Kepada Sang Pejuang dan Penanya Skripsi, Marilah Saling Memahami

Tanpa disadari, segala pertanyaan yang hadir dan sikap menghadapinya mempengaruhi proses pengerjaan skripsi.

Pembahasan skripsi atau tugas akhir memang tidak ada habisnya. Keberadaannya yang sering didramatisir menjadikan skripsi seolah-olah momok bagi seseorang yang akan atau sedang mengerjakannya. Belum lagi lingkup sekitar kita yang terkadang menambah beban definisi skripsi yang tak selamanya harus dihadapi dengan berat hati dan khawatir. Sebagai suatu kewajiban bagi mahasiswa dalam mengungkap segala permasalahan yang ada. Dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan, skripsi bukanlah suatu hal yang harus dihadapi dengan berat hati secara terus menerus. 

Selain menjadi karya tulis ilmiah, skripsi dapat menjadi sarana untuk proses pembelajaran diri. Tanpa disadari, adanya skripsi dapat melatih kita untuk dapat menentukan prioritas,mengatur waktu dan keluar dari zona nyaman. Selain itu, skripsi ada untuk melatih mental bersikap  bijak dalam menghadapi segala  permasalahan. Bagi sebagian orang, pertanyaan mengenai skripsi merupakan hal yang sangat sensitif. Kepada siapapun yang telah,sedang atau akan memberi pertanyaan seputar skripsi, berikut ada beberapa hal yang harus diketahui.

1. Skripsi bukanlah persoalan siapa yang cepat tapi siapa yang mengerjakannya dengan tepat

Sebuah pekerjaan diselesaikan bukan karen asas asal beres

Sebuah pekerjaan diselesaikan bukan karen asas asal beres via https://suaratangsel.com

Advertisement

Rentetan metode ilmiah juga permasalahan yang diangkat dalam skripsi bukanlah proses yang mudah dalam pengerjaannya. Karena bersangkutan dengan ilmu pengetahuan juga masyarakat, proses pengerjaan skripsi harus tepat agar dapat dipertanggungjawabkan.

Tepat adalah sesuai, mampu memposisikan diri dalam proses pengerjaan skripsi. Perihal cepat hanya persoalan kecepatan waktu. Tak perlu terburu-buru jika belum mampu menyesuaikan. Ibarat beli baju karena ingin segera nampak kekinian tapi budget memaksakan,maaf out of topic hehe.

Tidak usah goyah melihat teman,saudara atau mantan lulus terlebih dahulu. Semua akan selesai di waktu dan cara yang tepat. 

Advertisement

2. Perbedaan permasalahan yang diangkat dan metode yang digunakan tidak lantas membuat semua skripsi sama

Penentuan prioritas masalah skripsi bukan hal yang mudah

Penentuan prioritas masalah skripsi bukan hal yang mudah via https://es.dreamstime.com

“Kamu ngerjain skripsi lama banget, aku dulu sebulan sudah selesai.”

Pertanyaan ini tanpa disadari mampu berdampak negatif bagi sang pejuang skripsi. Tips untuk pejuang skripsi setelah mendengar pernyataan ini, hiruplah nafas sedalam-dalamnya,tahan emosi dan tersenyumlah.

Advertisement

Banyak orang berpandangan bahwa skripsi adalah sebuah tugas yang sebulan dua bulan selesai. Oke bisa memang, tapi semua itu tergantung. Ada banyak faktor yang membuat skripsi itu lama dalam proses pengerjaannya. Namun, tak banyak orang yang memahami bahwa masalah yang diungkap dan penggunaan metode yang digunakan disetiap karya tulis berbeda,tak sama. Ada penelitian yang hanya mengungkap permukaan masalah saja ada yang dalam sampai ke akar rumput.

Ada yang obyeknya seluas cintamu padaku, ada yang obyeknya seluas gang kelinci. Semua berbeda, tidak dapat disamaratakan. Oke, tarik nafas, tahan emosi dan tersenyumlah.

