#CatatanAkhirTahun – In 2022, I Have To Say This. Ini Pesanku untuk Kalian!

Bagaimana tahun 2022 kalian dalam kurun waktu 12 hari ini?

Hai, 2022 sudah berjalan kurang lebih 12 hari. Artinya 353 hari kedepan banyak waktu-waktu yang bisa kita gunakan untuk menyelami dan mencapai resolusi-resolusi kita di tahun yang baru. Tahun baru, semangat baru dan memulai langkah yang baru. Banyak keinginan-keinginan yang mengusik di kepala dan segera berbisik untuk segera mewujudkannya di tahun 2022 ini.

Satu hal yang perlu kalian tahu adalah tidak ada kata terlambat dalam memulai sesuatu. Tidak mengenal siapa yang tua dan siapa yang muda untuk merangkai mimpi yang baru. Setiap manusia punya fase, perjalanan, journey dan garisnya sendiri-sendiri. Sebelum menuju day 365 di tahun 2022, jalani dulu 12 hari ini. Sebelum beranjak ke hari-hari selanjutnya. Aku berharap di tahun 2022 ini lebih memperbanyak aksi tanpa harus basa-basi disana sini. 2022 aku harus bisa memperjuangkan diriku sendiri. Terlepas dari penilaian orang lain tentang diriku, daku tetap fokus pada tujuan dan mimpiku. Karena mimpi adalah hak segala usia.

Semoga di tahun 2022 aku bisa lebih dari ini. Bisa lebih berani untuk memutuskan sesuatu dari hati bukan paksaan yang berkecamuk dalam diri, berani bilang kalau aku belum bisa bukan karena nggak enakan. Terkadang diri ini masih menyimpan rasa malu karena belum bisa membuat orang-orang disekitarku bangga. Belajar untuk menerima diri sendiri dan menyadari bahwa setiap orang punya masanya sendiri-sendiri. Belajar untuk mengungkapkan ketidaknyamanan terkait hal yang aku rasakan.

Berbicara soal tahun 2022, bagaimana nih 12 harinya selama tahun 2022? apakah sudah bahagia atau sedang proses untuk mencintai diri sendiri? Apapun segala hal yang ingin kita capai di tahun ini mudah-mudahan segera terwujud dan terealisasikan. Sebelum beranjak jauh, nyatanya aku ingin berpesan pada diri sendiri khususnya dan pada orang lain tentunya. Warnai hari-harimu di tahun 2022 menjadi lebih berwarna dan lebih memaknai hidup tanpa ada bayang-bayang pengaruh dari orang lain. Inilah pesanku pada kalian untuk menjalani 353 hari kedepan di tahun 2022. I have to say this for all of you guys!

Advertisement

1. Merasa Bersalah Itu Wajar

Photo by Keira Burton from Pexels

Photo by Keira Burton from Pexels via https://www.pexels.com

Setiap orang pastinya pernah melakukan sebuah kesalahan. Baik itu kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Baik dalam keadaan sadar ataupun tidak sadar.

Namanya manusia pastinya selalu ingin bertumbuh, berprogres dan berproses untuk menjalani kehidupan sebagai pelajaran berharga. Tetapi ingat bukan berarti kesalahan yang kamu perbuat itu kamu normalisasikan.

Advertisement

Yang salah akan tetap salah. Yang salah harus dibenarkan. Jika keliru harus diperbaiki. Jika kurang ada baiknya direvisi. Justru kita harus belajar bahwa jangan sampai kita ini mengulangi kesalahan yang sama. Cukup sekali saja.

 

Advertisement

Terkadang kita merasa bersalah karena kita memang patut untuk disalahkan. Semua itu wajar, namanya juga manusia. Pastinya ada salah dan lupanya. Kita setidaknya saling mengingatkan dan membenarkan. Bukan malah saling menghakimi satu sama lain apalagi saling sindir-sindiran.

