Ini 5 Hal yang Biasa Terjadi Jika Kamu Punya Pasangan Bule

Hmm, jadi gini bedanya pasangan lokal dan bule

Pernah tidak sih kalian tiba-tiba kepikiran: eh, punya pasangan bule asik ya. Terus bayangin hidung mancungnya di muka-muka yang mirip-mirip Tom Cuise dan diromantisin dengan dialek asingnya. Apalagi jika doi suka masak! Duh! Surga banget deh kita bisa sekalian kulineran masakan negara lain buatan warga aslinya. Pokoknya banyak enaknya punya pasangan bule! Tapi, kita stop di sini dulu.

Dibalik enaknya menjalin hubungan dengan doi yang mukanya semi Tom Cruise, banyak tantangan yang jika tidak bener-bener sayang, bakal lewat deh itu si Tom Cruise.

Perlu dicatat juga: tantangan itu tidak datang cuma dari internal, tapi eksternal juga.

Tantangan internal yang pasti dan sudah jelas adalah perbedaan budaya kamu dan pasangan. Iya, beda jenis kelamin aja udah ngos-ngosan jika berantem, nah ini pake beda budaya. Untung banget sih kita di Indonesia ini banyak banget etnis- etnis yang budayanya bisa beda-beda dikit satu sama lain, jadi ada kalanya jika kita terbiasa sama selentingan kecil tentang perbedaan kita sama temen kita yg beda etnis, beda budaya ini bisa lebih enteng ngadepinnya.

Tapi selain beda budaya yang bisa jadi masalah internal antara kamu dan pasangan, ada juga lho masalah dari pihak eksternal yang harus dihadapi jika berpasangan sama warga negara asing dan tinggal di Indonesia. Apa aja sih? Yuk, kita cek bareng!

Advertisement

1. Jadi pusat perhatian

Eye Of @BrookeMaroon/ Photo by Drew Graham

Eye Of @BrookeMaroon/ Photo by Drew Graham via https://unsplash.com

Siapa sih yang tidak suka jika diperhatiin sama banyak orang? Apalagi sama orang-orang yang disayang. Tapi jika diperhatiin sama orang-orang yang tidak kamu kenal di jalan; trus dilihat dari ubun-ubun ke ujung kaki; dari dan sampai ujung gang? RISIH! Tapi itu yang bakal terjadi jika kamu lagi jalan di public space sama pasangan bule kamu.

Jika udah gini sih apa yang bisa kamu lakukan? Biasain dan cuek saja. Wajar jika orang-orang punya rasa ingin tahu, jadi biarkan mereka nebak-nebak sendiri jawaban atas pertanyaan mereka. Selama mereka tidak mengganggu kamu dan pasangan terutama secara fisik, let it be!

Advertisement

2. Diminta jadi biro jodoh

People gathered/ Photo by Daria Shevtsova Daria Shevtsova

People gathered/ Photo by Daria Shevtsova Daria Shevtsova via https://www.pexels.com

Salah satu di antara banyak permintaan yang bakal paling sering kamu dengar adalah: “Kenalin teman bulemu yang lain donk!” Fix! Kurang dari satu bulan kamu jalan dan kenalin doi ke teman- teman, kamu bakal jadi biro jodoh berjalan.

Tidak masalah sih jika kamu memang mau kenalin teman bule ke teman kamu itu. Ajak saja mereka nongkrong bareng trus kenalin di situ. Pastiin aja mereka bisa berkomunikasi (at least menguasai bahasa yang bisa digunakan dua pihak). Yang harus kamu ingat adalah jangan sampai kamu bagikan nomor kontak temen bule ke teman kamu tanpa seizinnya! Karena itu tidak sopan dan teman bule kamu bisa merasa tidak nyaman.

3. Banyak pertanyaan aneh dari teman sampai keluarga

Advertisement
Gathering/ Photo by Phil Coffman on Unsplash

Gathering/ Photo by Phil Coffman on Unsplash via https://unsplash.com

Mulai dari pertanyaan tidak menyenangkan seperti: “Kok dia mau sama kamu?” sampai pertanyaan lucu yang sebenarnya tidak perlu kita jawab seperti: “Kok hidung dia bisa gede gitu?” Pertanyaan-pertanyaan yang sering kamu dengar atau bahkan yang tidak terduga sama sekali bakal dilontarkan keluarga dan teman-teman kamu begitu mereka tahu kalau pasanganmu adalah warga negara asing.

Tentu saja pertanyaan-pertanyaan ini kadang bisa membuat kita tertawa atau bahkan kesal. Tapi jika semua pertanyaan itu datang dari orang- orang yang peduli pada kita, perlu kita maklumi. Selama itu tidak mengganggu kamu dan pasangan, jawab saja dengan tenang dan tambahkan humor jika perlu. Jika pertanyaan tersebut mengganggumu, jawab saja dengan senyum atau jelaskan dengan sopan bahwa pertanyaan tersebut mengganggu kamu.

4. Rasa dinomor duakan

Just pure luck/ Photo by Fraser Cottrell on Unsplash

Just pure luck/ Photo by Fraser Cottrell on Unsplash via https://unsplash.com

Ini kebalikan dengan poin nomor 1 dimana kita bakal diperhatikan betul-betul oleh orang lain. Rasa ini sedikit banyak bakal kamu dapat ketika jalan berdua dengan pasangan bule kamu dan menerima service (contohnya: di restoran, toko yang ada pramuniaga, dll). Kebanyakan orang akan melayani, memperhatikan, dan melayani pasangan kamu lebih dulu dibandingkan kamu.

Hal ini bisa saja terjadi karena stereotype “judge the book by its cover.”

Jadi, apa yang harus kamu lakukan jika ini terjadi? Kamu bisa cuek saja selama kebutuhan kamu di situ terpenuhi. Atau jika kamu tipe orang yang tidak suka ketimpangan dan rasa disisihkan ini, kamu bisa sedikit lebih aktif dan menjadi “guide” atau penerjemah untuk pasanganmu. Tanya apa yang dia butuh dan sampaikan kepada pramuniaga atau petugas yang melayani kalian. Dengan begitu, kalian sama-sama diperhatikan dan dilayani!

5. Apa-apa jadi mahal!

Holding hands with shadow/ Photo by bantersnaps on Unsplash

Holding hands with shadow/ Photo by bantersnaps on Unsplash via https://unsplash.com

Pulang kerja lalu makan di nasi goreng tenda kaki lima yang rasanya sedap dan murah meriah, jalan-jalan di Bali lalu mampir ke Pasar Seni Kuta dan beli kain Bali dengan harga miring, atau bahkan sewa rumah kontrakan dengan harga bersahabat akan jadi hal yang “mewah” ketika kamu mulai jalan- jalan bersama pasangan bule kamu. Nasi ayam geprek yang tadinya cuma Rp 30.000 per porsi dan sudah lengkap dengan es tehnya, tiba- tiba naik jadi Rp 50.000 per porsi. Lalu tas rotan yang tadinya seharga Rp 70.000 per biji di Pasar Seni, tiba-tiba jadi Rp 150.000. Kenaikan harga ini akan sering sekali terjadi jika pasangan bule ikut belanja di sampingmu.

Lalu apa yang bisa kamu dan pasangan lakukan agar tetap bisa meminimalisir pengeluaran dan di waktu yang sama tetap bisa melakukan kegiatan yang mengandung unsur transaksi bersama? Cobalah untuk makan di restoran atau warung makan yang sudah menyediakan menu dan harga tetap. Atau jika tempat makan yang kamu suka atau inginkan tidak menyediakan menu dan harga tetap, sebelum mengajak pasanganmu, pastikan sang penjual tahu jika kamu sering memesan makanan di sana. Jadi kemungkinan untuk penjual menaikkan harga akan sangat kecil karena dia tahu kamu sering pesan.

Jika ingin belanja bersama di tempat yang tidak memiliki harga tetap, coba untuk bernegosiasi dengan penjual, biarpun biasanya kamu tidak pernah negosiasi. Jika ingin bernegosiasi mengenai properti seperti rumah, cobalah menemui pemilik rumah untuk melihat rumah tersebut sendiri dulu, lalu tanyakan dan negosiasikan harganya secara rinci dan jelas, baru setelah mencapai kesepakatan harga, ajak pasanganmu melihat rumah bersama.

Nah, itu adalah sederet hal-hal sedikit menantang yang bakal kamu alami jika memiliki pasangan bule. Namun selama kamu bisa tetap membuka diri dan pikiran, kamu akan bisa mengatasinya tanpa merasa terlalu terganggu. Yang paling penting, diskusi dengan pasanganmu juga tidak kalah membantu bahkan justru membuat kalian tambah mesra karena mengerti kesulitan satu sama lain!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pecinta perjalanan yang sedang belajar menulis.

CLOSE