Kisah 5 Pelukis Terkenal yang Menginspirasi, Berkarya Sambil Berjuang Melawan Segala Masalah Hidup

Kisah hidup para pelukis ternama yang dapat memberikan kita motivasi...

Seni merujuk pada sebuah kata di mana ketika kita membaca dan mendengarnya kemudian tak sedikit yang membayangkan kata tersebut dengan lukisan. Pada psikologi, terdapat teknik terapi yang disebut dengan art therapy. Lingkup art therapy ini di dalamnya terdapat music therapy, dance therapy, menggambar, melukis bahkan merangkai bunga turut masuk daam kategori art therapy.

Kita tentunya sering mendengar nama-nama pelukis terkenal yang karya nya sudah tidak asing lagi dilihat. Tetapi tahukah kamu bahwa menjadi pelukis tidak hanya mengandalkan inspirasi dan hidup dalam kreativitas untuk menghasilkan karya yang sangat bernilai?

Beberapa diantaranya harus berjuang hidup dan berkarya dengan berbagai macam liku kehidupan. Tak jarang lika-liku hidup tersebut menjadi inspirasi utama yang dapat menghasilkan karya yang luar biasa, hingga terkenal sampai sekarang.

Advertisement

1. Vincent Van Gogh (1853-1890)

Retrogade Ink

Retrogade Ink via http://pinterest.com

Vincent Willem Van Gogh adalah pelukis asal Groot-Zundert, Belanda yang terkenal dengan lukisannya “Starry Night”. Anna Cornelius Carbentus adalah ibu Van Gogh yang menurunkan bakat melukisnya.

Van Gogh bergelut melawan depresi dan patah hati berulang yang dialaminya. Van Gogh memiliki kecenderungan bipolar yang membuatnya memotong daun telinga nya sendiri dengan pisau cukur ketika bertengkar hebat dengan sahabatnya, Paul Gauguin.

Advertisement

Van Gogh pernah menyatakan bahwa ia tidak dapat menyingkirkan kecenderungan bipolarnya karena entah mengapa penyakit tersebut dapat menginspirasi ketika melukis. Karya-karya Van Gogh tetap berjaya hingga kini dan terdapat Van Gogh Museum di Amsterdam. 

I want to paint what I feel, and feel what I paint.” – Vincent van Gogh

2. Edvard Munch (1863-1944)

Advertisement
My-Artworks Chen Parco

My-Artworks Chen Parco via http://pinterest.com

Pelukis asal Norwegia ini memiliki mental health problem yang dituangkan dalam karya nya “The Scream”. Memiliki trauma yang disebabkan oleh meninggalnya ibu dan adiknya karena tuberkulosis sebelum ia berusia 15 tahun. Edvard Munch mulai melukis awalnya untuk mengisi waktu luang ketika berada di rumah.

Karyanya “The Scream” merupakan ilustrasi atas kecemasan yang tidak dapat ia atasi di era perang dunia II. Selain itu “The Scream” juga mewakili diri pribadi Edvard atas rasa takut, pengalaman psikologis, trauma, penyampaian rasa takut yang di curahkan dengan warna-warna gelap khas Edvard Munch.

Nature is not only all that is visible to the eye, it also includes the inner pictures of the soul.” – Edvard Munch

3. Pablo Picasso (1881-1973)

Robert Wild

Robert Wild via http://pinterest.com

Salah satu pelukis favorit saya dengan gaya cubism nya yang khas dan menginspirasi adalah Pablo Picasso. Lahir di Malaga, Spanyol. Picasso tidak hanya terkenal sebagai pelukis, tetapi juga sebagai pengukir, penulis, dan seniman keramik. Picasso memiliki pengalaman di kehidupan percintaan yang tidak mudah pula. Memiliki affair dengan beberapa perempuan yang menjadi objek lukisannya meskipun sudah memiliki istri sah dan anak.

Bakat melukis nya diturunkan oleh ayahnya. Picasso terkenal dengan woman lovers. Cinta pertama nya Fernande Olivier yang menjadi model dari 60 karya nya. Istri pertama nya Olga Khokhlova dan drama perselingkuhan di mulai pada masa ini. Perselingkuhannya dengan Marie-Theresse, Dora Maar, Francoise Gilot, Jacqueline Roque. Pengalaman hidup Picasso dalam berkarya sebagian besar terinspirasi oleh perempuan yang pernah hadir dalam hidupnya.

Walaupun dikenal sebagai pelukis yang sukses, ternyata Picasso tidak dapat dikatakan sukses dalam kehidupan nyata dalam hubungan dengan perempuan.

The purpose of art is washing the dust of daily life off our souls.” – Pablo Picasso

4. Frida Kahlo (1907-1954)

Bodil Jane

Bodil Jane via http://folioart.co.uk

Tidak hanya pelukis laki-laki, tetapi pelukis wanita yang terkenal dan menginspirasi pun eksis. Frida Kahlo lahir di Coyoacan, Meksiko, merupakan pelukis kenamaan Meksiko. Hidup di rumahnya yang disebut dengan Casa Azul atau The Blue House. Frida menderita penyakit polio dari usia 6 tahun.

Ia mengalami kecelakaan hebat yang menyebabkan patah tulang sampai pinggul. Kecelakaan tersebut menyebabkan Frida harus menggunakan alat penyangga di tubuh nya dan terus terbaring di tempat tidur. Frida terkenal dengan karya self-portrait nya karena ia terbiasa sendiri. Keterpurukan Frida ditambah dengan adanya affair antara suaminya Diego Rievea dengan sejumlah perempuan, termasuk saudara perempuannya Cristina.

Hal tersebut tidak menghambat Frida untuk terus berkarya. Karya nya masih cukup terkenal dan dikagumi hingga saat ini.

I don't paint dreams or nightmares, I paint my own reality.” –  Frida Kahlo

5. Yayoi Kusama (1929-sekarang)

fabrics-store.com

fabrics-store.com via http://pinterest.com

Seniman yang satu ini tidak asing lagi kita dengar. namanya. Karya nya banyak dipamerkan di beberapa negara termasuk Indonesia. Dalam pengakuan pribadinya, Yayoi berjuang dengan gangguan psikologis. Namun, kondisi ini justru menginspirasi Yayoi untuk dapat menghasilkan karya yang dikenal dengan motif polkadot berwarna terang.

Pada tahun 1977, Yayoi tinggal di rumah sakit jiwa dan diperbolehkan untuk melukis di sart studio dan menulis di kamarnya. Menurut Yayoi Kusama, seni adalah salah satu terapi untuk masalah kejiwaannya. Yayoi mencoba menyembuhkan penyakitnya dengan menuangkan halusinasi, rasa takut, dan obsessive compulsive nya ke dalam gambar yang ia lukis seperti kita ketahui berbentuk polkadot.

My life is a dot lost among thousands of other dots”. – Yayoi Kusama.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah-kisah di atas adalah seberapa pun sulit nya hidup mu, terus lah berupaya dengan semangat. Ketika lelah kamu hanya perlu istirahat, bukan berhenti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Clinical psychologist

CLOSE