Tetapi, ketika kesalahannya sudah pudar dan usang terus ada orang yang melakukannya lagi bukan berarti dinormalkan saja. Seakan anggapannya salah tapi mengada-aga jadinya nggak salah. Kesalahan datang karena kita mau belajar dan kita belajar dari kesalahan itu. Kesalahan ada karena kita butuh perbaikan dan improvement diri untuk bisa lebih baik lagi.

2. Buat Orang Lain Bahagia Silakan Tapi Jangan Maksa

Photo by Kindel Media from Pexels

Photo by Kindel Media from Pexels via https://www.pexels.com

Balik lagi, setiap orang terkadang punya kesediaan dan kemampuannya masing-masing. Terkadang di situasi tertentu, kita mengesampingkan diri sendiri hanya mengutamakan orang lain untuk bahagia dulu. Urusan diri sendiri mah nanti aja gampang. Kita dengan mudahnya untuk bilang udah nanti aja. Semalam saya melihat instastory kakak tingkat saya bahwa kita terbutakan oleh statement atas bahagia menurut setiap individu. Bahagia itu kalau sudah punya ini dan punya itu. Di umur segini harus sudah mencapai target ini dan itu. Standar yang sudah ditetapkan orang-orang kenyataannya membuat kita tidak bahagia. Ingatlah setiap orang punya story dan journeynya sendiri-sendiri. Mereka juga punya jalannya masing-masing. Definisi bahagia itu luas. Ada yang bahagia karena dia berhasil untuk mencapai tujuannya sendiri, mencari kenyamanan bukan hanya soal ada saja, dihindari dari lingkungan-lingkungan atau circle yang tidak sefrekuensi dengan kita. Satu hal yang terpenting adalah bahagia itu kita yang menciptakan. Bukan orang lain atau siapapun itu. Biarkan orang berkata apa. Yang penting bikin nyaman dulu diri kita.

 

Terkadang kita tertutup dengan frasa egois yang seolah-olah kita harus mementingkan diri sendiri. Oke, menurut orang-orang itu kedengarannya negatif. Tapi bagi saya kita lihat dulu konteksnya. Ketika kita pengen nyaman dan tenang maka sebisa mungkin kita yang mulai bisa cari-cari lingkungan yang sejalur sama kita. Hati-hati dengan kata egois. Kita kadang-kadang harus mengutamakan diri sendiri daripada orang lain.

Di sini kamu harus bisa tegas sama diri sendiri. Karena ini adalah hidupmu maka kamu yang menjalankan. Kamu berhak bahagia atas pilihan hidupmu sendiri. Tidak masalah dan tidak ada masalah kalau kamu rehat dahulu atau mengerjakan hal-hal yang sekiranya kamu sukai. It’s okay pelan-pelan tapi pasti. Daripada tergesa-gesa tetapi hasilnya tidak puas.

3. Penolakan Bukanlah Sesuatu yang Jahat

Photo by Keira Burton from Pexels

Photo by Keira Burton from Pexels via https://www.pexels.com

Penolakan bukan berarti kita dianggap jahat dan tidak peduli. Terkadang kita juga punya urusannya sendiri-sendiri. Mulai sekarang kurangi sifat ngga enakan sama seseorang. Karena apa? Tidak selamanya kita menyenangkan orang-orang diluar sana. Yang ada bukannya bahagia malah sakit yang dirasakan.

Secara tidak langsung ketika kamu punya sifat ngga enakan maka keputusan yang telah kamu buat sejatinya meragukan bahkan membuat kamu kehilangan kepercayaan diri. Apalagi menimbulkan kegusaran dan berulang-ulang bertanya apakah keputusan aku ini benar atau enggak ya?. Dengan kamu menjadi people pleaser maka status hidupmu dipandang lebih rendah dibandingkan orang lain. Karena orang lain berhak untuk mengekang kamu dan mempermainkan dirimu.

