Teringat awal pertemuan kita. Saat kamu berkunjung kerumahku malam hari bersama teman wanitamu. Saat itu aku sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa terhadapmu. Ah , mungkin itu hanya pertemuan singkat. Dan saat itu kita masih sangat muda masih Sekolah tepatnya saat SMA.
Mungkin alam semesta juga memiliki cara sendiri untuk mendekatkan kita sebagai “Teman Cerita“. Kita terbiasa saling berkomunikasi, walaupun tidak setiap hari. Entah dari kapan rasa itu tumbuh kian lama kian hebat. Sampai akhirnya aku membayangkan hal indah bersamamu, masa depanku bersamamu.
ADVERTISEMENTS
4. Belajar Mengikhlaskan Kamu
ikhlasin kamu via http://unsplash.com
ikhlasin kamu via http://unsplash.com
Bukannya aku tidak berusaha mengungkapkan perasaanku ini. Aku pun sudah pernah mengungkapkan perasaan ini sekali. Dan jawaban yang aku terima adalah penolakan karena kamu hanya menganggapku sebagai sahabat baikmu dan tidak lebih dari itu, sahabat yang mendengarkan semua cerita dan keluh kesahmu.
Sediih rasanya mendengar jawaban itu, kecewa dan lebih tepatnya takut. takut apakah sekarang persahabatan kita akan segera berakhir. Jujur aku belum siap untuk kehilanganmu.
Dan selang beberapa waktu lagi, aku mengungkapkan perasaanku kedua kalinya kepadamu. Dan hal yang sama terjadi lagi penolakan lagi. Dan mulai saat itu aku mulai berpikir ini adalah jawaban Tuhan agar aku benar-benar bisa mengikhlaskanmu bukan melupakan atau mungkin membencimu.
Tapi mengikhlaskankanmu. Saat itu juga anganku agar suatu saat rasamu bisa berubah kepadaku, sudah tak ada lagi. Dan Aku menyerah dalam mencintaimu
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”