Gejolak Perasaan Seorang Ketua Organisasi

Menjadi ketua organisasi itu bukan hanya sekedar terlihat keren. Namun,juga terdapat berbagai gejolak perasaan yang di rasakan oleh ketua organisasi.

Mungkin seringkali orang lain akan menganggap keren seseorang yang menjadi ketua di sebuah organisasi karena tidak semua orang bisa menempati posisi sebagai ketua organisasi. Berbagai pujian dari orang lain pun sering ditunjukkan kepada seorang ketua organisasi. Dan mereka menganggap bahwa sangat beruntung sekali seseorang menjadi ketua organisasi karena menjadi terkenal di dalam maupun di luar organisasi. Padahal sejatinya menjadi ketua organisasi itu juga mengalami suka duka yang mengakibatkan berbagai gejolak dalam perasaannya.

Advertisement

1. Sering Terjadi Tabrakan Antara Perasaan dan Logika

Logika VS Perasaan

Logika VS Perasaan via http://aloneartikel.com

Dalam setiap organisasi tentunya memiliki program kerja yang harus di laksanakan untuk mewujudkan visi dan misi sebuah organisasi. Dan sebagai seorang ketua organisasi memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggotanya untuk melaksanak program kerja sesuai jobdesk setiap divisi. Meskipun terlihat enak karena bisa memerintah anggota.

Namun, sebenarnya tidak semudah kelihatannya. Seorang ketua organisasi juga harus mempu mengkomunikasikan perintah tersebut agar mampu di pahami dan dilaksanakan oleh anggota organisasi. Dan seorang ketua organisasi juga yang harus mempertanggungjawabkan semua program kerja di dalam organisasinya.

Advertisement

Namun, ada kalanya ada beberapa anggota yang tidak mau menjalankan program kerja karena berbagai hal seperti malas, kurang percaya diri maupun sebab lainnya. Seorang ketua organisasi sudah melakukan pendekatan kepada anggota tersebut untuk menemukan permasalahan dan menyelesaikan masalahnya. Namun,tak jarang pula ketika ada hal-hal yang tidak bisa di paksakan ketika anggota yang bermasalah tidak mau bersikap terbuka kepada ketua organisasi. Sehingga ketua organisasi mengalami dilematis antara logika dan perasaan. Di satu sisi ingin agar anggota organisasi tersebut tetap menjalankan program kerja organisasi. Namun,disisi lain juga tidak tega memaksakan program kerja dan membuat anggota yang bermasalah tersebut semakin down.

2. Kesulitan Mengumpulkan Anggota Rapat

Dalam sebuah organisasi selalu ada hal-hal yang perlu di bahas bersama oleh pengurus inti maupun seluruh anggota organisasi. Namun, terkadang seorang ketua organisasi juga mengalami kesulitan dalam mengumpulkan seluruh pengurus organisasi untuk menghadiri rapat organisasi. Entah karena ada kesibukan lain maupun karena faktor-faktor lainnya. Dan tak jarang memunculkan sebuah kecemburuan sosial oleh anggota atau pengurus yang aktif dan selalu hadir dala rapat organisasi.

Advertisement

“Kok,si X nggak pernah hadir dalam rapat sih?”

“Si Z kemana saja sih kok kelihatannya sibuk sekali?”

“Kok si Y tidak pernah memberikan pendapat sama sekali dalam rapat tapi selalu tidak setuju dengan keputusan forum?”

“Tolong dong anggota yang lain di beritahu kalau kita ada rapat, masa hanya kita saja yang hadir dalam rapat!”

“Tolong dong jadi ketua yang tegas, yang tidak hadir di beri sanksi dong!”

Sehingga tak jarak seorang pemimpin harus menerima berbagai kecemburuan sosial dari para anggotanya.

3. Merasa Berjuang Sendirian

Berjuang Sendiri

Berjuang Sendiri via http://pexels.com

Ada kalanya seorang ketua organisasi merasa berjuang sendirian menjalankan semua program organisasi ketika ia kesulitan untuk mengajak semua anggotanya bergerak bersama-sama menjalankan semua program kerja organisasi. Ketika semua program kerja telah tersusun rapi namun banyak pengurus yang kurang begitu peduli dengan program kerja organisasi dan menganggap tujuan organisasi hanyalah beban ketua organisasi saja.

Memang melelahkan dan makan hati ketika harus berjuang sendiri. Tak jarang rasanya ingin mengutuki keadaan. Namun, mengutuki keadaan pun juga hanya menambah luka dalam dada.

4. Memaksa Diri Belajar Banyak Hal

Belajar Banyak Hal

Belajar Banyak Hal via http://learningfan.com

Namun, tak selamanya menjadi ketua organisasi itu menyesakkan dada. Tekanan yang datang dari berbagai arah tersebut seringkali membuat seorang ketua organisasi mampu keluar dari zona nyamannya. Seorang ketua organisasi yang awalnya begitu sulit berkomunikasi akan mulai belajar berbicara dengan bahasa yang baik karena menyadari pentingnya komunikasi dalam organisasi. Berbagai kekacauan dalam organisasi pun membuatnya belajar menyusun skala prioritas organisasi dan mencatat progres organisasi agar organisasi yang hampir karam di lautan keputus asaan bisa berlayar lagi ke arah cita-cita organisasi.

5. Belajar Menjadi Tangguh dari Berbagai Kesulitan Yang Ada

Pelaut yang tanggung

Pelaut yang tanggung via http://kompasiana.com

Meskipun awalnya harus menghadapi berbagai gejolak perasaan dalam sebuah dinamika organisasi. Namun, semua gejolak dan berbagai permasalahan tersebut pada akhirnya mendidik seseorang menjadi pribadi yang tangguh dan berani keluar dari zona nyamannya. Memang benar sebuah peribahasa yang mengatakan “Pelaut yang tangguh tidak terlahir dari lautan yang tenang”. begitu pula seorang ketua organisasi yang tangguh terlahir dari kesabarannya dalam menyelesaikan berbagai problematika dalam organisasinya.

Dan pada akhirnya kita mengetahui bahwa seorang ketua organisasi bukanlah bos yang bisa memerintah semaunya. Bukan pula seorang yang bersalah sehingga harus mempertanggungjawabkan semua hal yang ada di organisasinya sendirian. Semua jabatan dalam organisasi itu memiliki peranan yang penting dan harus saling bersinergi satu sama lain agar bisa mewujudkan visi dan misi dalam organisasi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pemuda sederhana, penyuka Nasi pecel dan suka menulis apapun yang ada di pikirannya.

CLOSE