Menjadi people pleaser terkadang memiliki ambisi dan niat yang berlebihan untuk menyenangkan hati semua orang. Mereka meluangkan waktunya untuk orang lain karena kalau tidak dituruti keinginannya tidak bakalan puas pada dirinya.

Tekanan people pleaser semakin besar ketika dia sudah berada dalam titik terendah. Ingin menyenangkan orang lain tetapi keinginan diri sendiri aja sampai dikorbankan. Hey, kamu bisa menolak keinginan orang kalau kamu tidak bisa. Jangan dipaksakan. Ya kalau bisa bantu ya aku bantu. Kalau tidak bisa atau lagi sibuk kan bisa bilang.

Melakukan penolakan bukan berarti jahat. Ini sudah tahun 2022, pola pikirnya dirubah ya. Yang dimintain tolong sama yang menawarkan bantuan harus peka juga ya. Terkadang permintaan tolong kalian tidak masuk akal jadi orang enggan untuk bantu kalian. Berikan pengertian kalau misalnya kamu memang benar-benar tidak bisa bantu.

4. Aku Melakukan Sesuatu Karena Aku Ingin Bahagia

Photo by Allan Mas from Pexels

Photo by Allan Mas from Pexels via https://www.pexels.com

Siapa sih yang enggak pengen berbuat baik kepada setiap orang. Semua pasti menginginkan hal yang demikian. Berbuat baik memang bagus dan tidak ada salahnya. Tetapi hati-hati terkadang kebaikan kalian senantiasa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kebaikan kalian disalahgunakan oleh oknum (di sini saya menyebutnya oknum ya teman-teman) yang terkadang meminta bantuan diluar kapasitas si yang dibantuin. Disini godaan terbesarnya seorang people pleaser adalah mau menolak itu sungkan karena dia sudah masuk. Kalau mau menyelam langsung ke dasar, tetapi ini dia masih di permukaan jadi ragu-ragu.

Terkadang baik tidak selamanya baik, yang dipandang orang kalau berbuat jahat bukan berarti jahat juga. Disinilah pentingnya kalian untuk memahami terlebih dahulu konteks permintaan tolongnya seperti apa. Pahami situasi dan kondisi kalian.

Dalami maksudnya dia itu meminta tolong untuk apa. Kalau misalnya dari kamunya bersedia dan dia juga memang membutuhkan bantuan, tidak masalah it’s okay. Kalau tidak bisa silakan untuk menolak. Boleh kalian berbuat baik tapi balik lagi apakah kebahagiaan kalian seketika direnggut hanya karena terhasut oleh permintaan tolong dari orang lain? Terkadang di situasi tertentu kita tidak bisa membuat orang lain senang dan menyenangkan hati tiap insan. Yang terpenting adalah bahagiakan diri sendiri dulu. Taruhlah prioritasmu pada diri sendiri sebelum kepada orang lain. Seberapa bahagianya saya dalam suatu momen sangat berpengaruh betapa berharganya hidup saya.

Saya menghargai hal-hal dalam hidup hanya sampai sejauh mana mereka memengaruhi kebahagiaan saya sendiri. Kita perlu mengadopsi sikap stoic dalam menghadapi naik-turunnya hidup, menerima baik buruknya diri kita dan belajar untuk acceptance ourself.

5. Bukan Kewajibanku Untuk Terlihat Perfect Di Mata Orang-Orang

Photo by Flávio Santos from Pexels

Photo by Flávio Santos from Pexels via https://www.pexels.com

Setiap manusia tentunya dilahirkan dengan keistimewaan dan keunikannya masing-masing. Ada kekurangan ada kelebihan. Di sinilah kita sebagai manusia memiliki keistimewaan lebih jika dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Sayangnya manusia tidak luput dari salah, lupa dan khilaf.

Banyak orang yang mengesampingkan istilah ini. Terkadang kita lupa akan jati diri kita sehingga kita dituntut untuk sempurna dalam segala hal. Ingin menjadi diri sendiri pun susah karena tidak menjadi diri sendiri sungguh menyiksa. Banyak stigma orang-orang yang acapkali keliru soal ini. Mulai dari laki-laki dituntut harus kuat, tidak boleh menangis karena menangis dianggap kita adalah makhluk yang lemah, cowok harus tegas dan lain-lain. Ingat manusia terkadang punya titik terendah ya.

Tidak selamanya kita itu terlihat perfect di mata orang. Tolong untuk stop melabeli orang-orang yang dianggap buruk sama kita. Biarkan kita berjalan dengan kaki kita sendiri. Biarkan kita untuk melakukan semuanya sendiri. Kita makan untuk hidup bukan untuk meladeni keinginan dan bacotan orang-orang.

 

Mungkin orang lain menilai kamu adalah orang yang anti-sosial, pendiam, tidak banyak bicara silakan saja. Jangan telan mentah-mentah penilaian orang-orang diluar sana tentang dirimu. Biarkan saja orang berkata apa yang penting kita masih bisa tertawa. Pendiam dan pemalu bukanlah sesuatu hal yang buruk. Justru dengan diam kita terhindarkan dari tong kosong nyaring bunyinya, banyak omong gaada buktinya. Kita memilih diam untuk tidak membicarakan aib sesama. Diam untuk kebaikan kita juga. Mungkin kamu tidak banyak bicara tapi kamu menggunakan telingamu untuk menjadi seorang pendengar yang baik. Mendengarkan keluh kesahnya, menahan ego untuk tidak memotong pembicaraan ketika orang lain sedang bercerita, merasakan feelnya ketika kamu dihadapkan dengan posisi yang dialami oleh orang itu. Yang penting kamu bisa menjadi perantara orang untuk bisa menyelesaikan masalahnya. Terlepas apapun baik buruknya penilaian orang tentang diriku, yang penting dirimu tetap istimewa di mata Tuhan.

6. Tiap Orang Punya Timeline Sendiri-Sendiri

Photo by Mehmet Ali Turan from Pexels

Photo by Mehmet Ali Turan from Pexels via https://www.pexels.com

Apakah kamu pernah menonton postingan orang-orang yang berkata nanti umur 25 harus nikah, umur 35 harus invest dan lain-lain. Semua orang menginginkan yang terbaik daripada yang terbaik dalam hidupnya. Terkadang kita merasa nyalinya ciut ketika si A dengan umur sekian sudah bisa beli mobil, rumah dan lain-lain. Si B sudah meraih gelar magisternya dan didaulat menjadi lulusan terbaik dan lain-lain. Yang harus kamu ingat adalah setiap orang punya waktunya sendiri-sendiri. Tiap orang ada masanya. Tiap masa ada orangnya. Meskipun kita berusaha dan selalu berusaha ketika memang belum waktunya maka belum bisa kita wujudkan. Tetaplah berprasangka baik kepada Tuhan karena Tuhan yang tahu apa yang terbaik bagi hambanya. Hidup bukan ajang balapan. Fokus saja sama pencapaian diri sendiri. Tidak perlu banting setir mengikuti timeline orang lain.

 

Jika tidak sesuai dengan apa yang ada dalam benak dan pikiran kita, tak usah untuk menghujat, cukup doakan yang terbaik, begitu juga untuk dirimu sendiri, kamu punya timeline atas hidup mu sendiri, tak perlu lama-lama fokus terhadap orang lain, pilihan orang lain, cerita orang lain dan pencapaian orang lain. Apapun pilihan yang kita ambil, semoga senantiasa ada keberkahan didalamnya, ada kebahagiaan didalamnya, ada kehidupan didalamnya, ada rasa nikmat didalamnya, dan apapun hal-hal baik lainnya, semoga selalu melekat dari pilihan yang di ambil. Panjang umur perjuangan! Panjang umur hal-hal baik

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Seblak dan Baso Aci

CLOSE