 

3. Mahasiswa dan dosen pembimbing memiliki hak dan kewajiban masing-masing

Saling jalin komunikasi beretika yang baik

Saling jalin komunikasi beretika yang baik via https://unugha.ac.id

Urusan skripsi  bukan hanya sekedar tumpukan kertas dan rentetan kalimat. Keterkaitan status antara mahasiswa dan dosen dalam instansi pendidikan tinggi berlaku disini. Mahasiswa dan dosen adalah dua insan yang sama, sama-sama sedang belajar dan akan terus belajar. Dengan urusan dan kepentingan masing-masing, tentu menentukan jadwal bimbingan bukanlah suatu yang mudah.

Ada dosen yang memang sedang sibuk mempersiapkan karya ilmiahnya untuk pendidikan selanjutnya,ada dosen yang memiliki segudang pekerjaan yang membuat beliau harus menyusun waktu yang tepat. Ada juga mahasiswa yang mengerjakan skripsi sambil bekerja,ada juga mahasiswa yang mengerjakan skripsi sembari masih ada tanggungan matkul (mata kuliah).

Semua memiliki hak dan kewajiban atas statusnya, tinggal bagaimana menyepakati dan memperbaiki diri. Tidak dapat menyalahkan salah satu pihak dan hal inilah yang perlu diketahui bagi siapapun tak hanya sang pejuang skripsi. Karena dengan begini, kita jadi sama-sama saling memahami satu sama lain. 

4. Berapapun bab yang sudah ditempuh, ia tetaplah bagian dari karya ilmiah

Penulisan skripsi

Penulisan skripsi via http://www.ruangfreelance.com

“Sudah bab berapa ? “ “ Oh masih bab dua, lama dong selesainya belom bab 3, bab 4,bab 5,bab,bab,bab dst.”

Ketahuilah, sebagian orang percaya bahwa kesuksesan pengerjaan skripsi diukur melalui sudah berapa bab yang ditempuh. Padahal skripsi bukan hanya persoalan BAB berapa ? tapi bagaimana pengungkapan datanya? bagaimana hasil analisisnya ? dan bagaimana latar belakang masalahnya. Hanya karena bab 3,4,5 belum disentuh lantas menyepelekan hasil pengerjaan bab sebelumnya. Berapapun bab yang telah dikerjakan harus bangga dan hargai akan hasilnya.

5. Mari diskusi! Jangan hanya bertanya yang hanya berujung hampa

Ciptakan suasana diskusi satu sama lain

Ciptakan suasana diskusi satu sama lain via https://m.bisnis.com

Tujuan setiap orang yang bertanya status skripsi atau tugas akhir memanglah berbeda-beda, tak dapat ditebak. Terkadang, beberapa diantaranya memberi pernyataan yang memojokkan,menyudutkan dan mematikan potensi sang pejuang skripsi. Dampaknya, sang pejuang skripsi bisa mendadak merasa hampa dan sia-sia hingga malas mengerjakan skripsi karena merasa tidak ada yang mendukungnya.

Daripada pertanyaan yang terlontar hanya berujung kehampaan, cobalah untuk menciptakan suasana diskusi yang asyik. Baik sang pejuang skripsi maupun sang penanya bisa memulai membangun suasana diskusi dengan menunjukkan keterterikan penuh terhadap masalah skripsi yang diteliti. Hal ini dapat membuka fikiran dengan berbagi informasi dan semangat satu sama lain. Dengan begitu, kedepannya tidak akan asal nge-judge deh.

Misalnya nih pertanyaan yang terlontar adalah begini 
Sang Penanya : “ Kamu penelitian apaan sih kok engga selesai-selesai ?”. 
Sang Pejuang Skripsi : Tarik nafas dan jawablah dengan tenang“ Aku lagi penelitian soal Rangga nih, kamu tau kan Rangga menurutmu dia gimana?” 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE