tidak ada satu orangpun yang mau menolongnya.

Sebagai orang asing, tidak semua tempat akan cocok dengan kita. Masyarakat Korea Korea terkenal akan generalisasi foreigner-nya, dimana akan ada perbedaan perlakuan antara masyarakat lokal dan para pendatang.

2. Budaya Pali-Pali, Alasan Dibalik Korea Selatan Menjadi Negara Maju

Photo by IDN Times

Photo by IDN Times via https://cdn.idntimes.com

Kalau kamu adalah tipe orang yang selalu bilang “OTW” padahal masih rebahan, ma’af, Korea Selatan bukan tempatmu. Budaya Pali-Pali dikenal sebagai budaya cepat-cepat yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Orang Korea Selatan sangat gercep, disiplin, tepat waktu dan selalu bersikap profesional dalam hal apapun.

Sayangnya, negara ini tidak memiliki sumber daya alam yang kaya, sehingga mereka memanfaatkan manusia sebagai satu-satunya sumber kekuatan untuk memajukan negara. Masyarakat Korea terbiasa dalam hal peningkatkan kecepatan bekerja untuk mencapai suatu target, sehingga bukti konkret seperti; aksesibilitas jaringan internet tercepat di dunia, layak mereka sandang.

3. Sistem Pendidikan yang High Pressure dan Penuh Persaingan

Photo by QuoraCDN

Photo by QuoraCDN via https://qph.fs.quoracdn.net

Para orang tua di Korea Selatan sangat mengedepankan hal pendidikan kepada anak-anaknya, mereka bahkan rela merogoh kocek dalam-dalam demi membiayai kelas-kelas tambahan di luar sekolah. Pemandangan yang sangat lazim jika kamu menemukan banyak pelajar-pelajar di Korea yang pulang hingga larut malam atau belajar di perpustakaan hingga pukul 5 pagi. Dalam kondisi tertentu, mereka bahkan rela menginap.

Para pelajar di Korea sangat kompetitif satu sama lain. Mereka dibagi ke dalam kelas-kelas khusus sesuai dengan level kecerdasan akademik yang dimiliki. Jika kamu adalah seorang yang kompetitif dan ambisius dalam hal mengejar cita-cita, Korea Selatan akan menjadi pengalaman #BelajarDiNegeriOrang yang paling pas untukmu.

4. Budaya Minum Alkohol Hingga Pemandangan Orang Mabuk yang Tergeletak di Jalan-Jalan.

Photo by Kompasiana

Photo by Kompasiana via https://assets-a1.kompasiana.com

Tak hanya budaya Pali-Pali, Korea Selatan juga akrab dengan budaya minum alkoholnya.  Terlepas dari tingkat stress yang tinggi, sebenarnya ada makna tersirat dibalik proses bersulang dan pencampuran antara minuman, yakni rasa percaya, keterbukaan dan keakraban.

Namun, karena legalisasi minuman beralkohol di negaranya, masyarakat Korea bisa sangat mudah menjumpai orang-orang yang mabuk di tempat umum. Bukan hal baru bagi mereka untuk melihat pemandangan seseorang yang tergeletak atau tertidur di tempat-tempat yang tidak semestinya.

5. Everything Contains Pork. Mulai dari Makanan Ringan Hingga Es Krim.

Photo by Living Nomads

Photo by Living Nomads via https://livingnomads.com

Siapa nih, yang nggak bisa hidup tanpa ciki-ciki? Ayo ngacung! Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, hal remeh seperti cemilan bisa menjadi hal serius di negara yang mayoritas nonmuslim. Perlu adaptasi dan perhatian ekstra terhadap apapun yang akan dikonsumsi. Di Korea Selatan, ada banyak jajanan yang dijual bebas dengan kandungan babi di dalamnya, baik itu jajanan kemasan ataupun jajanan siap saji.

Kandungan babi sangat sulit dideteksi, mengingat ada banyak istilah dan penggunaan nama lain di dalam setiap produk. Kamu harus punya ketelitian tinggi untuk menjamin bahwa makanan yang akan kamu makan terbebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan. Gak mau, kan. Lagi asik-asiknya ngemil sambil ngerjain tugas kuliah, tiba-tiba tersedak karena cemilan yang kamu makan ternyata mengandung “sesuatu”?

6. Banyaknya Tawaran untuk Mengikuti Sekte-Sekte. Kamu Harus Siap Mental, Sih.

Photo by Ten Indonesia

Photo by Ten Indonesia via https://tenindonesia.com

Korea Selatan merupakan negara yang memberi kebebasan beragama secara penuh kepada warga negaranya. Hal ini membuat pertumbuhan sekte-sekte baru menjadi tak terkendali.

Para pengikut sekte secara terang-terangan mengajak orang-orang untuk join ke dalam kelompok mereka. Berbagai cara akan dilakukan, mulai dari ajakan ringan untuk mengikuti kegiatan tertentu, hingga penekanan yang bisa berujung pemaksaan. Buat kamu yang sudah kekeuh untuk melanjutkan studi ke Korea Selatan, harus lebih ekstra hati-hati, nih. Jangan sampai hal-hal tersebut bisa mengganggu identitas dan jati dirimu.

7. Tuntutan Hidup yang Tinggi Membuat Rentan Depresi.

Photo by Googleusercontent

Photo by Googleusercontent via https://lh3.googleusercontent.com

Mungkin kamu sering mendapati cerita-cerita drakor, dimana si pemeran mengalami pem-bully-an habis-habisan hingga memutuskan mengakhiri hidupnya. Hal ini merupakan realita yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Korea Selatan.

Seperti yang telah dijelaskan di awal, sedari kecil, anak-anak di Korea Selatan selalu dituntut untuk dapat berkompetisi dengan sebayanya, mindset ini juga terbawa hingga mereka dewasa. Orang-orang di Kora Selatan mudah merasa tertekan dan sangat rentan untuk mengalami depresi.

Nah, buat kamu yang sudah membulatkan tekad untuk melanjutkan studi ke Korea Selatan, yuk daftarkan dirimu di Qatar Airways Student Club, karena ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, seperti informasi harga spesial tiket, fleksibilitas perubahan jadwal hingga free Wi-Fi. Menarik, bukan?

Akhir kata, semoga ini bisa menjadi bahan referensimu, ya? Siapkan mental bajamu mulai dari sekarang. Kamu tangguh karena sudah berani untuk keluar dari zona nyaman.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengamat ejaan pada papan reklame. Menulis berdasarkan 20% logika, 30% imajinasi, dan 50% emosi.