Inovasi Baru Hidupkan Wisata Budaya Yogyakarta di Tengah Pandemi dengan Alternatif Virtual Tour

Penulis : Miranda, Arkhita Rahima Puteri, Jason Lambert Samallo, Muhammad Adillah Rinata

“Kupercaya selalu ada sesuatu di Jogja”

Kalimat di atas merupakan sepenggal dari lirik lagu yang dinyanyikan Adhitia Sofyan berjudul Sesuatu di Jogja. Lagu tersebut menggambarkan bagaimana Kota Yogyakarta mempunyai makna tersendiri bagi penyanyi tersebut. Hal ini terlihat jelas dari julukan untuk Yogyakarta, yaitu Kota Budaya. Beragamnya budaya yang ada di Yogyakarta membuat banyak orang tertarik untuk berkunjung sehingga Yogyakarta berpotensi dijadikan sebagai objek wisata, terlebih wisata budaya. Salah satu wisata budaya yang terkenal antara lain Keraton Yogyakarta, Kampung Wisata Tamansari, Museum Sonobudoyo, Museum Ullen Sentalu, Candi Prambanan, Museum Benteng Vredeburg, dan masih banyak lagi.

Munculnya Pandemi Covid-19 saat ini, mengakibatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta menurun. Menurut data, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung pada tahun 2020 sebanyak 40.571 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 1.274.078 orang, sedangkan pada tahun 2019 dimana belum munculnya Pandemi Covid-19 di Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung sebanyak 498.866 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 3.879.743 orang. Hal ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

Banyak pihak yang terlibat membuat strategi promosi wisata budaya Yogyakarta untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya membuat Virtual Tour disertai dengan beberapa pilihan paket wisata menarik lainnya kepada wisatawan sehingga wisatawan bisa tetap menikmati wisata budaya yang ada di Yogyakarta, baik secara online maupun offline. Terlebih kebijakan saat ini, yaitu New Normal sudah mulai diterapkan. Juga kebijakan mengenai pendistribusian vaksin kepada masyarakat, memantapkan pihak yang terlibat untuk membuka kembali tempat wisata budaya disertai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Virtual Tour

Secara umum, virtual tour merupakan suatu simulasi dari sebuah lokasi yang sesungguhnya yang biasanya terdiri dari sekumpulan video dan unsur multimedia lainnya seperti musik, efek suara, teks, dan narasi. Virtual tour dibuat dalam bentuk tiga dimensi yang sebagian besar telah dikaitkan dengan wisata yang telah dibuat menggunakan kamera statis maupun kamera 360. Virtual tour tersebut terdiri dari kumpulan sejumlah foto maupun video yang diambil dari satu sudut pandang. Virtual tour ini tercipta dari hasil pemanfaatan teknologi digital yang semakin canggih untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan berwisata masyarakat. Dalam kegiatan virtual tour, penggunaannya menerima suguhan destinasi wisata yang dapat dinikmati melalui teknologi perangkat digital seperti gadget dan laptop.

Promosi

Pengertian promosi dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan, produsen, maupun penjual untuk memperkenalkan juga memberitahukan keberadaan produk yang mereka buat serta jual kepada para konsumen dengan memberikan informasi kepada konsumen untuk meyakinkan mereka untuk membeli dan memakai produk yang mereka pasarkan (Rangkuti, 2009). Dengan kata lain, untuk menaikan tingkat volume penjualan suatu produk dapat dilakukan promosi pada produk yang ingin dipasarkan.

Virtual Tour sebagai alternatif promosi

Virtual tour dianggap sebagai solusi alternatif wisata budaya bagi masyarakat di era pandemi. Selain itu, virtual tour juga dapat menjadi media promosi objek wisata. Di saat pandemi seperti ini promosi secara langsung antara para pelaku pariwisata dan wisatawan tidak dapat dilakukan karena dampak dari penyebaran Covid-19. Namun dengan adanya virtual tour, para pelaku pariwisata seperti pemerintah, dinas pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, dan lainnya dapat mempromosikan sektor pariwisata kepada wisatawan secara online. Dengan virtual tour ini juga dapat memperkenalkan wisata budaya yang ada di Yogyakarta kepada wisatawan mancanegara sehingga jangkauannya lebih luas. Walaupun hanya melalui teknologi digital, tetapi kegiatan virtual tour ini mampu memberikan informasi yang lebih detail mengenai wisata budaya yang ada di Yogykarta kepada wisatawan, serta para pelaku pariwisata dan para wisatawan dapat terhubung dengan mudah melalui media online tanpa harus bertemu tatap muka. Dengan begitu, para pelaku pariwisata dapat menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk membeli dan menggunakan jasa virtual tour yang disediakan di masa pandemi saat ini.

Promosi Wisata Budaya Kota Yogyakarta Melalui Alternatif Virtual Tour

Pada masa ini, eksistensi pariwisata negara Indonesia sedang hangat-hangatnya dibicarakan karena penghasilan terbesar negara diambil dari sektor pariwisata. Hal itu terjadi karena munculnya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan menurunnya eksistensi seluruh objek wisata di Indonesia, terutama pada wisata budaya Kota Yogyakarta. Dampak tersebut terlihat dari menurunnya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata budaya kota Yogyakarta. Selain itu, adanya peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai Pembatasan Sosial dan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi saat ini juga menjadi salah satu penyebab menurunnya eksistensi objek wisata budaya di Yogyakarta dimana wisatawan merasa jika ingin berwisata perlu memenuhi beberapa kebijakan yang tidak begitu mudah yang harus dipatuhi selama berwisata. Untuk itu sangat diperlukan inovasi baru yang dapat mendukung promosi objek wisata budaya Yogyakarta sehingga wisata budaya tersebut tetap hidup dan tetap terjaga eksistensinya di mata masyarakat meskipun di tengah pandemi.

Pemerintah telah menerapkan kebijakan New Normal atau biasa disebut kebiasaan baru. Dengan diterapkannya New Normal, kegiatan pariwisata tidak bisa sepenuhnya bangkit seperti semula karena peraturan pembatasan sosial tetap dijalankan sehingga ruang gerak masyarakat untuk berwisata masih terbatas. Pemerintah juga telah mengupayakan untuk memulihkan kembali sektor pariwisata. Di era yang semakin canggih ini, pihak yang berkaitan harus mampu memanfaatkan teknologi untuk membantu aktivitas sehari-hari. Dengan diadakannya virtual event dan virtual tour bisa menjadi salah satu inovasi baru dalam mendongkrak promosi wisata budaya di Yogyakarta di era New Normal saat ini.

Melalui virtual tour wisatawan dapat menikmati wisata budaya Yogyakarta, mulai dari seni tari, seni musik, senit eater atau drama, tempat wisata bersejarah disertai dengan asal usul juga sejarahnya yang dapat menambah wawasan wisatawan mengenai wisata budaya Yogyakarta. Untuk menarik wisatawan bisa dibuat ide dengan mengundang seniman atau artis yang sesuai dengan bidangnya. Sedangkan melalui virtual event merupakan acara offline yang sama seperti virtual tour, namun wisatawan dapat berkunjung langsung ke tempat disertai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Adanya inovasi baru seperti ini dapat memberikan solusi untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dengan memanfaatkan teknologi. Selain itu, inovasi ini juga dapat memberikan manfaat baik untuk pemerintah, pihak terkait, dan juga masyarakat. Untuk menjalankan virtual tour dan virtual event ini juga perlu adanya dukungan dan peran dari semua pihak agar upaya untuk menghidupkan kembali objek wisata budaya di Yogyakarta dapat terlaksanakan.

