Kota Tua Jakarta terkenal dengan kekentalan suasana tempo dulu khas zaman kolonial Eropa. Walaupun beberapa bangunan tuanya telah beralih fungsi menjadi restoran, Anda masih dapat menemukan berbagai objek wisata dengan keaslian nilai sejarahnya.
Kota Tua terbuka 24 jam. Namun, beberapa objek wisata di sana memiliki jam-jam operasional tertentu sehingga bagi Anda yang ingin berkunjung ke Kota Tua harus datang lebih awal agar dapat menjelajah wisata tersebut. Transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Kota Tua cukup tergolong mudah. Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi, transjakarta ataupun KRL. Aksesibilitas yang mudah membuat diri menjadi semakin tidak sabar untuk melihat keunikan Kota Tua.
Maka dari itu, mari kita lihat 5 museum yang wajib Anda kunjungi.
ADVERTISEMENTS
1. Museum Fatahillah
Photo by Anekatrip via https://www.google.com
Photo by Anekatrip via https://www.google.com
Museum ini merupakan ciri khas dari Kota Tua, yang memiliki jam operasional pada pukul 09.00 WIB sampai 15.00. Objek Wisata ini memiliki arsitektur bangunan yang mirip Istana seperti di Amsterdam, Belanda.
Ketika memasuki museum, akan terlihat ruangan–ruangan pengadilan dan ruang bawah tanah. Pada zaman dahulu, ruangan ini digunakan oleh pemerintah kerajaan Belanda sebagai penjara. Banyak spot foto yang menarik dan dapat anda abadikan di tempat ini.
ADVERTISEMENTS
2. Museum Wayang
Photo by Tripadvisor via https://www.google.com
Photo by Tripadvisor via https://www.google.com
Tidak hanya Museum Fatahillah, Museum Wayang juga merupakan salah satu museum yang perlu dikunjungi apabila Anda datang ke Kota Tua. Museum ini berisikan kekayaan budaya Indonesia, yaitu wayang.
Dahulu, museum ini merupakan bangunan Belanda yang dibangun pada tahun 1640. Tidak hanya wayang – wayang Indonesia yang dipamerkan di dalam museum ini, banyak juga wayang – wayang dari negara lain yang dapat ditemukan seperti wayang Thailand dan wayang Kamboja.
ADVERTISEMENTS
3. Museum Bank Indonesia
Photo by @MuseumBI on twitter via https://www.google.com
Photo by @MuseumBI on twitter via https://www.google.com
Selain Museum Fatahillah dan Museum Wayang, wisatawan juga dapat mengunjungi Museum Bank Indonesia. Di museum ini, pengunjung dapat mempelajari sejarah sistem pertukaran uang di Indonesia. Museum Bank Indonesia cocok dijadikan sebagai destinasi edukasi bagi anak–anak yang ingin mempelajari tentang sejarah uang di Indonesia.
ADVERTISEMENTS
4. Museum Keramik
Photo by Atourin via https://www.google.com
Photo by Atourin via https://www.google.com
Belum berhenti disitu, wisatawan juga dapat berkunjung ke Museum Keramik. Gedung ini pertama kali didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1870. Di dalam museum ini, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi–koleksi keramik dan lukisan. Terdapat 1.350 jenis keramik yang siap memanjakan mata para wisatawan.
Keramik ini berasal dari berbagai daerah baik itu Indonesia sendiri maupun mancanegara. Keramik – keramik kuno peninggalan Kerajaan Majapahit dapat anda saksikan di tempat ini.
ADVERTISEMENTS
5. Museum 3 Dimensi
Photo by kumparanNews via https://www.google.com
Photo by kumparanNews via https://www.google.com
Museum terakhir yang tak kalah menarik di kawasan Kota Tua adalah Museum 3 Dimensi. Para kaum muda cocok untuk berkunjung ke tempat ini. Terdapat berbagai macam lukisan 3 dimensi mulai dari lukisan satwa, laut, dan sebagainya.
Di dalam museum ini juga terdapat rumah kaca yang patut dicoba oleh para pengunjung. Tempat ini juga merupakan objek wisata yang memiliki tingkat kunjungan yang tertinggi. Penat akhir pekan dapat dilepaskan dengan mengunjungi museum 3 dimensi di Kota Tua ini.
Nah, itu tadi penjelasan mngenai 5 museum yang dapat Anda temui ketika mengunjungi Kawasan Kota Tua. Saya sendiri sudah mencicipi hampir semua objek wisata di atas. Berwisata ke Kota Tua adalah pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan. Penat akibat rutinitas sehari-hari akan langsung hilang di tempat ini. Kalian kapan ke Kota Tua?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”