Kiat Menjaga Iman dan Imun di Bulan Suci Ramadan. Jangan Lupa Protokol dan Konsep yang Telah Ditetapkan

Webinar bersama Bank Syariah Indonesia dan Ustad dr. Zaidul Akbar

Tahun 2021 adalah tahun kedua bagi seluruh umat muslim dunia menjalankan bulan Ramadan di tengah pandemi, sekaligus menjadi bulan di mana manusia dianjurkan untuk banyak merenung segala bentuk kuasa Allah SWT. Tak perlu jauh-jauh memikirkan bagian mana yang harus direnungi karena kuasa Allah yang tidak dapat dihitung. Cukup renungkan bagaimana proses diri seorang manusia diciptakan, di sanalah momentum bersyukur membuat keimanan kita semakin tebal.

Dalam rangka bulan Ramadan, bulan penuh berkah, sebagai muslim wajib untuk memperkuat keimanan. Sebab, iman yang kuat adalah kunci dari imun yang sehat. Lantas, bagaimana caranya? Berikut kiat-kiatnya yang bisa kamu sontek guna memperkuat iman dan menyehatkan imun.

Keep scrolling, ya!

Advertisement

1. Kunci utama mempertebal keimanan adalah bersyukur sesuai protokol yang telah ditetapkan

Photo by Monstera from Pexels

Photo by Monstera from Pexels via https://www.pexels.com

Ada banyak sekali cara untuk mempertebal keimanan, salah satunya dengan selalu bersyukur. Namun, bersyukur saja tidaklah cukup karena sesungguhnya bersyukur pun ada protokolnya. Taat beribadah, berpuasa, dan membaca Al Qur’an adalah sederet protokol yang sudah ditetapkan. Dengan memastikan ibadah tersebut selalu dijalankan, secara tidak langsung kita telah membangun instalasi ketauhidan.

Akan tetapi, terkadang keimanan seseorang tidak selamanya stabil karena dapat pula berada pada posisi futur atau malas beribadah. Bagaimana mensiasatinya? Terapkan konsep bahwa sejatinya semua kebaikan yang kita lakukan, seperti ibadah, sedekah, dan sebagainya, akan menguatkan keimanan dan semua keburukan akan melemahkan keimanan.

Advertisement

2. Puasa adalah bagian dari ibadah wajib, namun, perlu adanya meninggalkan hal-hal yang kurang berfaedah

Photo by Michael Burrows from Pexels

Photo by Michael Burrows from Pexels via https://www.pexels.com

Umat muslim di dunia hanya dapat melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadan sekali dalam setahun. Untuk itu, tidak heran banyak orang berlomba-lomba dalam beribadah juga berbuat kebaikan. Sayangnya, tidak semua orang melakukan hal demikian. Ada saja yang berpuasa. Namun, tetap tidak meninggalkan hal-hal yang buruk seperti senantiasa berghibah atau membicarakan orang lain, senang marah-marah, ataupun berdusta. Padahal, puasa adalah perisai umat muslim sehingga diwajibkan meninggalkan perbuatan tercela.

Melakukan hal-hal tidak pentingpun masuk kategori berpuasa yang sia-sia karena mengurangi pahala, melemahkan keimanan. Hal-hal tidak penting tersebut di antaranya, tidur sepanjang hari hingga melupakan ibadah wajib seperti salat, kerja sepanjang waktu tanpa henti, bermain gawai tanpa mengindahkan sekitar. Semua hal tidak penting tersebut, sesungguhnya, tidak mendatangkan kebaikan bagi tubuh tetapi juga tidak baik untuk keimanan.

Maka jauhilah berbuat keburukan dan hal-hal tidak penting agar kita mendapatkan reward ataupun balasan setara dari Allah SWT.

Advertisement

3. Ramadan tak hanya bulan penuh berkah, tetapi juga bulan turunnya Al Qur’an

Photo by khats cassim from Pexels

Photo by khats cassim from Pexels via https://www.pexels.com

Puasa adalah privilege yang diberikan Allah SWT. kepada para hamba. Apapun kebaikan yang kita lakukan, maka niscaya pahalanya selalu dilipatgandakan bahkan cenderung tidak dapat terhitung kadarnya. Maka dianjurkan membiasakan lisan dengan membaca Al Qur’an, membiasakan mata dengan melihat Al Qur’an, dan membiasakan telinga dengan mendengar lantunan ayat-ayat Al Qur’an. Ketiganya akan mendatangkan pahala yang tidak ternilai hitungannya.

4. Makanan tidak hanya melemahkan iman, tetapi juga ruang kesempatan menurunnya imunitas tubuh

Photo by William Choquette from Pexels

Photo by William Choquette from Pexels via https://www.pexels.com

Makanan itu bak pisau bermata dua. Tatkala membawa kebaikan bagi tubuh, tetapi dapat pula melemahkan imunitas.

Berpuasa, artinya menahan nafsu. Termasuk nafsu ingin menyantap segala rupa makanan yang enak di lidah tapi “jahat” di perut dan tubuh. Maka, makanlah secukupnya dan jangan berlebihan. Sebab, itulah inti dari berpuasa yakni untuk menekan keinginan yang meluap-luap.

Ingat, makan berlebihan tidak membawa satupun kebaikan bagi tubuh, malah sebaliknya. Pandai-pandailah memilih makanan yang akan masuk ke dalam tubuh karena pengaruhnya akan luar bisa pada imunitas tubuh.

5. Ramadan sama artian dengan mengembalikan fitrah, maka sudah sepatutnya menjaga imunitas tubuh dengan kembali pada konsep tanah sebagaimana manusia diciptakan

Photo by Meruyert Gonullu from Pexels

Photo by Meruyert Gonullu from Pexels via https://www.pexels.com

Di bulan Ramadan ini, semua umat muslim berproses kembali pada fitrahnya. Begitu pula iman dan imun. Menjaga iman untuk kembali ke fitrah adalah dengan senantiasa beribadah. Menjaga imun tubuh adalah dengan kembali pada konsep awal manusia diciptakan yaitu kembali pada konsep tanah yang murni.

Mengapa untuk menjaga imun tubuh harus kembali pada konsep tanah murni? Karena segala sesuatu yang berasal dari tanah yang baik dan suci akan baik pula hasilnya. Begitupun dengan makanan. Pilih produk-produk sehat dan alami seperti madu, sayur dan buah, lemak baik juga rimpang-rimpangan. Hindari produk-produk olahan dan rekayasa yang merupakan musuh terbesar bagi tubuh. Dengan demikian, imunitas selama bulan suci Ramadan akan selalu terjaga.

6. Suka karena biasa. Asupan sehat tidak selamanya enak, harus dibiasakan maka tubuh akan senantiasa menerima

Photo by tangkapan layar BSI Ramadhan Fest

Photo by tangkapan layar BSI Ramadhan Fest via https://www.bsiramadhanfest

Makanan sehat memang tidak selamanya enak, tetapi khasiatnya bagi imun tubuh sangatlah luar biasa. Mengkonsumsi makanan sehat justru akan mengembalikan setting-an tubuh yang benar. Jika sudah benar, maka keluhan yang acap dirasakan tubuhpun akan berkurang.

Ustad dr. Zaidul Akbar dalam akhir webinar menitipkan pesan bahwasanya kita harus memaksakan diri untuk memakan makanan yang baik dan sehat untuk tubuh dan tolak makanan yang tidak membawa manfaat bagi tubuh. Bila perlu, pilah-pilih makanan harus dilakukan.

Ustad dr. Zaidul Akbar menambahkan dua hal dalam pesannya. Pertama, kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu dan bukan dikendalikan oleh hawa nafsu. Kedua, bertanggungjawablah dengan apa yang dikonsumsi karena tubuh adalah pemberian Allah SWT., sebab, itulah esensi dari menjaga imunitas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis

CLOSE