Advertisement

1. Kupercaya selalu ada sesuatu di Jogja

Kalimat di atas merupakan sepenggal dari lirik lagu yang dinyanyikan Adhitia Sofyan berjudul Sesuatu di Jogja. Lagu tersebut menggambarkan bagaimana Kota Yogyakarta mempunyai makna tersendiri bagi penyanyi tersebut. Hal ini terlihat jelas dari julukan untuk Yogyakarta, yaitu Kota Budaya. Beragamnya budaya yang ada di Yogyakarta membuat banyak orang tertarik untuk berkunjung sehingga Yogyakarta berpotensi dijadikan sebagai objek wisata, terlebih wisata budaya. Salah satu wisata budaya yang terkenal antara lain Keraton Yogyakarta, Kampung Wisata Tamansari, Museum Sonobudoyo, Museum Ullen Sentalu, Candi Prambanan, Museum Benteng Vredeburg, dan masih banyak lagi.

Munculnya Pandemi Covid-19 saat ini, mengakibatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta menurun. Menurut data, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung pada tahun 2020 sebanyak 40.571 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 1.274.078 orang, sedangkan pada tahun 2019 dimana belum munculnya Pandemi Covid-19 di Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung sebanyak 498.866 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 3.879.743 orang. Hal ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

Advertisement

Banyak pihak yang terlibat membuat strategi promosi wisata budaya Yogyakarta untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya membuat Virtual Tour disertai dengan beberapa pilihan paket wisata menarik lainnya kepada wisatawan sehingga wisatawan bisa tetap menikmati wisata budaya yang ada di Yogyakarta, baik secara online maupun offline.

Terlebih kebijakan saat ini, yaitu New Normal sudah mulai diterapkan. Juga kebijakan mengenai pendistribusian vaksin kepada masyarakat, memantapkan pihak yang terlibat untuk membuka kembali tempat wisata budaya disertai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

2. Virtual Tour

Advertisement
Candi Prambanan

Candi Prambanan via http://www.britannica.com

Secara umum, virtual tour merupakan suatu simulasi dari sebuah lokasi yang sesungguhnya yang biasanya terdiri dari sekumpulan video dan unsur multimedia lainnya seperti musik, efek suara, teks, dan narasi. Virtual tour dibuat dalam bentuk tiga dimensi yang sebagian besar telah dikaitkan dengan wisata yang telah dibuat menggunakan kamera statis maupun kamera 360.

Virtual tour tersebut terdiri dari kumpulan sejumlah foto maupun video yang diambil dari satu sudut pandang. Virtual tour ini tercipta dari hasil pemanfaatan teknologi digital yang semakin canggih untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan berwisata masyarakat. Dalam kegiatan virtual tour, penggunaannya menerima suguhan destinasi wisata yang dapat dinikmati melalui teknologi perangkat digital seperti gadget dan laptop.

3. Promosi

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta via https://www.liputan6.com

Pengertian promosi dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan, produsen, maupun penjual untuk memperkenalkan juga memberitahukan keberadaan produk yang mereka buat serta jual kepada para konsumen dengan memberikan informasi kepada konsumen untuk meyakinkan mereka untuk membeli dan memakai produk yang mereka pasarkan (Rangkuti, 2009).

Dengan kata lain, untuk menaikan tingkat volume penjualan suatu produk dapat dilakukan promosi pada produk yang ingin dipasarkan.

4. Virtual Tour sebagai Alternatif Promosi

Virtual Tour Yogyakarta

Virtual Tour Yogyakarta via http://pixelcostudios.com

Virtual tour dianggap sebagai solusi alternatif wisata budaya bagi masyarakat di era pandemi. Selain itu, virtual tour juga dapat menjadi media promosi objek wisata. Di saat pandemi seperti ini promosi secara langsung antara para pelaku pariwisata dan wisatawan tidak dapat dilakukan karena dampak dari penyebaran Covid-19. Namun dengan adanya virtual tour, para pelaku pariwisata seperti pemerintah, dinas pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, dan lainnya dapat mempromosikan sektor pariwisata kepada wisatawan secara online. Dengan virtual tour ini juga dapat memperkenalkan wisata budaya yang ada di Yogyakarta kepada wisatawan mancanegara sehingga jangkauannya lebih luas.

Walaupun hanya melalui teknologi digital, tetapi kegiatan virtual tour ini mampu memberikan informasi yang lebih detail mengenai wisata budaya yang ada di Yogykarta kepada wisatawan, serta para pelaku pariwisata dan para wisatawan dapat terhubung dengan mudah melalui media online tanpa harus bertemu tatap muka.

Dengan begitu, para pelaku pariwisata dapat menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk membeli dan menggunakan jasa virtual tour yang disediakan di masa pandemi saat ini.

5. Promosi Wisata Budaya Kota Yogyakarta Melalui Alternatif Virtual Tour

Destinasi Wisata di Yogyakarta

Destinasi Wisata di Yogyakarta via https://phinemo.com

Pada masa ini, eksistensi pariwisata negara Indonesia sedang hangat-hangatnya dibicarakan karena penghasilan terbesar negara diambil dari sektor pariwisata. Hal itu terjadi karena munculnya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan menurunnya eksistensi seluruh objek wisata di Indonesia, terutama pada wisata budaya Kota Yogyakarta.

Dampak tersebut terlihat dari menurunnya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata budaya kota Yogyakarta. Selain itu, adanya peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai Pembatasan Sosial dan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi saat ini juga menjadi salah satu penyebab menurunnya eksistensi objek wisata budaya di Yogyakarta dimana wisatawan merasa jika ingin berwisata perlu memenuhi beberapa kebijakan yang tidak begitu mudah yang harus dipatuhi selama berwisata. Untuk itu sangat diperlukan inovasi baru yang dapat mendukung promosi objek wisata budaya Yogyakarta sehingga wisata budaya tersebut tetap hidup dan tetap terjaga eksistensinya di mata masyarakat meskipun di tengah pandemi.

Pemerintah telah menerapkan kebijakan New Normal atau biasa disebut kebiasaan baru. Dengan diterapkannya New Normal, kegiatan pariwisata tidak bisa sepenuhnya bangkit seperti semula karena peraturan pembatasan sosial tetap dijalankan sehingga ruang gerak masyarakat untuk berwisata masih terbatas.

Pemerintah juga telah mengupayakan untuk memulihkan kembali sektor pariwisata. Di era yang semakin canggih ini, pihak yang berkaitan harus mampu memanfaatkan teknologi untuk membantu aktivitas sehari-hari. Dengan diadakannya virtual event dan virtual tour bisa menjadi salah satu inovasi baru dalam mendongkrak promosi wisata budaya di Yogyakarta di era New Normal saat ini.

Melalui virtual tour wisatawan dapat menikmati wisata budaya Yogyakarta, mulai dari seni tari, seni musik, senit eater atau drama, tempat wisata bersejarah disertai dengan asal usul juga sejarahnya yang dapat menambah wawasan wisatawan mengenai wisata budaya Yogyakarta.

Untuk menarik wisatawan bisa dibuat ide dengan mengundang seniman atau artis yang sesuai dengan bidangnya. Sedangkan melalui virtual event merupakan acara offline yang sama seperti virtual tour, namun wisatawan dapat berkunjung langsung ke tempat disertai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Adanya inovasi baru seperti ini dapat memberikan solusi untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dengan memanfaatkan teknologi. Selain itu, inovasi ini juga dapat memberikan manfaat baik untuk pemerintah, pihak terkait, dan juga masyarakat.

Untuk menjalankan virtual tour dan virtual event ini juga perlu adanya dukungan dan peran dari semua pihak agar upaya untuk menghidupkan kembali objek wisata budaya di Yogyakarta dapat terlaksanakan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE