#DiIndonesiaAja-5 Hal yang dapat Dipelajari di Tugu Khatulistiwa, Wisata Edukasi Provinsi Kalimantan Barat.

Tugu Khatulistiwa, Tempatnya Edukatif Banget!

Jaman SD dulu pernah diajarin sama bu guru tentang khatulistiwa, kamu masih ingat nggak? Ya, khatulistiwa adalah garis yang membagi 2 belahan bumi yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian selatan atau yang biasa disebut garis lintang nol derajat. 

Kota Pontianak yang biasa disebut Kota Khatulistiwa atau Kota Equator terletak di Provinsi Kalimantan Barat. Kota ini memiliki wisata edukasi yang bernama Tugu Khatulistiwa terletak di Jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara. Awalnya Tugu Khatulistiwa adalah sebuah bangunan yang didirikan untuk menandai titik lintang nol derajat, akan tetapi  setelah dikalibrasi dan ternyata titik lintang nol derajat telah bergeser, maka tempat ini dikembangkan menjadi tempat wisata edukasi yang dapat dikunjungi oleh pelajar, wisatawan lokal (luar provinsi Kalimantan Barat) atau bahkan wisatawan asing (seperti Malaysia, Singapore, dan lain-lain).

 

Sebagai tempat wisata edukasi, apa aja sih yang bisa kamu pelajari di tempat ini? Ini lah 5 hal yang dapat kamu pelajari di Tugu Khatulistiwa, yuk simak!

Advertisement

1. Data Bumi

Apa itu data bumi? Sama halnya dengan diri, bumi juga memiliki data. Jika data diri berisi tentang nama lengkap, tempat tanggal lahir, dan lain-lain. Data bumi berisi tentang luas permukaan bumi, volume bumi, massa bumi dan keliling bumi.

Kamu pasti tahu kan bahwa keliling lingkaran dapat diketahui menggunakan rumus Pi dikali dengan Diameter. Sama halnya dengan lingkaran, keliling bumi dapat diketahui dengan menggunakan rumus yang sama. Diameter equitorial bumi (jarak dari satu sisi bumi yang lain di khatulistiwa) adalah 7.926 mil, sedangkan Pi adalah 3,141592. Maka keliling bumi adalah 24.900 mil. Sedangkan Luas Permukaan Bumi adalah 510 juta kilometer persegi. Volume Bumi adalah 1.083.210.000.000 Km kubik. Nah kalo Massa Bumi adalah 5,9736 x 10^24 Kg. Besar ya ternyata massa Bumi.

Advertisement

2. Klasifikasi Wilayah di Kalimantan Barat

Klasifikasi Wilayah di Kalimantan Barat

Klasifikasi Wilayah di Kalimantan Barat via http://instagram.com

Dengan menggunakan line imager pada satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB yang diluncurkan menggunakan roket PSLV-C34 milik India (tanggal 22 Juni 2016), Kalimantan Barat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa wilayah lho. Wilayah vegetasi diwakilkan oleh warna merah pada gambar. Wilayah perkotaan diwakilkan oleh warna hijau pada gambar. Lautan diwakilkan oleh warna biru gelap, sedangkan awan yang menutupi wilayah tujuan pengamatan saat pengambilan diwakilkan oleh warna putih. Sepertinya lebih banyak wilayah vegetasi ya jika menurut hasil gambar di atas.

Tahukah kamu bahwa Line imager memiliki 4 kanal warna? Yaitu Red, Green, Blue, dan NIR (Near Infra Red). Gambar di atas diambil dalam waktu dan cuaca yang berbeda selama tahun 2017 di Kalimantan Barat dan merupakan hasil gabungan beberapa kanal warna line imager yaitu NRG (NIR, Red, Green).

3. Alat Pengukur Gravitasi

Advertisement
Gravimeter Relatif VS Gravimeter Absolut

Gravimeter Relatif VS Gravimeter Absolut via http://instagram.com

Tahu Issac Newton kan? Ya, seorang ilmuwan yang pertama kali melontarkan teori gravitasi. Gravitasi ternyata bervariasi lho. Ada gravitasi relatif dan gravitasi absolut. Alat untuk mengukur gravitasi relatif disebut gravimeter relatif sedangkan alat untuk mengukur gravitasi absolut disebut gravimeter absolut. Apa saja sih keunggulan gravimeter relatif dibandingkan gravimeter absolut dan sebaliknya? 

Gravimeter relatif lebih mudah dioperasikan, alatnya yang kecil lebih ringan untuk dibawa dan lebih murah untuk dibeli. Sedangkan gravimeter absolut kalibrasinya lebih akurat. Jadi kamu pilih alat yang mana untuk mengukur gravitasi?

4. Pengukuran Gaya Berat Absolut di Tugu Khatulistiwa

Pengukuran Gaya Berat Absolut di Tugu Khatulistiwa

Pengukuran Gaya Berat Absolut di Tugu Khatulistiwa via http://instagram.com

Pada tanggal 30 November-3 Desember 2005 Indonesia yang diwakili oleh Dr. Parluhutan Manurung, Ir. Rustandi, dan Suradi dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) melakukan pengukuran gravitasi bersama dengan Tim Ekspedisi Internasional (terdiri dari Ilmuwan Indonesia dan Jepang). Berdasarkan pengukuran berulang sebanyak kurang lebih 9.000an kali selama 4 hari diperoleh bahwa nilai gravitasi di titik ini adalah 978079,1179+-2,1 miligal.

Pengukuran gaya berat absolut ini sangat penting lho bagi pemetaan gravitasi di pulau Kalimantan. Peta gravitasi dan perubahannya dapat memberi pertanda apakah suatu wilayah mengandung minyak bumi dan tambang mineral. Nah gimana? Tertarik kan untuk mempelajari gaya berat absolut?

5. Kulminasi Matahari

Puncak Kulminasi Matahari 22 September 2020

Puncak Kulminasi Matahari 22 September 2020 via http://pontianak.tribunnews.com

Tahukah kamu apa itu kulminasi matahari? Kulminasi matahari adalah gerak semu matahari. Hari kulminasi (Ekinoks matahari) adalah hari dimana matahari tepat berada di wilayah khatulistiwa. Selama satu tahun, matahari mengalami 2 kali ekinoks yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Apa penyebab terjadinya ekinoks matahari? Ekinoks matahari merupakan akibat dari gerak semu matahari (memperlihatkan seolah-olah matahari bergerak sepanjang tahun terhadap Bumi dari arah utara menuju selatan). 

Kenapa sih terjadi gerak semu? Itu karena bumi melakukan 2 gerakan sekaligus yaitu berotasi terhadap sumbunya dan berevolusi terhadap matahari (ingat kan pelajaran waktu SMP dulu?). Faktanya, Sumbu rotasi Bumi tidak tegak lurus terhadap sumbu revolusi (memiliki kemiringan sebesar 23,5 derajat). Akibat kemiringan ini, bagian bumi yang diterangi matahari berbeda-beda selama setahun. Bulan Maret-September lebih banyak menerangi Bumi bagian Utara, Sedangkan Bulan September-Maret lebih banyak menerangi Bumi bagian Selatan. 

Tahukah kamu bahwa Ekinoks matahari juga memberi dampak di seluruh permukaan bumi? Dampaknya adalah lama waktu yang sama antara siang dan malam yaitu 12 jam (orang yg hidup di utara dan selatan memiliki waktu yg sama untuk siang dan malam yaitu 12 jam). Selain itu, Ekinoks matahari juga berpengaruh secara langsung pada pola curah hujan di Pontianak. Wilayah lain di Indonesia umumnya mengalami satu kali puncak curah hujan yaitu pada Desember atau Januari, sedangkan di Pontianak terjadi dua kali puncak curah hujan yaitu pada Maret dan November. 

Jika kamu datang ke Pontianak pada bulan November dijamin bakal kedinginan tiap malam meskipun tanpa kipas atau AC, siap-siap bawa selimut yg tebal ya. Tetapi jika kamu datang ke Pontianak pada tanggal 21, 22, 23 Maret dan September kamu akan bisa merasakan hari tanpa bayangan karena matahari tepat berada di atasmu. Gimana? Menarik kan? Yuk ke Pontianak!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ibu Rumah Tangga, usia 25 tahun. Suka menulis.

CLOSE