6 Hal yang Pasti Akan Dirasakan Anak Kos Selama #RamadandiPerantauan. Kangen Rumah tapi Belum Bisa Pulang~

hal yang dirasakan anak kos ramadan di perantauan

Sebagai anak rantau, momen Ramadan adalah saat-saat paling melankolis rasanya untuk dilalui karena jauh dari keluarga. Ingin pulang rasanya memang tidak mungkin, dan yang bisa dilakukan adalah bertahan dan tetap menjalani aktivitas sebagai mana mestinya. Tidak mudah memang karena akan ada banyak hal yang dirindukan. Ketika kembali mengingat bagaimana menjalaninya sendirian atau ketika dekat dengan keluarga jelas sekali berbeda rasanya. Seperti rindu masakan ibu ketika sahur dan berbuka, rindu menjalankan salat berjamaah dengan keluarga bahkan rindu bagaimana suasana ngabuburit di kampung halaman yang khas.

Sedih adalah hal yang biasa dirasakan ketika melalui Ramadan jauh dari keluarga di rumah. Tapi bukankah tidak baik kalau sedih melulu? Dengan siapa dan di mana Ramadan dilalui, semoga pastinya tidak akan mengubah nilai-nilainya agar selalu bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadan tahun ini. Hey kamu anak kos, meski jauh dari keluarga tetap dinikmati aja ya!

Advertisement

1. Tak kalah dengan suara ibu di rumah, suara ibu kos menjadi alarm paling mujarab ketika waktunya sahur

Foto oleh Elly Fairytale dari Pexels

Foto oleh Elly Fairytale dari Pexels via https://www.pexels.com

Kata orang, suara ibu adalah alarm paling mujarab sepanjang masa. Memiliki ibu kos yang modelnya seperti ibu kandung sendiri termasuk rejeki. Ibu kos yang selalu membangunkan anak-anaknya ketika tengah sahur.

Dengan sigap, ibu kos mengecek lampu kamar anak kosnya apakah sudah menyala apa belum. Tak jarang kalau belum nyala, beliau rela setiap hari keliling ketok-ketok pintu kamar anak kosnya sekadar memastikan apakah pemilik kamar sudah bangun dan sudah sahur. Punya ibu kos yang modelnya seperti ibu sendiri sangat idaman sekali, dijamin susah untuk pindah kos lagi.

Advertisement

2. Saat tidak ada ibu kos dan alarm sendiri tak lagi mempan, alarm teman menjadi pilihan yang tepat untukmu yang susah bangun~

Foto oleh Ivan Oboleninov dari Pexels

Foto oleh Ivan Oboleninov dari Pexels via https://www.pexels.com

Untuk yang tinggal tidak bersama ibu kos, jangan khawatir karena masih punya teman kos yang bisa diajak kerja sama untuk urusan ini. Sebagai anak kos yang susah untuk bangun meskipun alarm sudah di-setting sampai bertumpuk-tumpuk, mengandalkan teman adalah bagian dari usaha. Sesama penghuni kos, kami selalu janjian di mana yang bangun dahulu akan membangunkan yang lain.

Di sinilah kekompakan kami diuji hingga satu sama lain saling bergantung. Jadi sudah bisa dipastikan ketika tidak bangun satu, otomatis tidak sahur semua.

3. Makan dan minum sebelum tidur untuk jaga-jaga kalau malam nggak bangun. Eits jangan ditiru ya!

Advertisement
makan minum

makan minum via https://www.pexels.com

Kondisi seperti ini sering dilakukan oleh anak kos yang memang level kebonya sudah tingkat tinggi, yang alarmnya terdengar sampai ke kampung sebelah namun tetap susah bangun. Sebagai antisipasi ketika tidak bisa bangun, entah karena alasan begadang karena insomnia maka memilih makan dan minum sebelum tidur. Cara tersebut dilakukan sesekali ketika kepepet.

Tetapi, bagaimanapun juga lebih baik tetap mengusahakan untuk makan sahur karena sebenarnya ada keberkahan saat makan sahur meskipun hanya seteguk air minum. Jadi gimana, apa tidak ingin mengejar berkah di bulan Ramadan?

4. Memilih menu berbuka sekaligus digunakan untuk sahur adalah kunci untuk tetap bertahan~

Foto oleh Elly Fairytale dari Pexels

Foto oleh Elly Fairytale dari Pexels via https://www.pexels.com

Sebagai anak kos, mengumpulkan kekuatan untuk bangun saja sudah terasa berat apalagi untuk masak. Maka untuk menyiasatinya adalah dengan memasak sekali untuk berbuka, sekaligus sisanya digunakan untuk sahur. Selain menghemat tenaga juga lebih menghemat pengeluaran. Bagaimana, sudah sesuai dengan prinsip anak kos kan? Hemat adalah kunci~

5. Tak selalu berbuka dengan yang manis, berbuka dengan dia yang ada dan senasib saja sudah cukup bahagia~

Foto oleh mentatdgt dari Pexels

Foto oleh mentatdgt dari Pexels via https://www.pexels.com

Suasana ngabuburit di kampung halaman adalah salah satu yang dirindukan ketika menghabiskan ramadan di perantauan. Suasanya kampung yang hangat, keramaian di jalanan saat berburu takjil ah rasanya memang rindu sekali untuk pulang.

Tetapi jangan berkecil hati, karena berbuka dengan teman tak kalah manisnya kok. Teman, siapapun mereka yang ada di sekitar kita juga termasuk keluarga. Bersama mereka, memiliki nasib yang sama, pastinya selalu ada kapanpun kita butuh, tentunya bisa menjadi alternatif untuk teman ngabuburit paling asyik. Dengan begitu rindu ketika ngabuburit keluarga bisa sedikit terobati. 

6. Mendapatkan takjil atau buka gratisan, adalah berkah Ramadan

makan-makan

makan-makan via https://www.pexels.com

Momen ramadan biasanya banyak digunakan oleh orang lain untuk berbagi, termasuk berbagi takjil. Di masjid-masjid, di jalan-jalan banyak dijumpai mereka yang menyisihkan rejekinya sekadar untuk berbagi makanan. Untuk mereka yang menghabiskan waktu di luar dan tak sempat berbuka di rumah, hal ini sangat bermanfaat. Begitu pula bagi kami, anak rantau. Ya, mendapatkan takjil atau diberi makanan gratis adalah rejeki dan berkah ramadan yang tak patut disia-siakan.

Dear kamu yang masih menjalani ramadan di perantauan, tetap semangat! Dinikmati aja ya, semoga puasanya lancar dan sampai bertemu dengan hari kemenangan nanti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

hi, long time no see!

Editor

une femme libre

CLOSE