Bukannya Tak Tertarik Menjalin Hubungan, tapi Ada Prioritas Lain yang Harus Diutamakan

bukannya tak mau jatuh cinta

Masa muda identik dengan masa langkah awal pencarian jati diri. Di fase ini, seseorang akan mempertanyakan siapa diri dan untuk apa dirinya ada. Karena itulah dengan semangat darah mudanya yang sedang berkobar-kobarnya itu, mereka mencoba bergerak ke banyak arah demi mencari jawaban atas pencarian jati diri. Yang paling mencolok adalah bagaimana seseorang menyadari perannya sebagai perempuan dan laki-laki yang keduanya ditakdirkan untuk menjalin hubungan.

Berbagai perjalanan asmara menjadi warna tersendiri bagi seseorang di fase hidupnya yang satu ini. Namun terlepas dari itu, satu dua dari mereka memiliki prinsip yang mengharuskan mereka untuk tidak ikut serta merasakan gemerlapnya jalinan cinta masa muda. Keadaan mengharuskanku untuk mau tidak mau mengesampingkan jalinan asmara. Dan itulah aku, satu dari beberapa mereka yang memilih untuk menyibukkan diri dengan prioritas lain yang harus kunomorsatukan.

Advertisement

1. Menginjak usia 20 tahunan memang menjadi masa-masa penjelajahan hati. Namun bagiku usia ini adalah langkah emas untukku mengupayakan harapan keluarga sebagai anak yang berbakti

Photo by Andrea Piacquadio on pexels.com

Photo by Andrea Piacquadio on pexels.com via https://www.pexels.com

Berbeda dengan teman-teman di sekitarku, bahkan sahabat terdekatku sekalipun yang bisa menikmati seindah apa romansa masa muda. Bahwa masa muda dianggap sebagai satu fase kehidupan seseorang di mana ia mulai menjajaki dunia baru, dunia yang membuat mereka mengerti bahwa laki-laki dan perempuan ditakdirkan untuk bersama dalam ikatan hubungan cinta dan kasih.

Namun bagiku masa ini merupakan awal sebuah langkah untukku merangkai masa depanku yang cerah nan gemilang. Bukan berarti menganggap mereka yang sedang menjalin hubungan asmara tidak memiliki masa depan, bukan seperti itu.

Advertisement

Ini hanya prinsipku bahwa untuk mewujudkan masa depanku, seperti yang diharapkan oleh ayah dan ibu, aku harus benar-benar fokus dalam mengupayakannya. Dan bagiku dengan menjalin hubungan istimewa dengan seorang lawan jenis bisa berpeluang menghambat bahkan bisa saja mengganggu prosesku.

Karena itulah diusia mudaku ini, aku harus memprioritaskan cita-cita dan karirku dimasa depan meskipun harus mengorbankan kesempatan menjalin hubungan spesial dengan seseorang.

2. Saat yang lain sibuk menjalin kisah romantis, aku sibuk mempersiapkan diri bahwa kejayaan masa depan bukanlah sesuatu yang gratis

Advertisement
Photo by Clem Onojeghuo on pexels.com

Photo by Clem Onojeghuo on pexels.com via https://www.pexels.com

Aku berpikir bahwa segala sesuatu tak mudah untuk ku dapatkan apalagi secara cuma-cuma. Hal inilah yang mendorongku untuk melakukan segala hal secara fokus dan bersungguh-sungguh agar dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan yang kuharapkan.  

Saat yang lain sibuk dengan kisah romantis yang seakan hari-harinya penuh dengan tebaran bunga-bunga asmara, aku disibukkan untuk mempersiapkan segala hal dan mengupayakan semuanya demi bisa meraih masa depan yang kuingankan.

3. Ketika mereka asik ke sana-ke mari menjalin hubungan baru, aku berlarian ke sana-kemari memperluas relasi untuk mempermudah jalanku

Photo by Sora Shimazaki on pexels.com

Photo by Sora Shimazaki on pexels.com via https://www.pexels.com

Bertemu dengan orang-orang baru atau orang yang sekiranya sefrekuensi sehingga memunculkan rasa tertarik adalah langkah awal untuk menjalin kisah spesial dengan seseorang. Untuk bisa memunculkan rasa tertarik itu, seseorang harus memperbanyak kenalan agar kesempatan dua orang untuk bertemu dan memutuskan untuk menjalin hubungan semakin besar.

Namun lain lagi bagiku, disaat seperti ini aku harus ke sana ke mari, mencari kenalan baru, mencari relasi dengan berbagai pihak entah untuk mendapat informasi baru atau kesempatan baru untuk mempermudah jalan suksesku. Dua hal berbeda dengan sensasi yang berbeda pula, namun bagiku keseruan dan kelelahan yang ku rasakan justru akan menjadi pintu bagiku untuk mewujudkan masa depan cerahku.

4. Saat yang lain merasa resah, gundah dan segala rasa patah hati dengan sang kekasih. Berbeda denganku yang dilanda stres karena satu-dua kali rintangan berduri melukai semangatku

Photo by Andrea Piacquadio on pexels.com

Photo by Andrea Piacquadio on pexels.com via https://www.pexels.com

Dalam sebuah perjalanan memang tak selamanya akan mudah. Bertemu dengan kerikil duri bahkan jurang adalah hal yang pasti akan dilewati semua orang tak terkecuali. Tak urung dalam sebuah jalinan cinta antara dua orang sejoli, yang pasti dihiasi berbagai warna baik cerah maupun gelap yang datang silih berganti. Saat temanku curhat bahwa dia tengah merasa cemburu dengan pasangan, saling bertengkar, atau bahkan merasakan patah hati karena cinta yang mereka jalani.

Aku pun juga sedang merasa sakit hati, lelah dan terkadang merasa putus asa. Bukan karena pacar atau kekasih, tapi karena aku sedang bertemu dengan rintangan yang menyulitkanku. Terkadang satu-dua kali kegagalan membuatku ingin menyerah dengan keadaan. Apalagi dengan duri-duri lain yang kerap sekali melukai semangatku, namun tetap saja aku tahu bahwa segala rintangan itu pasti bisa kulalui demi tercapainya anganku.

5. Selayaknya teman sebayaku, aku pun mendambakan sosok yang spesial. Namun semua itu tergerus oleh rasa tanggungjawab atas harapan keluarga yang harus kuwujudkan

Photo by Rosie Ann on pexels.com

Photo by Rosie Ann on pexels.com via https://www.pexels.com

Hei, aku juga manusia normal. Selayaknya teman-teman seusiaku, aku pun mendambakan cinta dan kasih sayang. Tak dapat dipungkiri bahwa sekali dua kali muncul keinginan untuk ikut merasakan bagaimana serunya menjalin hubungan dengan seseorang yang spesial.

Namun saat itu juga, aku kembali dibuat sadar bahwa terlepas dari keinginanku itu, aku memiliki prioritas lain. Bahwa terdapat satu hal yang harus ku nomor satukan, tak lain dan tak bukan adalah harapan orang tua yang harus kuwujudkan.

Rasa tanggungjawab untuk membahagiakan orang tua adalah satu hal yang menjadi prioritas dimasa mudaku. Dan karena itulah, apapun hal yang mampu menghambatku, sekalipun itu sebuah hubungan asmara pun, harus ku korbankan demi mencapai angan dan rasa kebanggan keluarga terhadapku.

6. Kesibukan menata karir dan masa depan memang menyita masa mudaku. Namun aku tahu, masalah asmara bisa kutunda dulu demi kebahagiaanku serta ayah dan ibu

Photo by Helmi Lutvyandi on pexels.com

Photo by Helmi Lutvyandi on pexels.com via https://www.pexels.com

Aku mengerti bahwa hubungan asmara masa muda memang tak bisa disepelekan perannya karena hal itu merupakan satu langkah untuk menuju kehidupan yang lebih dewasa. Namun perkara jatuh cinta bisa kutunda sebab ada bayang-bayang senyum harapan ayah dan ibu yang ingin melihat anaknya rajin dalam berusaha mengupayakan masa depannya.

Bukannya menyepelekan fase yang satu ini, tapi bagiku ada prioritas lain yang harus kunomorsatukan. Sekali lagi, masalah jatuh cinta dan menjalin asmara bisa ku kesampingkan dahulu. Karena kebahagiaan ayah dan ibu saat melihat anaknya yang berhasil dalam studi dan pekerjaannya adalah prioritas nomor satuku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Abadi meski berlalu.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE