Ingin Mengakhiri Hubungan dengan Baik dan Tepat? 6 Langkah Ini Bisa Kamu Coba!

Mengakhiri cerita dengannya mungkin tak semudah yang akan dijalani. Karena Ia juga masih bagian dari hidup walaupun nantinya sudah tidak satu kisah.

Di saat kamu sudah mengerti bahwa sekaranglah waktunya untuk mengakhiri. Dan di saat kamu sudah merasa mati rasa serta ingin pergi dari ceritanya, maka semua itu mungkin membuat kamu tidak hanya berpikir tentang dirimu saja. Tetapi kamu pastinya masih berpikir tentangnya. Tentu saja sebagai pribadi yang baik, kamu hanya ingin dia baik-baik saja sekalipun kamu sudah tidak satu naungan kisah lagi.

Kamu juga berpotensi sekali terhalang oleh reaksinya dalam memutuskan hal ini. Kamu pasti tidak ingin melihatnya terpuruk, jatuh dalam jurang kesedihan dan terlebih lagi ketika Ia melakukan hal di luar batas kepada orang lain bahkan dirinya. Jika semua itu membuatmu bingung dan mencari zona nyaman, maka kamu pasti akan kembali dan menjalani semuanya dengan rasa yang mati rasa. Dengan kata lain hanya untuk membahagiakan dirinya namun tidak sekalipun dirimu bahagia.

Rasa gundah, bingung, empati, muak dan apapun itu akan menyatu sehingga membuat dirimu tidak fokus dalam aspek kehidupan dan sedikit demi sedikit akan mempengaruhi. Kunci dari semuanya adalah pendewasaan. Karena rata-rata orang bisa bersikap, menerima keadaan dan berjiwa besar ketika memang Mereka sudah berpikiran dewasa. Namun, dewasa pun berbeda parameternya bagi setiap orang bukan? inilah yang membuat masalah ini sangat sulit selesai, namun tidak ada salahnya Kamu mencoba 6 tips-tips di bawah ini jika Kamu memang ingin melakukannya dengan baik dan tepat:

Advertisement

1. Beritahu padanya tentang kelebihan-kelebihan potensi dirinya sebagai pengganti cinta

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Ketika kamu mulai mengatakan padanya bahwa kamu tidak bisa melanjutkan hubungan, tentunya dia sangat bereaksi sekali. Sehingga sewaktu itu yang dipikirkan hanyalah retaknya hubungan, cinta yang hilang dan kekosongan cinta. Namun ada baiknya kamu menjadi “pemandunya”  dalam mengakhiri hubungan bersamanya.Cobalah untuk mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja tanpamu. Bagaimana caranya?

Tentunya dengan menjadi motivasi bagi dirinya tentang karir, bakat dan apapun potensi dirinya. Sehingga Ia akan melupakan cinta dan fokus kepada hal lainnya. Tetapi ingatlah, sebisa mungkin jangan memotivasi soal cinta karena Ia akan otomatis mengingat hal itu lagi. Poin ini bertujuan jika kalian sudah menentukan hidup masing-masing, maka kalian akan menjadi pribadi yang baik sehingga memorinya akan mengatakan bahwa kamu adalah pribadi yang baik dalam memotivasi dirinya walaupun sudah tidak bersamanya. Jadi tidak akan ada dendam ataupun serpihan-serpihan kesedihan karena kamu setidaknya sudah bermanfaat baginya walau kalian sudah tidak lagi bersama.

Advertisement

2. Lakukan secara perlahan dan jangan tiba-tiba

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Kenapa harus perlahan? Karena setiap manusia pun punya reaksi yang rata-rata sama terutama soal asmara. Tidak peduli singkat atau lamanya hubungan kalian, tetap saja ada hal-hal yang membekas, waktu yang terisi dan momen-momen yang baik. Jika tiba-tiba kamu menarik diri, apa yang akan terjadi padanya? Ia akan down sekali. 

Lalu bagaimana? Kurangi intensitas waktu sembari mengatakan bahwa ini harus berakhir dan katakan bahwa kamu akan sebisa mungkin menemaninya di akhir hubungan perlahan-lahan namun dengan catatan ini sudah tidak bisa lagi diteruskan. Jangan mengambil keputusan secara tiba-tiba karena ini untuk membuatnya terbiasa. Semua bisa karena biasa bukan?

Memang rasa shock pasti ada namun setidaknya kamu tidak akan terlihat jahat di matanya. Kamu juga akan dewasa bersama dia dengan tidak meninggalkan luka setitik pun. Sehingga dia bisa mengerti dan kamu bisa meninggalkan kesan baik dengan tidak menjatuhkannya tiba-tiba walau harus meninggalkannya.

Advertisement

3. Jangan terlalu mengungkit-ungkit momen dan kenangan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Satu kenangan akan bisa diingat hingga ribuan tahun bukan? Hanya amnesia, pikun dan kematian yang bisa melupakannya. Jika kamu ingin mengakhiri cerita dengannya sampai di sini, maka yang terlintas di otakmu adalah melupakan bukan mengingatkan. Karena menghapus tidak akan mungkin bisa dilakukan maka tugas kamu ialah membuatnya sedikit demi sedikit melupakan. Selama fase hubungan yang sedikit lagi berakhir, tentunya memang masih ada komunikasi dilakukan walau tidak intens. Oleh karena itu, kamu bisa membuatnya tidak mengingat-ingat tentang apa yang telah terjadi kalian.

Jika ia masih rutin atau kadang-kadang mengajakmu berbicara maupun chat, kamu bisa membahas hal lainnya untuk fokus mengakhiri hubungan ini. Lalu bagaimana jika ia masih membahas-bahas kenangan itu? Kamu bisa mengalihkannya sembari mengatakan bahwa kamu hanya “Ingin Melupakan, bukan Menghapus” yang dimana itu sudah jelas menghargai apa-apa yang telah dia usahakan untukmu. Dengan begitu ia akan merasa dihargai olehmu dan ia bisa menjadi orang dalam posisi lain tanpa harus mengajaknya balikan bukan? Ya.

4. Minta bantuan kepada teman-temannya

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Siapakah yang paling dekat dengan pasanganmu? Tentu temannya. Setiap orang mempunyai teman. Ada kalanya kamu bisa berkonsultasi dengan mereka. Kamu harus meminta saran bagaimana baiknya ataupun caranya. Kenapa? Karena yang mengetahui sifat pasanganmu adalah sahabatnya. Tentu secara langsung sahabatnya akan memberi saran yang sesuai karena mereka sudah tahu siapa pasanganmu itu.

Teman-temannya bahkan secara langsung juga bisa akan menjadi penghubung bagi kamu dan si dia. Jika kamu agak susah berkomunikasi dengan dia alias buntu pembicaraan, tenang saja karena kita punya temannya yang akan “membantu” kita tanpa menyakiti. Banyak yang mengatakan jika kamu mempunyai masalah dengan seseorang maka, dekati orang terdekatnya dan lakukan pendekatan untuk menerawang dan menemukan kelemahan-kelemahan yang bisa ditutupi dengan mudah. Sehingga, jika poin ini sudah dilakukan maka kamu juga akan terus menjaga relasi dengan dia dan teman-temannya.

5. Bantu dia dengan memupuk mental

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Apa yang dimaksud dengan poin ini? Jadi, poin ini dimaksudkan untuk melatih mentalnya. Misalnya, sesekali kamu boleh mengatakan bahwa apa yang akan dia lakukan jika kalian tidak bersamanya lagi? Atau kamu bisa mendiskusikan bahwa jodoh itu sudah diatur lalu bagaimana jika sewaktu-waktu kamu pergi meninggalkannya dan tidak ditakdirkan untuk bersama? Ataupun pembicaraan-pembicaraan kecil lainnya di masa-masa kamu ingin mengakhiri hubungan kalian.

Lihatlah reaksinya, jika ia bijak dan dewasa maka kamu boleh mengambil langkah yang tepat, namun jika Ia masih belum bijak dalam menjawab, ada kalanya kamu menambah mentalnya meskipun itu sulit. Dengan kata lain, kamu menyiapkannya untuk siap ditinggalkan dan memberi pelajaran baru di hidupnya.

6. Perbanyaklah minta maaf atas apa yang diperbuat

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Ini adalah poin terbijak dan mungkin bisa membuat kalian semakin dewasa. Ada banyak orang mengatakan bahwa orang yang hebat adalah orang yang berjiwa besar dalam meminta maaf dan memaafkan. Cobalah untuk meminta maaf kepadanya sekalipun di sisi lain kamu jarang sekali berbuat salah padanya.

Tidak apa-apa jika ia marah, kesal, kaget dan menangis. Karena itu adalah reaksi sedangkan aksimu adalah meminta maaf. Tidak ada yang salah bukan? Dengan meminta maaf dia juga akan mengerti bahwa kamu begitu menghargai dirinya. 

Sekalipun kesalahan terbesar baginya adalah kamu yang ingin meninggalkannya namun, dia pasti tahu bahwa meminta maaf adalah perbuatan yang mulia serta dia juga pasti tahu bahwa meninggalkannya adalah keputusan yang berat bagimu. Hanya perlu menunggu detik per detik, jam per jam, hari per hari, bulan per bulan dan bahkan tahun per tahun Ia akan mengerti dan semua akan baik-baik saja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan Penulis Tapi Si Kritis

CLOSE