Awalnya Memang Menyedihkan, tapi Tak Ada Salahnya Menghadapi Kenyataan dengan Merayakan Hari Jadi Sendirian

menghadapi kenyataan merayakan hari jadi sendirian

Terlepas dari rasa tak mensyukuri diri, kenyataan melewati tibanya hari lahir sendiri, sepertinya sudah menjadi hal yang tak asing lagi. Menengok tanggal berapa sebelum datangnya hari jadi, sesekali membuat tak bergairah lagi. “Ahh.. Pastinya akan sama seperti tahun sebelum-sebelumnya. Tak ada yang berbeda. Tak ada yang istimewa di hari lahirku nanti. Sepi sendiri.”

Melihat story sana-sini dari teman-teman yang merayakan hari jadi, ataupun yang diberi kejutan dari sahabat mereka sendiri, sering membuatku merasa iri. Jujur saja teman-temanku banyak, tapi sampai saat ini aku belum bisa menemukan siapa sahabatku. Seseorang yang mungkin bisa menghiburku di kala belum ada seorang kekasih hati yang memberikan ucapan dihari kelahiran ini.

Cukup dengan melihat masakan yang tersedia di pagi hari ini dari ibuku, membuatku sekejap menghilangkan rasa kecewaku di hari ulang tahunku ini.

 

1. Tak perlu bertanya hari ini hari apa. Tak ada yang beda, tetap sama

Tak ada yang berbeda

Tak ada yang berbeda via https://www.google.com

Alarm dini hari, menandakan pergantian hari. Di tanggal ini, meskipun berbeda hari di saat lahirku dulu. Cahaya matahari menerpa melalui celah genting rumah ini. Kulihat tak ada sesuatu yang berbeda dihari ini. Mata ini enggan sekali terbuka karena begadang sampai dini hari. Entah menunggu apa sampai sepagi ini. Tak ada semangat membangunkan raga ini.

Semuanya tak terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Waktu tetap berjalan tanpa ada yang bisa menghentikan. Apa yang kulakukan di pagi hari ini? Ada matahari yang menatapku tajam. Aku harus beranjak..

2. Ucapan dari teman di media sosial sekarang tak seramai dulu saat hanya ada akun Facebook saja

Photo de Tracy Le Blanc provenant de Pexels

Photo de Tracy Le Blanc provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Sebelum adanya Android atau smarthpone sekeren sekarang ini, yang memiliki banyak kecanggihan dalam semua fitur-fiturnya, media sosial Facebook merajai kalangan muda-mudi kala itu. Mendapatkan ucapan dari teman-teman dari dunia maya memang tak menjamin kebahagiaan bisa kita dapatkan. Tapi setidaknya dari ucapan itu kita masih memiliki tempat dihati mereka.

Kembali membuka dan menutup smarthpone ini. Atau jangan-jangan mereka mengabaikan notifikasi ulang tahun di hari ini?

3. Jangankan ucapan dari seorang kekasih, karena memang masih sendiri. Ucapan dari teman terdekatpun tak terlihat sampai sesore ini

Photo de Kaboompics .com provenant de Pexels

Photo de Kaboompics .com provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Sampai selarut ini, menunggu datangnya pergantian hari lagi. Begadang-pun sudah menjadi makanan tiap malam hari. Tapi hari ini berbeda. Kutunggu sampai saat ini. Bahkan sampai setelah hari ini. Apakah mereka ingat akan tanggal hari ini?

Jangankan ucapan dari kekasih hati, karena memang masih sendiri. Dari teman-temanpun hanya beberapa saja.

Sangat berharap gebetan akan tahu tanggal hari ini hari apa? Hahaha. Tertawaku dalam hati. Yang ada justru aku yang memberi kode mengingatkan. Akan terasa berbeda jika dia sendiri yang ingat dan mengucapkan.

Positive thinking saja tahun depan dia ingat, tanpa harus menyelipkan kode-kode lagi. Pertanyaanya dia siapa? Entahlah.

4. Tanpa adanya kue, lilin ataupun perayaan ulang tahun apalagi kado, membuat ku berpikir apakah aku tak berharga bagi mereka?

Photo de Porapak Apichodilok provenant de Pexels

Photo de Porapak Apichodilok provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Istilah kids zaman now yang sekarang melekat pada anak-anak muda sekarang ini, akan terasa hampa bila hari ulangtahun tak ada perayaan, pesta, kado atau semacamnya. Usia semakin bertambah. Konsumsi sandang, pangan, papan juga semakin bertambah. Boro-boro perayaan pesta yang mewah, lilin dan sepotong kue pun tak ada. Apalagi kado sesuai keinginan yang mesti dapatnya harus dari jauh-jauh hari yang kan diberikan dengan kejutan manis. Ah.. rasanya kapan aku bisa mendapatkannya?

Kurasa cukup dengan ucapan yang dibungkus dengan doa yang kan menguatkan diusia yang rentan dengan kegalauan.

5. Alih-alih menghilangkan rasa sedih, diri ini lebih memilih menyibukkan diri dengan pekerjaan ini

Photo de Kaboompics .com provenant de Pexels

Photo de Kaboompics .com provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Sepagi ini, carut marut rasa hati di pagi ini, di hari ulang tahun ini. Tak mengurangi jadwal deadline pekerjaanku ini. Kusibukkan diri ini dengan mengerjakan pekerjaanku, melanjutkan hobiku, meskipun sesekali menatap layar smarthpone yang sepi seperti ini.

Giliran ada notif dari seorang teman, pertanyaannya tetap sama dari tahun ke tahun: “Kapan nikah?”

Hahaha.. mendapatkan pertanyaan seperti ini kadang membuatku cuek. Tapi karena lama-lama usiaku semakin bertambah, dan undangan kondangan yang semakin membabi buta, membuatku berpikir dan bertanya dalam hati juga, “Kapan nikah?”

Yang namanya sudah bekerja sendiri pastinya, mandiri, pekerja keras, punya tabungan sendiri, bertanggung jawab. Kurang apalagi? Kurang doa? Kurang usaha? Kurang terkenal?

Kurang percaya. Percaya saja pada Sang Pencipta. Percaya usaha selalu takkan menghianati hasil. Di waktu yang tepat, di tempat yang tepat. Dengan cara yang tepat. Kapan, ya? Jodohku pastinya juga lagi bingung memikirkannya juga. Hehehe. Tiba-tiba timbul semangatku bekerja lagi. Ayo kerja lagi dan lewati hari ini.

6. Di usia yang semakin bertambah ini, semoga orangtuaku selalu sehat, aku pun terus semangat meraih impianku dan membanggakan mereka

Photo de Andrea Piacquadio provenant de Pexels

Photo de Andrea Piacquadio provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Tak ada hal lain selain di usiaku yang bertambah ini, dengan usia orang tuaku yang bertambah juga, orangtuaku bisa tetap sehat. Selalu sabar menghadapiku. Maafkan aku ayah, ibu. Aku selarut ini. Bahkan di hari minggu ini tak bisa sepenuhnya di rumah, karena tanggung jawab yang kuemban ini.

Terimakasih untuk segala kepercayaan dan kasih sayang kalian. Maafkan aku yang sampai sebesar ini masih merepotkan kalian. Maafkan putrimu ini yang belum bisa membuat kalian berhenti bekerja dan menikmati masa tua kalian. Maafkan aku karena tidak bisa membuat bangga kalian dengan materi. Tapi, aku akan tetap berusaha membuat kalian bangga dengan segala tanggungjawab yang aku pegang sekarang ini dan bahkan nanti.

Tak ada hal yang bisa membuatku membalas segala pengorbanan kalian. Dari yang rela hanya makan dengan sambal, untuk memberikanku sepotong ikan. Maafkan aku yang tak pandai mengucapkannya secara langsung denganmu ayah, ibu. Tapi aku percaya kalian pasti merasakannya. Doakan putrimu ini, semoga bisa membawakan kehadapanmu jodoh yang kan selamanya sampai akhir hayat nanti. Yang setia bukan hanya baik denganku, tapi dengan kalian dan anak-anakku nanti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.

Editor

une femme libre