Jangan Disepelekan, 5 Bahaya Kecanduan Facebook Bagi Ibu Rumah Tangga!

Ketika anak-anak muda menganggap bahwa facebook adalah tren lama dan beralih ke media sosial lain seperti twitter dan instagram, kalangan orang tua justru menggantikan anak muda dalam mendominasi pengguna facebook akhir-akhir ini. Selain kemudahan untuk mendaftar, facebook juga sangat ramah dalam penggunannya, hal ini medorong tua khususnya ibu-ibu untuk aktif di media sosial ini. Facebook memberikan banyak keuntungan seperti ladang menerima informasi dan mencari hiburan serta sarana berkomunikasi dengan orang lain yang terpisah jauh.

Ibu rumah tangga yan pertama kali mengunakan sosial media wajarnya memang akan kecanduan untuk mengakses facebook dan terus menerus menggunggah konten mereka. Menurut survey dari Common Sense, orang tua bahkan menghabikan rata-rata 9 jam dalam menggunakan media sosisl sama seperti waktu yang dihabiskan oleh kalangan remaja.

Bahaya kecanduan facebook ini bukan hanya menyerang anak-anak melainkan juga lebih retan menyerang orang tua. Berikut dampak negative dari kecanduan facebook pada orang tua!

ADVERTISEMENTS

1. Facebook dapat mendistraksi Ibu rumah tangga untuk menunaikan kewajibannya.

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Beberapa tahun ini ibu-ibu rumah tangga seperti keranjingan dalam meramaikan facebook. mereka menggunggah foto beberapa kali sehari, memuat komentar dan berinteraksi dengan teman lama mereka yang lama tidak bertemu.

Ibu-ibu rumah tangga dapat terhubung tanpa batas melalui facebook sehingga membuat pekerjaan rumah dan kewajiban sebagai orang tua menjadi terbengkalai. Pekerjaan yang biasa dilakukan teratur pun kini bisa jadi berantakan karena waktunya dipakai untuk berselancar di media sosial. Lebih parah, kecanduan facebook ini juga bisa memicu pertengkaran rumah tangga.

ADVERTISEMENTS

2. Facebook dapat menghambat komunikasi dengan anak

Photo by Ron Lach from Pexels

Photo by Ron Lach from Pexels via https://www.pexels.com

Komunikasi adalah hal yang penting dalam sebuah keluarga, kemampuan balita untuk berkembang pun dipengaruhi oleh cara berkomunikasi antara orang tua dan anak terlebih ibu yang selalu ada di sampingnya.

Terlalu banyak bermain facebook tentu dapat menghambat komunikasi ini, tidak jarang ibu malah membiarkan anak bermain sendiri sementara dirinya sibuk memerbaharui beranda.

Perilaku ini dapat menyebabkan anak menjadi terabaikan dan hubungan keluarga menjadi renggang, bukan hanya berbahaya bagi balita yang kurang pengawasan, hal tersebut juga mempengaruhi anak yang lebih dewasa menjadi pribadi yang tertutup dan tidak dekat dengan orang tua.

ADVERTISEMENTS

3. Facebook dapat menjadi tempat perselingkuhan

Photo by Anastasia Shuraeva from Pexels

Photo by Anastasia Shuraeva from Pexels via https://www.pexels.com

Jika ibu rumah tangga sudah kecanduan facebook, mereka akan lebih sibuk memperbaharui tampilan profil dibandingkan dengan memperhatikan keluarganya sendiri.

Hampir setiap menit baik pria ataupun wanita mengunggah foto mereka yang dinilai paling menarik untuk mendapatkan tanggapan sebanyak mungkin, tentu saja hal ini tidak luput dari atensi ibu rumah tagga yang bahkan sudah memiliki pasangan.

Keaktifan ibu rumah tangga di media sosial ini, tentunya dapat meninggikan resiko perselingkuhan. Bisa jadi berawal dari like dan komentar kemudian berlanjut ke private message, belum lagi fitur-fitur pada facebook seperti face time dapat mempermudah terjadinya perselingkuhan. Mengingat hal-hal tersebut, bukan sesuatu yang mengherankan jika sosial media menjadi salah satu faktor terbesar meningkatnya kasus perceraian.

ADVERTISEMENTS

4. Rentan termakan Hoax yang bertebaran di Facebook

fake news

fake news via https://pixabay.com

Salah satu masalah bagi ibu rumah tangga dalam menggunakan facebook juga mereka rentan menelan informasi mentah-mentah yang bahkan belum jelas kebenarannya. Dikutip dari data analisis kominfo, penyebar hoax di dominasi oleh orang tua dengan umur berkisar 45 tahun khususnya ibu rumah tangga.

Penyebab mengapa ibu rumah tangga rentan menjadi menyebar hoax seperti diketahui bahwa mereka lebih banyak mengurus pekerjaan rumah dibanding bekerja atau menjadi karyawan, hal ini memungkinkan mereka memiliki banyak waktu untuk berselancar di media sosial. 

Konten hoax tersebut biasanya hanya iseng dibagikan melalui facebook tanpa adanya fakta dan kurangnya literasi digital di kalangan ibu rumah tangga.

Ibu-ibu ini juga kebanyakan tidak tahu bahwa penyebaran konten palsu adalah pelanggaran undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang bisa dikenai pidana.

ADVERTISEMENTS

5. Resiko kejahatan sosial media

Photo by Yan Krukov from Pexels

Photo by Yan Krukov from Pexels via https://www.pexels.com

Kejahatan di sosial media atau juga disebut dengan cyber crime adalah tindakan ilegal yang dilakukan oleh seseorang melalui sosial media dan internet untuk menyerang informasi pribadi korban. Tindakan krimial ini dapat meliputi penipuan, pencurian informasi pribadi, peyalahgunaan identitas dan lain-lain.

Umumya ibu rumah tangga adalah korban yang paling berpotensi karena mudah mempercayai kabar bohong, juga mudah untuk dikelabuhi. Jenis kejahatan yang sering menyerang adalah penipuan online, yaitu dengan sengaja mendekati korban lalu memanipulasi untuk mengirim sejumlah uang kepada pelaku.

Selain itu karena ibu rumah tangga kebanyakan gagap terhadap teknologi, mereka bisa dengan mudah mengklik link palsu yang dapat mengarah kepada pencurian data seperti PIN mobile bank bahkan kartu kredit.

5 dampak negatif di atas bukanlah  isapan jempol semata, melainkan banyak berita kriminal yang menyangkut media sosial facebook bereliweran di televisi.

Oleh karena itu jadilah pengguna yang cerdas dengan mengakses facebook seperlunya serta dibarengi dengan literasi digital agar meminimalisir kerugian dari kecanduan tersebut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I am a night thinker